Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Miya mengangguk mantap. malahan Dia sangat senang kalau Juwita dan Reina sering main ke rumahnya, apalagi kalau Aris juga ikut.
" gue juga dong" Akmal dan Adnan tak mau ketinggalan.
" Dih, ini tuh khusus cewek-cewek tahu"
Adnan bertingkah seperti banci.
" Ya udah aku ganti nama aja kalau gitcuh. anandhini Ayu Puspita Ajeng Bianca Saputri. salam kenal yach"
Juwita mendorong sepupunya.
" jijik! jauh-jauh dari gue!!"
Raina dan Akmal kompak tertawa. kalau saja tidak ada Raina, Akmal pasti sudah ikut menggila. dia harus jaga image itu di depan Pujaan Hati.
" lawak-lawak" laki-laki itu menggeleng kepala, kemudian menoleh pada Raina yang masih terkekeh. cantik banget.
kembali ke Gazebo, Aris terus saja memperhatikan Miya, menikmati ciptaan tuhan yang mampu menggetarkan Seluruh jiwa raga hingga sel-sel sarafnya. dan dadanya lagi-lagi seperti ditusuk pisau.
"Akh! fuck! "
" Aris, kamu kenapa?"
" enggak, ini tadi aku nggak sengaja ketelen biji mangga, jadi nyangkut di tenggorokan. agak gimana gitu. ehemm!! "
Miya tercengang.
" beneran?"
Aris tergelak.
" bercanda, Miya. lucu banget sih" Iya seolah ingin mencubit pipi Miya. tapi tak ia lakukan takut Miya tidak nyaman kalau ia sentuh.
" Ris elu nggak foto?" tanya Adnan.
" gue jagain Miya. lu puas-puasin deh. kapan lagi rakjel main ke rumah Sultan."
" asu" maki Adnan.
" kamu ikut foto aja. aku nggak apa-apa kok"
" maunya foto sama kamu. di pelaminan" Aris tersenyum jahil.
Miya menunduk gugup, bibirnya terangkat tipis tanpa bisa ditahan.
" ih, senyum. cie.. udah bisa senyum" goda Aris.
"A-aku mau ikut foto sama mereka"Miya salah tingkah sendiri. buru-buru berangkat dan bergabung dengan Juwita dan Raina.
Aris tertawa geli.
***
hari sudah sore saat teman-teman Miya pamit pulang. sebelum pergi cewek-cewek cupika cupika dulu.
" kapan-kapan Boleh nggak aku sama Raina nginep di rumah kamu" Juwita memasang Poppy Eyes.
Raina menambahkan.
" Iya kita bisa girls time bareng. Maskeran, curhat, meraton drakor, Kita juga bisa jalan-jalan ke mall"
Juwita menjentikkan jari.
" ide bagus! boleh ya?"
" Aku nggak tahu dibolehin kalau malam-malam atau enggak sama papa. tapi kalau mau nginep di rumah Boleh. aku malah senang kalian betah di sini. kalau mau datang kapanpun kapanpun, juga nggak apa-apa"Miya melirik Aris malu-malu. diam-diam kalimat terakhir ditujukan untuk laki-laki itu.
tahu kalau sedang dilirik, Aris langsung mengulum senyum. debar jantungnya meningkat.
" Lirikan Matamu menarik hati"
"Anjay" sahut Akmal tertawa.
" Tombo Ajeng! " seru Adnan.
Aris sontak menampar mulut Adnan.
" tuman! Nggak sopan! mulut apa sampah!"
" suci kadang-kadang" Adnan melirik sinis Aris.
" kayak bocah" Sindir Juwita.
ketika laki-laki itu seketika mengunci mulut masing-masing.
Aris menghela nafas.
" kapan selesainya nih cewek-cewek? Giliran dong,gue juga mau cupika-cupike sama Miya"
" Iya, gue juga" tugas Adnan.
Aris langsung sewot.
" apaan lo! nggak boleh! enak aja! Miya cuma punya gue!"
"CIEEE!!! " sorak demi sorakan menggema di seluruh ruang.
Miya menunduk guna menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat. jantungnya berdegup kencang kupu-kupu mangga titik perutnya.
Aris cengar-cengir. Suka banget melihat Miya salting. Iya lalu menoleh ke portal ketika mendengar suara tangisan. sekujur tubuhnya langsung merinding melihat wanita berbaju merah di sana mengeluarkan darah dari mata. Aris bergidik, lalu beralih ke foto-foto keluarga yang tergantung di dinding.
dan betapa terkejutnya ia saat melihat wanita bersanding dengan papanya Miya di pelaminan, adalah wanita yang sama yang menjaga portal.
