NovelToon NovelToon
Tetangga Badboy

Tetangga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Berbaikan / Playboy / Selingkuh
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Messan Reinafa

Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Skandal

Dari beberapa hari yang lalu, pagi ini cukup cerah dari pagi-pagi sebelumnya. D

Kejadian Timo sudah terlewati beberapa minggu ini, dan kekosongan itu perlahan mulai terisi dengan kehangatan yang diberikan orang-orang sekitarnya.

Ia melangkah kekantor dengan senyum, mengenakan setelan jas hitam dan moca untuk innernya.

ia melangkah dengan mantap, namun pandangannya terganggu dengan kerumunan wartawan dilobi apartemen yang bertumpuk seolah menanti jawaban seseorang.

Ia berusaha melangkah maju tidak mempedulikan.

Namun sayup-sayup ia mendengar salah seorang berkata pada security yang berjaga

"Apa benar Kai Hanson tinggal di apartemen ini?"

Namun demi melindungi privacy penghuni Security tidak menjawab dan mencoba mengalihkan pertanyaan mereka dengan mengusir secara halus.

Ada apa dengan Kai? pikirnya. kalau untuk wawancara biasa tidak mungkin 5 orang wartawan sampai rela menunggu

Oh... mungkin saja mengenai rencana pernikahan mereka. gumamnya sambil berlalu

Naniaberusaha berjalan cepat demi menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan ditujukan padanya.

Apakah anda penghuni apartemen? atau anda mengenal Kai Hanson? itu yang terbayang di pikiran Nania

***

"Na, lihat deh!" seru Artha, menyodorkan ponselnya. "Berita terbaru, heboh banget di IG!"

Nania menerima ponsel itu sekilas, namun pandangannya langsung terpaku.

Di layar tertulis: "Personel Minor Keys Terlibat Skandal."

Nania terperanjat. Matanya langsung tertuju pada nama band yang ia kenal, "Minor Keys".

"Coba gue lihat," ucapnya, berusaha terdengar santai, tapi cepat-cepat meraih ponsel dari tangan Artha.

Ia membaca tulisan demi tulisan dengan saksama:

" Vokalis Minor Keys terlibat skandal! Benarkan ia tidak mau bertanggung jawab dengan anak yang dikandung pasangannya?"

sontak Nania kaget melihat headline berita ternama itu.

"Kai?" "anak"

wajar saja ia mempunyai anak dengan pasangan yang dicintainya. Tapi kenapa dia tidak mau bertanggung jawab?

Mungkin memang seperti itu sifatnya. Ia akan meninggalkan wanita jika sudah bosan.

 Timbul rasa kecewa di hati Nania.

Ia teringat perhatian-perhatian yang diberikan kepadanya beberapa minggu belakangan ini, mungkinkah ia menjadikanku boneka barunya? gumam Nania dalam hati.

Ia melanjutkan deskripsi berita itu, wanita yang dikenal dengan Hanny itu akan menggugat Kai karena tidak mau mengakui anak yang dikandungnya. Dan diketahui ia sudah mengandung dengan usia kehamilan 8 bulan.

Nania terdiam. Ponsel itu perlahan ia turunkan.

Ia menarik napas dalam.

Perhatian yang dia kasih tempo hari… cuma pertolongan biasa. Nggak lebih. Dan gue?…gue juga nggak bisa move on semudah itu hiburnya dalam hati.

“Kok lu diem, Na? Lu masih ingat kan Kai, yang kita temuin waktu acara alumni itu?” tanya Artha, memecah keheningan.

“Oh… ho-oh,” jawab Nania singkat.

Ia memang tidak pernah memberi tahu Artha kalau Kai adalah tetangganya.

" Gila ya, padahal mereka udah lama pacaran tapi giliran udah hamil aja, langsung di tinggalin tuh cewek? Ujar Artha

Nania hanya manggut-manggut. Ia tidak mau Artha tau Kai sekarang sudah menjadi tetangga nya dan entah mulai dari kapan mereka sudah dekat.

Namun melihat berita barusan semakin memantapkan hati Nania untuk menjauhi Kai, dan tidak ingin terlibat lebih dalam kehidupannya.

***

Jarum jam menunjukkan pukul 17.30.

Hari ini terasa melelahkan. Akhir bulan membuat Nania tenggelam dalam laporan proyek yang menumpuk.

Untunglah semuanya selesai tepat waktu. Ia merapikan meja, menarik napas lega, lalu bersiap pulang.

Begitu tiba di lobi apartemen, wartawan yang pagi tadi memenuhi area itu nampak sudah bubar. Ia melangkah tegap menuju lantai kamarnya.

Sampai di depan pintu kamarnya, pandangannya sempat melirik satu pintu sebelum kamarnya. Tertutup rapat.

Tapi rasa penasaran Nania makin menggebu. Ia mendekat, menempelkan telinga ke pintu kamar Kai, berharap mendengar sesuatu.

tapi tidak ada suara dari dalam.

