Lala mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya terjebak di dalam raga seorang antagonis di dalam novel dark romance, ia menjadi Clara Shamora yang akan mati di tangan seorang mafia kejam yang mencintai protagonis wanita secara diam-diam.
Untuk menghindari nasib yang sama dengan Clara di dalam novel, Lala bertekad untuk tidak mengganggu sang protagonis wanita. Namun, ternyata ia salah langkah dan membuatnya diincar oleh malaikat mautnya sendiri—Sean Verren Dominic.
“Sekalinya milik Grey, maka hanya Grey yang bisa memilikinya.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian tiga puluh
Tidak seperti kedua orang tuanya, Gabriel sudah tidak terkejut lagi kalau Clara yang akan menjadi tunangan Sean.
“Dad, Clara… putri kita kenapa bisa mengenal Tuan Sean?” Suara Jessica tercekat.
Steven tidak menjawabnya, ia mengira pria yang bersama putrinya adalah Elios, karena Clara sering bersama Elios.
Suara pembawa acara tidak terdengar begitu jelas, mata mereka masih tertuju pada sang putri yang terlihat begitu cantik malam ini.
“Perkenalkan semuanya, gadis di sampingku adalah Clara Shamora yang sebentar lagi akan memakai marga Dominic di belakang namanya,” suara Sean terdengar begitu tegas.
Para tamu undangan tidak mengalihkan pandangannya pada sosok Clara yang tampak begitu serasi bersanding dengan Sean, keduanya adalah pasangan yang sangat cocok.
“Dan Clara sudah tidak memiliki keluarga, jadi siapapun yang mengaku sebagai keluarga Clara… akan berurusan denganku!” Sean melempar pandangannya ke arah meja yang berada di sudut ruangan.
Steven tersentak kaget, saat matanya tidak sengaja bertemu dengan mata tajam Sean. Sedangkan Jessica menundukkan kepalanya, menyembunyikan air matanya yang tiba-tiba keluar.
“Dad, bagaimana ini? Mommy tidak rela Clara bersama Tuan Sean, apalagi rumor tentang keluarga Dominic masih—”
“Diamlah!” Potong Steven yang tidak ingin orang lain mendengar kalau sang istri membicarakan hal yang paling berbahaya.
Tidak boleh yang ada membicarakan tentang keluarga Dominic yang sudah dibantai oleh seseorang yang diyakini adalah Sean. Jika ada yang ketahuan, maka Sean tidak akan tinggal diam saja dan dipastikan orang itu akan menghilang untuk selamanya.
“Kita datang sebagai tamu, jadi kita bahas masalah ini nanti!” Steven menggenggam tangan sang istri.
Gabriel masih terdiam, mata hijaunya tidak pernah lepas dari wajah cantik sang adik. Gabriel benar-benar merindukan Clara, rasanya ia ingin berlari dan memeluk adiknya dengan erat.
Steven dan Jessica menahan napasnya, saat Sean menyematkan cincin berlian di jari manis Clara. Semua tamu bertepuk tangan, kecuali keluarga Lexander dan satu keluarga yang juga diundang dalam acara tersebut.
“Aaron, batalkan keinginanmu untuk merebut Clara!” Suara Daddy Aaron.
Keluarga Aaron juga diundang dan mereka juga sama terkejutnya dengan keluarga Lexander, tak terkecuali Aaron yang mengira kalau Elios yang menjadi selingkuhan Clara.
“Tapi Dad—”
“Tidak ada tapi-tapian! Ini demi kebaikan nama keluarga Keylo!” Potong sang daddy.
Aaron mengepalkan kedua tangannya, mata hitamnya menatap lurus pada sosok Clara yang tengah berdansa dengan Sean.
Aaron tidak suka melihat pemandangan di depannya, apalagi saat Clara tersenyum begitu cantik kepada Sean.
“Daddy akan mencarikan gadis yang lebih baik dari Clara.”
Aaron tidak menjawabnya, lelaki itu menundukkan kepalanya. Tidak ada yang ia inginkan, selain Clara.
Mulai malam ini, Aaron mulai membenci pesta apapun. Lelaki itu berjanji tidak akan datang ke pesta apapun, meskipun dipaksa sekalipun.
“Aaron, apa kau mendengarkan Daddy?”
Aaron menaikkan pandangannya, ia menganggukkan kepalanya dengan kaku. Sorot matanya terlihat berbeda, Aaron masih tidak menyangka kalau selingkuhan Clara adalah Sean Verren Dominic.