Dia mendekati foto pernikahan orang tua Miya untuk memastikan lagi, dan ternyata benar.
wajah mereka sama.
itu artinya... wanita berbaju merah itu adalah mamanya Miya.
dan jika dilihat lebih jelas lagi ada semacam rantai yang membelenggu leher wanita itu hingga tak bisa kemana-mana,, terjebak entah sampai kapan di gerbang portal. seolah Ada sosok yang lebih besar yang mengambil kendali atas dirinya.
Wait!
Mungkinkah mamanya Miya tumbal pertama dari pesugihan Papanya Miya.
****
pulang pulang Aris langsung rebahan di tempat tidur sambil menatap ke langit-langit kamar. Iya lemas karena terus memikirkan apa yang terjadi pada keluarga Miya. namanya Miya sudah meninggal, mengejutkannya wanita itu adalah perempuan berbaju merah yang menjaga portal- salah! lebih tepatnya terjebak di portal.
mungkin karena dia adalah tumbal pertama dari suaminya, dan karena itu dia terus meneror Miya? atau yang menerornya hanyalah makhluk yang menyerupai wanita itu untuk mengacaukan pikiran Miya.
bisa jadi.
Aris jadi penasaran dengan papanya Miya, kira-kira orang tuanya seperti apa.
merasakan kehadiran seseorang, Aris lantas menoleh ke jendela. benar saja, ada Lingga di sana. Ia pun merubah posisinya menjadi duduk.
ngomong-ngomong Kenapa laki-laki itu sudah muncul dari jendela?
Kenapa tidak dari teko Seperti di film Aladin?
" Lingga?"
baru memanggil namanya saja, Aris sudah merasa seperti, bicara dengan makhluk astral? Yang benar saja.
" Aku tahu Apa yang kamu pikirkan, Aris"
" lo nyata?"
" mau lihat?"
" lo.. nggak buruk rupa kan? muka lu nggak bopeng-bopeng kan, jangan-jangan lo kunti menunggu rumah kosong itu yang lagi nyamar lagi" mengingat itu Aris langsung merasa was-was.
" Aku sama seperti yang kamu lihat di mimpi"
" gue ragu"
" biar aku buktikan"
" tapi badan lu lengkap kan, kaki,-tangan, amankan? mata, jari-jari?"
" Aku sama seperti yang kamu lihat di mimpi" Lingga mengulang dengan nada yang lebih tegas.
Oke, Aris mulai yakin. dia berdehem, menyiapkan mental untuk bertemu kembarannya.
" lo boleh masuk kalau gitu. tapi Awas ya kalau muka lo burik"
Lingga maju perlahan, tubuhnya menembus jendela.
Aris menelan salivanya kasar, ia mengamati sosok Lingga dari kepala sampai kaki. anggota tubuhnya lengkap, aroma minyaknya sama seperti yang Aris rasakan di dalam mimpi, dan wajahnya 100% mirip dengannya. dan celana panjang putih.
Oke semua aman.
"jangan takut aku nggak akan nyakitin kamu"
" bukan itu, gue takut sama hantu bukan karena takut disakiti, manusia jauh lebih suhu kalau soal sakit menyakiti. gue takut karena mereka serem, bentuknya aneh-aneh, dan kadang suara mereka Bikin merinding nggak ketulungan" harus teringat dengan semua makhluk halus di rumah Miya yang ia lihat. seram dan bentuknya sungguh di luar Nurul. itu sebabnya sepanjang tour rumah gadis itu, dia hanya diam saja.
" tapi aku nggak kan? Aku sama seperti kamu"
"hem" Aris membuang muka. Lingga memang seperti dirinya, malah lebih menawan lelaki itu. Aris jadi Merasa tersaingi.
" elu yang nolongin Miya semalam?"
" iya "
" lo nggak macam-macam India kan, nggak curi-curi kesempatan pas dia pingsan. awas aja lo kalau sampai ketahuan curi-curi pandang ke Miya! "
Lingga tersenyum.
" tenang aja, aku nggak mungkin ngambil hak yang sudah menjadi ketetapan saudaraku"
" bagus" Aris manggut-manggut.
" tunggu, tapi gue masih nggak paham sama konsep kita yang saudara kembar. Gimana bisa manusia kembaran sama makhluk astral. dilihat dari segimanapun Rasanya nggak masuk akal. Apa.. jangan-jangan lo cuman Jin ifrit yang ngaku-ngaku?" Aris memicing curiga pada Lingga.
.
.
.