Tidak ada suara langkah, tidak ada musik juga yang terdengar.

Ia menggeser sedikit posisi, telinganya masih menempel. Mencoba mencari-cari tanda kehidupan di dalam.

Tiba-tiba...

Klik!

Pintu terbuka dari dalam.

“Aaakh!” Nania kehilangan keseimbangan dan jatuh tepat ke dada Kai, yang sialnya, hanya mengenakan boxer dan bertelanjang dada.

Suasana mendadak canggung

Ia cepat-cepat menjauhkan badannya dari Kai yang nampak kebingungan menatapnya tajam.

“Lu… ngapain?” tanya Kai datar

“Eng… enggak… enggak kayak yang lu pikirin!” jawab Nania buru-buru ingin pergi.

Tiba-tiba, suara langkah terdengar di ujung lorong.

Kai menoleh sekilas. Wajahnya berubah serius. Dalam sepersekian detik, ia menarik Nania masuk ke kamarnya, menutup pintu, lalu menguncinya rapat-rapat.

Kini Nania berdiri terpaku tepat di dalam kamar dekat pintu

Ia tak sempat protes. Mulutnya sudah didekap dari depan.

Kai menempelkan telunjuk kanannya ke bibir, memberi isyarat tegas, diam.

Lagi-lagi, wajah Kai terlalu dekat.

Tatapannya menusuk, tajam, membuat Nania tak berkutik. Ia menatapnya dari ujung rambut, turun ke mata, hidung… hingga akhirnya, perlahan, Kai melepaskan dekapan di mulutnya.

Jempol tangannya menyentuh bibir Nania, lembut… nyaris membuat jantungnya berhenti berdetak. Sorot mata itu berubah penuh gairah, hangat tapi berbahaya.

Nania reflek mendorong tubuhnya ke belakang membuat Kai terpental ketempat tidur.

Ia seperti ketakutan, menunggu apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya.

Kai kembali mendekati Nania yang terlihat waswas.

"Jangan mendekat!" ucapnya sembari mengarahkan kedua tangannya kedepan menolak untuk didekati.

"Buahahaha..." Tawa Kai pecah melihat sikap Nania seperti akan diprk**sa.

Ia menggamit lengan Nania. Mendekatkan wajahnya ke Nania lagi. Ia senang mempermainkan perasaan Nania yang waspada akan sikapnya.

Menatapnya dalam seperti mencari sesuatu disorot matanya, mengungkap apa yang mungkin disembunyikan.

" Kai, tolong menjauh...!!" hardik Nania membuat Kai melepaskan genggamannya.

" Kenapa akhir akhir ini kamu menjauh Na?"

" Apa kamu mempercayai rumor itu?" tanya Kai spontan.

Nania gelagapan, jawaban apa yang mesti ia utarakan

"  Ternyata kamu sama kaya mereka" Ucapnya kecewa

Tanpa kata, ia meraih celana panjang dan kaos hitam santai, mengenakannya.

Kemudian, dengan langkah tenang, ia menuju balkon. Menyalakan sebatang rokok.

Wajah kecewa terlihat jelas dibalik kepulan asap rokoknya.

" Silahkan keluar, tadi aku kira ada wartawan yang datang... maaf udah bawa kamu masuk" ucapnya dingin

Nania yang masih canggung akhirnya memberanikan diri melangkah ke balkon, mendekat ke arah Kai.

“Kai, aku tahu mungkin terdengar aneh, tapi aku ga mau terlibat dalam kehidupan kamu lebih dalam” ucapnya hati-hati

"Pacar kamu pasti membutuhkan kamu" ujar Nania pelan melanjutkan seraya mengambil tas kecilnya yang terjatuh hendak bergegas pergi

“Itu bukan anakku" ucap nya lantang menghentikan langkah Nania.

" Apa maksudmu?" Tanya Nania penasaran.

" Hubungan kami hanya sebatas bisnis keluarga, Hani sudah menjalin hubungan dengan pria lain bahkan sebelum ia bertemu denganku." Suara Kai mantap.

Nania melihat tidak ada kebohongan dari apa yang diucapkannya. Ia berbalik memandang Kai tajam.

" Tapi... kalian begitu mesra di sosial media?" tanyanya lagi

"Itu hanya pencitraan publik, bahkan untuk melakukan itu dengan nya aku tidak pernah, tapi karena takut ketahuan orang tuanya, ia mengorbankan aku. Hubungan kami sudah lama berakhir bahkan dari setahun yang lalu".

Suara kai perlahan melemah, ada rasa iba di hati Nania.

Tapi ia masih ragu, apakah ini semua benar? atau hanya akal-akalan Kai untuk menarik simpatinya.

Ia mematikan puntung rokoknya setelah hisapan terakhir. menghampiri Nania yang membeku.

Membelai lembut rambut Nania dan menatapnya dalam.

Wajah mereka semakin dekat diiringi helaan nafas hangat yang beradu.

