Anna adalah anak haram yang hidup menderita sejak kecil. Jalan hidupnya ditentukan oleh keluarga Adiguna secara kejam. Bahkan Anna harus menikahi calon suami kakak tirinya yang kabur meninggalkan pernikahan. Lion Winston, kekasih kakak tirinya, mereka saling mencintai, tapi entah kenapa kakak tirinya meninggalkan laki-laki sempurna itu. Tetapi Anna, gadis malang yang akan menerima penderitaan akibat kesalahan kakak tirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elizabetgultom191100, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enyahlah!
Anna mengalihkan perhatiannya dari David, kini ia sangat marah. Marah karena Leon terlalu mengontrol kehidupannya. Dan emosi pria itu juga tidak bisa dikendalikan.
"Leon, aku bukan boneka yang bisa kau atur sesukamu! Dan jangan membuat malu di tempat ini. Enyahlah, aku sungguh muak melihatmu." Anna kemudian membantu David bangkit. "Ayo Kak, kita pergi." gadis itu pergi membawa David dari sana.
Tinggallah Leon yang mematung di sana. Ucapan Anna terlalu sakit menusuk hatinya. Ditambah Anna lebih peduli pada David dibanding dirinya membuat Leon semakin sakit. Untuk pertama kalinya dia merasakan perasaan seperti ini seumur hidupnya. Biasanya dia yang meninggalkan wanita, sekarang malah sebaliknya.
Sebenarnya Anna bukanlah gadis yang sulit didekati. Namun cara Leon salah dalam mengambil hatinya. Anna adalah gadis ekspresif yang menginginkan kebebasan. Tetapi Leon malah membatasi pergaulannya, membuat Anna tidak nyaman bersamanya. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Leon tidak suka wanita yang dia sukai dekat atau bicara dengan pria asing, sementara Anna tidak suka dikekang. Hal itulah yang akan membuat kedua insan ini sulit bersatu.
Anna baru saja sampai di rumah keluarga Winston setelah membawa David ke rumah sakit. Gadis itu merasa aneh karena Leon belum datang untuk mengganggunya. Sikapnya tadi siang pasti membuat Leon marah dan malam ini ia akan kembali mengancamnya. Namun malam sudah semakin larut, Leon belum datang juga.
Keesokan paginya ketika Anna ikut sarapan, Leon tidak menyapanya sama sekali. Pria itu mendiamkannya. "Leon, malam ini adalah pesta ulang tahun pernikahan Paman Austin, pergilah ke sana untuk sekedar menyapa. Bawa Anna bersamamu." Baron membuka pembicaraan.
Anna tidak menyangka jawaban Leon, "Tidak perlu Yah, aku akan pergi sendiri." Leon menolaknya. Tidak seperti biasanya. Anna sadar Leon sedang marah padanya.
"Kenapa?" Baron pun heran, biasanya putranya itu senang membawa Anna bersamanya. Ia dan Diana saling melirik, berbicara dengan gerakan mata mereka.
"Setelah pulang dari sana aku harus pergi ke suatu tempat dan mungkin tidak pulang." jawab Leon santai. Pria itu menyantap makanannya, membiarkan Anna kebingungan.
Anna tidak tahu kenapa, dadanya terasa sakit mendengar penolakan Leon. Mengingat kejadian semalam, sikapnya memang sudah keterlaluan pada pria itu. Mungkin itulah penyebab Leon menjadi dingin padanya hari ini.
Bukannya dia harusnya senang dengan sikap dingin Leon? Ia tidak suka Leon ikut campur dalam urusannya. Tapi sikapnya pagi ini menimbulkan perasaan yang tidak bisa dia mengerti.
Anna menghabiskan waktunya di kamar hari ini, karena nanti sore ia memiliki janji dengan David. Pria itu mengajaknya ke acara pernikahan temannya dan Anna mengiyakannya. Anna merasa tidak masalah ikut dengan David meski dia sudah menikah, lagi pula pernikahannya hanyalah sebuah drama.
Anna mengenakan gaun panjang berwarna emerald dengan manik-manik mewah yang membuat penampilannya tampak memukau.
"Wow, kau luar biasa malam ini." puji David begitu mereka bertemu di depan gedung tempat pesta diadakan. Sebelumnya David bersikeras menjemputnya, tapi Anna menolak karena tidak ingin Baron dan Diana melihatnya pergi bersama David.
"Kau bisa saja." Anna pun terpana melihat David yang terlihat berbeda dari biasanya. David memotong rambutnya membuat tampilannya terlihat segar dan menawan.
