NovelToon NovelToon
Miracle Of Love

Miracle Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi
Popularitas:467
Nilai: 5
Nama Author: Yulynn

Cerita tentang Dewa dan Dewi Cinta yang awalnya saling mencintai. Mereka bertugas di alam manusia untuk menolong dan meringankan penduduk di bawah bukit cinta. Tetapi semuanya musna ketika Dewi Cinta jatuh cinta kepada manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulynn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

Destinasi pertama mereka di Bali adalah Pantai Kuta. Cuaca terik di pulau itu seolah diciptakan untuk berjemur dan memamerkan lekuk tubuh. Carissa dan Sarah berhasil menemukan tempat strategis di tengah keramaian pantai. Carissa segera menggelar kain di atas pasir, sementara Sarah dengan sigap melepaskan pakaiannya satu per satu, hingga hanya menyisakan bikini one piece berwarna marun yang menantang. Sarah tampak begitu percaya diri sambil melakukan gerakan-gerakan pemanasan yang sebenarnya tidak perlu, mengingat dia bahkan tidak bisa berenang. Berbeda dengannya, Carissa langsung duduk, menyalakan kipas portable di tangan kiri, dan sibuk merekam momen-momen di sekitarnya dengan tangan kanan, lalu mengunggahnya ke IG Story.

"Sa! Sunblock di tas, cepetan!" ujar Sarah tergesa-gesa sambil mengulurkan tangan, seolah hendak menerima tongkat estafet dan siap meluncur ke lautan manusia.

Carissa dengan sigap melempar kipas dan ponselnya secara bersamaan, lalu memasukkan tangannya ke dalam canvas bag Dior milik Sarah.

“Nih.” Sarah langsung merebut sunblok dari tangan Carissa dan langsung meluncur cepat.

Carissa sudah terbiasa melihat sahabatnya, si ekstrovert Sarah, mendekati cowok bule kece yang sedang berjemur tak jauh dari mereka. Dengan pengamatan kilat ala intel, Sarah menyimpulkan bahwa si bule itu sedang solo trip. Tidak ada barang-barang cewek di dekat cowok berambut pirang keemasan yang memakai celana renang hitam ketat itu. Benar saja, semenit kemudian, punggung Sarah sudah diusap-usap oleh si bule yang menyeringai nakal. Carissa masih sempat melihat Sarah mengedipkan sebelah mata padanya sebelum memalingkan wajah, tidak sanggup melihat adegan erotis sahabatnya sendiri.

"Nah, loh!"

Carissa terperanjat, ponselnya langsung tergelincir dari tangan. Ia mendongak dan terkejut melihat sosok yang tiba-tiba menghalangi matahari dan membuatnya kaget.

"Loh, kamu kan yang kemarin itu?" Carissa menunjuknya sambil mengingat pengalaman tidak menyenangkan dengan cowok pirang di depannya.

"Hayo, yang kemarin mana?" tanyanya bercanda. Cowok itu duduk di sebelah Carissa, membuatnya kembali merasa silau.

Carissa menggeser tempat duduknya, menjauhi cowok yang tidak punya rasa sungkan itu.

"Yang di Bukit Cinta, kan? Siapa namanya, ya? Lupa," Carissa pura-pura berpikir, padahal dia langsung lupa setelah cowok itu memperkenalkan diri.

"Brandon," jawabnya sambil menyeringai dan mengulurkan tangan.

"Oh, ya, Brandon. Kok bisa ketemu di sini? Ini kan kebetulan banget," ujar Carissa was-was, takut kalau selama ini dia diikuti oleh cowok bernama Brandon ini.

"Namamu, dong," Brandon mengayunkan tangannya lagi, meminta berjabat.

"Apa penting?" Carissa mulai merasa tidak nyaman.

Dia mencari Sarah dan melihatnya sedang telungkup, punggungnya diolesi sunblock oleh si bule kekar. Carissa memberi kode minta tolong. Sarah mengerti dan langsung bangkit setelah membisikkan sesuatu pada si bule yang mengangguk-angguk seperti boneka anjing di mobil.

"Ada yang bisa dibantu?" sapa Sarah sopan.