Kembali pada Clara dan Sean, keduanya tampak bahagia setelah mengumumkan pertunangan mereka di depan publik. Semua kamera menyorot ke arah mereka, mereka adalah tamu undangan khusus yang diperbolehkan untuk meliput pertunangan Sean dan Clara.
“Sekarang kita tidak perlu bersembunyi-sembunyi lagi, aku juga bebas menggenggam tanganmu atau menciummu di depan umum,” bisik pria itu sambil mengecup bibir tipis gadis kecilnya.
Clara terkekeh pelan, ia mengusap rahang tegas Sean. “Jadi kalau kita makan di restoran, Kak Elios tidak perlu mengantarku dan menjagaku sampai Kak Sean datang?” Gadis itu menaikkan sebelah alisnya.
“Dan aku tidak perlu cemburu lagi, karena Elios sudah tidak diizinkan untuk berada di dekatmu,” balas Sean yang akhirnya jujur kalau selama ini dirinya menahan cemburu, karena membiarkan gadis kecilnya selalu bersama Elios.
Sedangkan Clara tampak terkejut, karena ia mengira kalau Sean tidak akan cemburu kepada Elios.
“Aku tidak menyangka kalau Kak Sean masih cemburu kepada Kak Elios—”
“Jangan sebut namanya! Aku tidak suka mendengar nama laki-laki lain dari bibir manismu ini,” Sean menahan geramannya.
Pria itu semakin merapatkan tubuh mereka, membuatnya tidak ada jarak. Tatapan mereka bertemu dan Clara menahan rasa gugupnya, saat Sean menatapnya dengan lembut.
Untuk pertama kalinya, gadis itu bisa melihat tatapan lembut Sean walau tidak sampai dua detik.
“Jika kau sudah siap untuk menikah, kau bisa langsung mengatakannya kepadaku,” bisik pria itu, sebelum mencium Clara.
Keduanya seakan lupa di mana mereka berada, Sean sebenarnya tidak peduli dengan para tamu yang melihatnya berciuman dengan Clara. Pria itu tidak bisa menahan diri untuk mencium Clara.
“Sepertinya Sean benar-benar mencintai Clara,” ucapan Gabriel membuat kedua orang tuanya menatapnya.
“Bisa saja itu semua hanya sandiwara, karena banyak orang yang menyoroti mereka,” Jessica masih tidak percaya kalau putrinya bertunangan dengan Sean.
“Berhenti membahas mereka, kita pulang saja dan bicarakan masalah ini di Mansion!” Kata Steven yang sudah berdiri dari duduknya.
Melihat bagaimana ekspresi putrinya yang terlihat begitu bahagia, membuat Steven sesak. Pria paruh baya itu sudah lama tidak melihat Clara sebahagia ini.
“Tunggu Dad! Mommy masih ingin melihat wajah Clara,” Jessica menahan tangan suaminya agar kembali duduk.
Akhirnya mereka tidak jadi pulang, karena mereka masih merindukan Clara. Meskipun melihat dari jarak yang sedikit jauh, sedikit mengobati rasa rindu mereka.
...***...
“Bukannya itu Clara?” Tanya Alex kepada Bella yang sedang membersihkan meja.
Bella menoleh ke layar televisi yang menyala, gadis itu langsung terduduk di lantai saat melihat siaran langsung tentang pertunangan Sean dan Clara.
“Bagaimana bisa Clara mengenal Tuan Sean?” Gumam Bella.
Bella sudah pernah bertemu Sean sebanyak dua kali, saat menghadiri pesta perusahaan. Namun gadis itu tidak berani menyapa Sean yang memiliki tatapan menyeramkan.
Sebenarnya Bella sangat ingin mengincar Sean yang merupakan satu-satunya keluarga Dominic yang tersisa, tetapi gadis itu cukup takut saat melihat tatapan tajam Sean dan aura pria itu juga menyeramkan.
“Tidak mungkin Bella mengenal Tuan Sean, dia tidak pernah dibawa ke pesta perusahaan!” Suara sang putri membuat Alex menoleh.
“Apa kau tahu nama perusahaan milik Tuan Sean?” Tanya Alex yang membuat sang putri menatapnya dengan bingung.
“Tahu, tapi apa yang sedang Papi rencanakan?” Bella kembali menatap ke arah televisi yang masih menyorot pasangan yang baru meresmikan pertunangan mereka.
Alex menarik sudut bibirnya, “Katakan saja!”
“Dia pemilik Dominic Group, perusahaan yang selama lima tahun ini menduduki posisi pertama di dunia bisnis,” jelas Bella yang membuat senyuman pria paruh baya itu semakin melebar.
“Ini semakin menarik,” gumam Alex.
Bersambung,
Ceritanya makin seru