Dengan lembut Kai mendekatkan bibirnya ke bibir Nania, tidak ada perlawanan seperti tadi,

Nania terdiam, otak nya berteriak menolak, tapi justru tubuhnya tidak melawan, jantungnya berdegup keras. perlahan matanya tertutup seiring desahan nafas Kai yang hangat. Kini bibir Kai menembus pertahanannya. Kai memegang tengkuknya, jemarinya mencengkram kuat namun bergetar halus seolah ia tak yakin dengan keberaniannya.

Ciuman yang tadi nya lembut perlahan berubah jadi panas dan kasar. Tangan Kai menjelajah lebih jauh meraba- raba da-da Nania yang menyembul dari balik kancing kemejanya.

tangan itu merambat menuju kancing kemeja nya. Ia membuka satu persatu. Nania sudah tak ada perlawanan. gairah nya juga menggebu merespon sentuhan-sentuhan lembut dari pria yang mengharapkan dirinya.

tiba-tiba.

tok... tok... tok...

Seseorang mengetuk pintu memecah atmosfer panas yang baru saja mulai membakar suasana.

Nania reflek mendorong Kai memutuskan ciuman mereka. Nafasnya terengah buru-buru merapikan kembali b-ra nya yang sudah berantakan lalu menutup kembali kancing kemejanya yang terlepas.

Kai menghela nafas berat.

Semakin lama ketukan pintu semakin cepat. Suara seorang wanita dibaliknya setengah berteriak

"Kai, buka pintu nya!, ini aku Hanny"

Mereka saling berpandangan dalam kepanikan yang sama. cepat-cepat ia menarik tangan Nania membawanya kebalkon. membantu Nania melangkahkan kaki nya ke kamar sebelah.

"Cepat buka Kai!" ketukan pintu nya semakin keras membuat Kai bergegas kedepan.

klik...

Pintu terbuka. " Sayang...kamu kok lama banget buka pintu nya?"

Wajah Hanny berubah manja.

Dari balkon sebelah, Nania diam-diam mendengarkan. Ada perasaan sakit yang ia rasakan karena panggilan Hanny ke Kai yang begitu mesra.

"Hanny, udah cukup! jangan korbankan aku karena masalah kamu!" kai menepis tangan Hanny disaat ia berusaha untuk memeluknya.

" Sekarang udah puas kan kamu bikin karir aku hancur?"

" hahaha... Sayang, tidak ada yang salah karena kehamilan aku. Lagian orang-orang tahunya ini anak kamu!" ujarnya mengancam.

"Jika kamu bocorkan ini kepublik, aku ga jamin perusahaan papa kamu akan bangkit lagi, dan ingat sayang, jantung papa kamu itu udah lemah. Kamu ga mau kan tiba-tiba dia dengar berita anak semata wayangnya tidak mau bertanggung jawab dan menikahi calon pewaris Wijaya " ujarnya mengejek seakan tidak perduli dengan perasaan pria didepannya.

Kai terdiam, ia terlalu lemah jika ini menyangkut soal papa nya. Wanita iblis itu kini tertawa senang melihat Kai yang tanpa perlawanan.

"Menyedihkan sekali kamu sayang" ucap Hanny membelai wajah Kai yang datar

" Bukankah yang menyedihkan itu kamu Han", ucapan Kai menghentikan tawa Hanni

"Apa maksud kamu?" suara Hanny meninggi

"Kamu mengandung anak Gerard Kusuma yang bahkan tidak mengakui kamu sebagai gundiknya"

Plakk... tamparan Hanny mendarat dipipi Kai

Ia yang sedari tadi tertawa kini wajahnya berubah merah padam.

Nania yang mendengar dari balkon sebelah menutup mulutnya syok tak percaya apa yang ia dengar barusan.

Gerard Kusuma? pria setengah baya pemilik perusahaan technologi ternama yang sudah mempunyai keluarga dean tiga anak ternyata memiliki seorang gundik? begitu banyak tanya yang muncul dalam pikirannya.

sejauh mana hubungan mereka hingga ia hamil anak dari pria itu dan akhirnya mengorbankan Kai demi nama baiknya.

"Ingat, jika kamu berani bongkar semua nya, habis kamu! ancam wanita itu.

Ia bukan lah seorang calon ibu yang lemah lembut. Tapi seorang iblis yang tidak tahu akan sadar kapan akan berhenti untuk bermain api.

Dengan perutnya yang mulai membesar ia meninggalkan Kai yang tersenyum sinis menatapnya dengan tatapan menjijikkan.

Ia membanting pintu kamar Kai dan meninggalkan apartemennya

1
Koesbandiana
3 bagus tu gambarnya
Messan Reinafa: trmakasih, note 🙏🙏
total 1 replies
Shinn Asuka
Wah, keren betul!
Messan Reinafa
makasi
Libny Aylin Rodríguez
Pengen baca lagi dan lagi!
Messan Reinafa: ikutin terus ya 🙏🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!