"Teman kamu?" tanya Brandon pada Carissa yang langsung mengangguk

"Aku Brandon," Brandon berdiri, membuat Sarah mendongak karena tubuhnya yang lebih tinggi

"Ada perlu apa dengan teman saya?"

"Hanya ingin berteman dengan teman kamu yang sejak di Bukit Cinta tidak mau memberitahukan namanya. Jangan-jangan dia mata-mata negara yang identitasnya dirahasiakan? Atau putri konglomerat yang kabur dari rumah? Atau..."

"Itu artinya teman saya tidak berminat berteman dengan kamu, Brandon," ujar Sarah ceplas-ceplos, membuat Carissa mengacungkan jempol dan bertepuk tangan tanpa suara.

"Tapi kenapa? Aku tidak bermaksud buruk, kok. Hanya ingin berteman saja." Brandon belum menyerah.

"Berteman dengan aku boleh banget," Sarah menurunkan kacamata hitam Gentle Monster-nya, menyisir poni ke belakang, lalu mengulurkan tangan. "Sarah."

"Oh, jadi kamu Sarah yang seharusnya jadi guide di Bukit Cinta!" Brandon meraih tangan Sarah dengan semangat dan senyum lebar.

"Yeah, yeah... Seharusnya aku, yeah," Sarah jadi salah tingkah. "Kamu not bad."

"Karena kita sudah berteman, bolehkah saya dikenalkan pada sahabat kamu, Sarah?" Brandon mengedipkan mata mautnya pada Sarah.

"Ehm, Ca ris sa... Aku masih ada urusan dengan Tony di sana. Bye, ya!" Sarah tiba-tiba pergi begitu saja.

"He! Rah..." seru Carissa, tapi terlambat. Sahabatnya sudah kembali ke pangkuan si bule bernama Tony.

"Nama kamu bagus, Carissa," Brandon kini duduk di sebelah Carissa.

Carissa langsung bangkit, memungut barang-barangnya dan melemparnya asal ke dalam tote bag kanvas yang dibelinya saat live shopping. Tak lupa, ia menarik tikar gulung dengan kuat hingga Brandon hampir terpelanting. Terakhir, dia meraih Canvas Dior Bag milik Sarah. Sebenarnya, ia ingin meninggalkannya di sana, tapi mengingat harga tas itu bisa membayar kontrakannya berbulan-bulan, akhirnya ia memutuskan untuk menyelamatkannya, meski jengkel pada Sarah. Dengan cemberut, Carissa menghampiri Sarah dan melempar Canvas Dior Bag itu di atas pasir, tepat di tempat Sarah dan Tony si bule sedang duduk merangkul.

"Thanks, bestie. Selamat bersenang-senang dengan Brandon," Sarah melambai-lambai pada Carissa yang wajahnya semakin merah, bukan karena panas terik pantai, tapi karena marah.

Brandon yang ikut menghampiri langsung mengacungkan jempol sambil berbisik "Thank you" pada Sarah. Lalu, ia pergi mengikuti Carissa yang ternyata pergi mengembalikan tikar di tempat penyewaan. Bukannya mengembalikan dengan baik-baik, Carissa malah meminta uangnya kembali karena hanya dipakai tidak sampai lima belas menit. Tentu saja, pemilik tempat penyewaan menolak.

"Kuda Niki?" tanya Brandon menyela dengan bahasa lokal, yang artinya "Berapa harganya ini?"

"Satus tali," jawab bapak tersebut, yang artinya seratus ribu, dengan raut wajah frustrasi menghadapi Carissa yang ngotot dan tidak ramah.

Brandon mengeluarkan selembar uang seratus ribu dan menyerahkannya pada Carissa.

"Gara-gara aku kamu nggak jadi berjemur, aku ganti, ya," bujuknya.

Carissa melotot pada Brandon dengan wajah masam dan langsung merebut uang itu dari tangannya.

"Matur Suksma, Pak," Brandon berterima kasih pada bapak tersebut, kemudian pergi membuntuti Carissa.

"Mau ke mana, Sa? Aku temenin, ya. Jalannya jangan buru-buru gitu, dong," Brandon kewalahan mengikuti Carissa yang sudah sampai di gerbang keluar.