Ketika mereka berjalan masuk ke dalam gedung, Anna beberapa kali menghindari David yang berusaha menggandengnya. Hal itu membuat David harus menelan pil pahit karena tidak bisa terlihat seperti pasangan yang serasi dengan di pesta itu.
David membawa Anna menemui temannya yang sedang menikah. "Justin Frederick, selamat atas pernikahanmu." ucap David pada pengantin pria yang sedang mengobrol dengan tamu lainnya. Dan tamu itu tampak familiar dari belakang bagi Anna. Dan ketika tamu itu berbalik, mata Anna membulat, "Leon?" gumamnya membuat David melihat Leon juga.
Suasana macam apa ini? Ketiganya merasa jengkel karena bertemu dalam kondisi seperti ini. Istrinya menjadi pasangan pria lain, sementara dirinya terlihat begitu menyedihkan.
"Kak, kenapa tidak bilang Leon ada di sini?" bisik Anna.
David menggeleng karena dia juga tidak menyangka Leon akan hadir di sana.
"Terima kasih sudah datang man. Dan siapa gadis cantik ini?" Justin menyela suasana yang mencekam itu.
Justin menjabat Anna, "Anna." ucap Anna singkat tanpa menyebut nama Winston di belakang namanya.
"Dia temanku Justin." jawab David.
Justin mengangkat alisnya, "Hanya teman?"
"Tentu saja. Kami benar-benar hanya teman biasa." Anna mengangguk untuk meyakinkan pria itu.
"Ternyata kau juga di sini?" ucap David pada Leon yang kini menatap Anna intens.
"Hem." jawab Leon acuh sambil meneguk anggurnya dengan kasar.
"Tapi tunggu, sepertinya aku pernah melihat nona ini. Tapi dimana, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" ucap Justin, pria itu tampak berpikir.
Anna cemas, jika sampai Justin mengenalinya sebagai istri Leon, maka harga dirinya akan jatuh. Sebab dia datang bersama David yang merupakan sahabat suaminya sendiri. Namun Leon tampak santai melihat kehadirannya, pria itu tampak dingin seperti biasanya.
"Tentu saja kau familiar dengannya. Anna cukup terkenal di sosial media." jawab David.
"Benarkah? Mungkin saja aku melihatmu di media sosial." meski Justin tampak tidak yakin. Dalam suasana yang canggung itu, hanya Justin yang tidak menyadarinya.
Seorang wanita cantik bergaun merah menyala dengan belahan paha yang tinggi menghampiri mereka. Wanita itu tampak elegan dan menawan. Anna tidak menyangka, wanita itu menggandeng tangan Leon.
"Kalian sedang mengobrolkan apa?" suara gadis itu terdengar lembut.
"Alana?" panggil David. Pria itu sama terkejutnya melihat teman kuliah mereka yang cantik itu. Alana, satu-satunya teman wanita yang dekat dengan tiga pewaris tunggal itu, Leon, David dan Liam. Gadis itu tinggal cukup lama di luar negeri setelah mereka lulus kuliah.
"Hai David, kau di sini juga? Lama tidak bertemu kau semakin tampan saja." gadis itu menyapa dengan lembut, siapa pun yang melihatnya pasti tidak akan bisa memalingkan matanya.
"Kau bisa saja. Kapan pulang dari Paris?" tanya David.
"Baru satu minggu di sini, kemungkinan aku akan menetap."
"Baguslah, lain kali atur waktumu, kita minum kopi bersama."
Alana mengangguk, ia melirik Anna yang merasa tidak dianggap dalam perbincangan itu. Mereka semua saling mengenal, hanya dirinya yang tidak kenal semua orang itu.
"Bukankah ini adik Laura?" Alana langsung mengenali Anna. Alana tentu tahu Leon menikahi adik Laura sebagai pengganti, tapi kenapa Anna malah bersama David? Wajah gadis itu dipenuhi pertanyaan pada Leon dan David.
"Leon..."
"Alana, temani aku menyapa Paman Austin." Leon memotong kalimat Alana, sebelum gadis itu menanyakan hal yang akan membuat Justin curiga.
Alana tidak bisa menolak karena Leon menarik tangannya. Anna melihat kepergian mereka. Dadanya terasa sesak melihat pemandangan itu. Anna meremas handle tas genggamnya erat yang tanpa dia sadari sedang diperhatikan oleh David.
"David, kalau begitu aku menyapa tamu lain dulu. Nikmati pesta ini." ucap Justin sambil menyapa Anna dengan isyarat matanya. "Nona Anna juga."
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
❤️❤️❤️❤️❤️