"Aku nggak perlu ditemenin! Jangan ngikut!" Carissa berbalik memperingati Brandon dengan marah.

Brandon menyunggingkan senyumnya. "Aku nggak ada maksud buruk, kok. Kebetulan aku lagi solo trip, jadi senang juga bisa ketemu kenalan."

"Aku bukan kenalanmu! Lanjutkan saja solo trip-mu sendiri!" Carissa melangkah dengan marah. Liburannya benar-benar hancur gara-gara Brandon yang tidak tahu malu.

Brandon mengikuti Carissa yang masuk ke Café Hard Rock yang tidak jauh dari sana. Tiba-tiba, Brandon memanggil Carissa yang mendadak ngerem.

"Mau foto di sini? Sini, ku fotoin pakai kamera ku," Brandon menunjuk ke dinding bata dengan tulisan Hard Rock Café.

Carissa melotot tajam pada Brandon sebelum naik ke tangga masuk ke dalam Café yang sudah lumayan ramai. Carissa mengambil tempat duduk dua kursi di bagian outdoor dengan pemandangan yang menghadap ke kolam dan hotel, karena hanya tempat itu yang masih kosong. Dengan tidak sungkannya, Brandon duduk di depannya sebelum Carissa sempat meletakkan tasnya di kursi itu. Carissa bangkit dan menatap sekeliling untuk mencari tempat lain yang kosong, tapi nihil. Tempat itu sudah penuh oleh turis lokal dan asing.

"Duduk aja, yuk. Anginnya enak di sini. Kamu nginap di sini juga? Aku juga."

"Aku nggak nanya."

"Senyum, Sa."

Click

Bunyi shutter kamera yang berhasil mengabadikan wajah Carissa.

"Brengsek lo... Hapus!" Carissa berusaha merebut kamera Brandon yang memotretnya tanpa izin.

"Ok, ok. Aku hapus," Brandon nyerah, tapi berpura-pura sudah menghapus foto Carissa yang menurutnya sangat cantik.

"Awas kamu, ya."

Seorang waitress yang senyum-senyum melihat tingkah mereka meletakkan dua buku menu di hadapan mereka. Carissa tertegun melihat angka-angka di setiap menu. Burger seharga seratus ribu. Tidak ada makanan yang harganya di bawah seratus ribu. Tapi perutnya lapar.

"One night in Bangkok spicy shrimp, classic nachos, dan BBQ bacon cheese burger-nya dua," ujar Brandon mantap. "Mau minum apa, Sa?"

Tidak ada minuman seharga sepuluh ribu. Tapi, nggak mungkin dia pesan air mineral di café sekelas ini. Carissa mau nangis rasanya. Bukannya dia tidak punya uang, tapi jiwa miskinnya meronta-ronta. Tidak tega menghabiskan uang terlalu banyak untuk sesuatu yang hanya bertahan hitungan jam di dalam lambungnya.

"Mango berry cooler-nya dua, deh," ujar Brandon lagi, lalu mengembalikan buku menu dan menarik buku menu dari Carissa kepada waitress.

"Aku belum pesan!" serunya.

"Udah, kita sharing aja," Brandon mengangkat kameranya dan Carissa langsung menghadang wajahnya dengan tote bag bergambar kelinci.

"Kok bisa ke Bali? Ada kerjaan atau jalan-jalan?" tanya Brandon sambil memencet-mencet shutter kameranya.

"Bukan urusanmu," ketus Carissa sambil mengintip dari balik tote bag-nya.

Brandon sedang memotret area kolam renang dan menyisir area hotel dengan kameranya. "Mau lihat hasilnya?"

"Nggak." Carissa meletakkan tote bag-nya di lantai dan mengeluarkan ponselnya.

Dia juga membuka album dan melihat foto-foto yang dipotretnya di pantai sampai tidak sadar Brandon diam-diam memotretnya lagi. Brandon puas melihat hasilnya. Gadis di depannya sangat cantik dan menarik.

1
suhardi wu
ceritanya menarik, gaya bahasanya mudah dimengerti. mantap lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!