Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
023: Kengerian Qin Yu
Lima orang yang baru datang, tidak terkejut dengan hawa dingin yang menerpa tubuh mereka.
Hal itu karena, telah mengetahui jati diri nenek yang mereka serang tadi. Hanya saja, kekuatan hawa dingin yang kini terasa, di luar dugaan mereka.
Hal yang membuat mereka harus menelan ludah saat mengetahui besarnya energi dingin yang dimiliki oleh Nenek berjuluk Dewi Es itu.
“Lima Topeng Kematian! Berani sekali kalian menyerangku!”
Qin Rui semakin marah saat mengetahui kelompok pembunuh berkemampuan tinggi itu, berani menyerang dirinya dari belakang.
Lima Topeng kematian adalah nama Kelompok Pembunuh yang cukup terkenal di wilayah timur Kekaisaran Liu.
Mereka tidak akan bergerak, kecuali ada uang besar yang akan mereka dapatkan. Seratus ribu Koin Emas, bukanlah uang yang sedikit bagi seorang pendekar sekalipun.
“Demi uang, apapun akan kami lakukan, termasuk memenggal kepalamu! Hahaha.”
Salah seorang yang membawa pedang pendek, berkata dengan lantang hingga membuat Zhu San mengalihkan pandangan matanya ke arah mereka.
“Siapa lima orang bertopeng itu, Kemampuan mereka cukup tinggi.” Zhu San berkata demikian dalam benaknya.
“Berani mengalihkan perhatian? Kau benar-benar mencari mati!” satu dari dua orang lawan Zhu San berkata kesal.
Saat Lima belas orang tadi mengeroyok pria yang di panggil “Ketua Xie Bing” oleh nenek Qin Rui, Zhu San datang dan membantu mereka berdua.
Kedatangan Zhu San, diluar perhitungan Kelompok Pembunuh itu. Sehingga mereka menjadi lengah, membuat lima rekannya harus tewas di tangan dua orang lawan mereka.
Zhu San terlihat masih tenang menghadapi dua orang lawannya walau Ia mendapat serangan hebat yang datang bertubi-tubi.
Sementara sosok yang dipanggil Ketua Xie Bing, berhasil membunuh satu orang lawannya lagi.
Melihat satu orang rekan mereka telah tewas, tiga orang lawan ketua Xie Bing yang lain menjadi jerih.
Ketua Sekte Pedang Api itu, telah membunuh lima orang rekannya, sesaat setelah kedatangan Zhu San.
Kini Ia telah membunuh satu orang lagi dan terus mendesak ketiga lawannya yang lain.
Lelaki berusia lebih dari lima puluh tahun itu, segera mengeluarkan jurus tingkat tingginya saat mengenali siapa Lima Pria Bertopeng yang baru saja datang.
“Han’er ... Jangan ragu untuk membunuh lawan.” Xie Bing berteriak kepada puteranya yang bernama Xie Han.
Pemuda berusia enam belas tahun itu, terlihat memiliki kemampuan beladiri yang cukup tinggi.
Terbukti Ia bisa mengimbangi ke empat lawannya. Hanya saja Ia terlihat ragu untuk membunuhnya.
Sebagai murid Sekte Aliran Putih, Ia sebisa mungkin untuk menghindari pembunuhan. Apalagi Ini pertama kali bagi dirinya keluar dari lingkungan sekte Pedang Keadilan.
Arrggh
Jerit kematian terdengar dari satu lawan Xie Han saat pemuda itu menjadi marah karena jubahnya sobek oleh pedang lawan.
“Bagus habisi mereka dengan cepat!” Xie Bing kembali memberi semangat pada puteranya.
Xie Han pun menjadi lebih cepat menyerang ketiga lawannya yang tersisa.
Sementara Xie Bing menjadi khawatir saat melihat sekilas pertarungan lima orang bertopeng dengan Qin Rui telah dimulai.
“Pedang Api Membakar Iblis!”
Serangan Xie Bing dengan jurus terkuat yang Ia miliki, membuat ketiga lawannya semakin terdesak hebat.
CRAAASSS AAARRGGGGH
Satu orang kembali tewas dan sesaat kemudian dua orang lainnya, tumbang dengan leher yang nyaris putus.
Nafas Xie Bing terengah-engah, Jurus yang baru saja Ia gunakan sangat menguras tenaga dalamnya hingga lebih dari lima puluh persen.
Ia pun memandang Zhu San yang telah membunuh kedua lawannya sesaat setelah melihat Nenek Qin Rui mulai bertarung.
“Terimakasih telah membantu kami.” Ketua Xie Bing ingin berkata seperti itu kepada Zhu San.
Namun pemuda itu, telah melesat sangat cepat menyerang satu orang yang bergerak ke arah Qin Yu.
“Cepat sekali!” Ketua Xie Bing berkata takjub saat melihat gerakan Zhu San.
Ia pun segera membantu puteranya untuk menghabisi ketiga lawannya yang tersisa, Ia ingin segera melihat pertarungan pemuda yang telah membantu mereka.
TRAAANG
Pedang orang bertopeng yang menyerang Qin Yu berhasil ditangkis oleh Zhu San saat Ia masih satu meter dari gadis cantik itu.
“Yu’er menjauhlah!” Zhu San meminta Qin Yu agar sedikit menjauh dari tempat itu.
“APAA! “
Sosok bertopeng itu sangat terkejut saat tiba-tiba saja Zhu San telah berada di dekatnya.
Saat Ia hendak menyerang Qin Yu, Ia melihat pemuda itu masih berada tiga puluh meter darinya. Namun tiga detik kemudian telah berada di depannya.
“Berani sekali kau menyerang perempuan!” Zhu San menjadi sangat marah melihat apa yang dilakukan pria bertopeng itu.
Ia lalu menyerang pria bertopeng itu dengan sangat cepat menggunakan jurus Pedang Yin Yang.
Pertarungan keduanya tak berlangsung lama, hal itu karena Pedang Bintang Merah telah menebas putus leher pria bertopeng itu hingga kepalanya terpisah dari lehernya.
“KYAAA!”
“Adik Ke empat!”
Qin Yu yang baru pertama kalinya melihat kepala manusia menggelinding tepat di depannya, menjerit histeris.
Hal itu mengejutkan Zhu San yang segera mendatanginya.
“Yu’er … Yu’er … tenanglah!” Zhu San berusaha menenangkan Qin Yu.
Apa yang terjadi kemudian membuat hati Zhu San berdebar dua kali lebih cepat dari sebelumnya.
Sementara keempat orang bertopeng lainnya, terkejut melihat hal itu. Mereka berteriak seraya melesat ke tubuh rekannya yang baru saja tumbang.
Qin Rui pun menelan ludahnya saat melihat tubuh tanpa kepala itu. Dahinya mengerut saat melihat cucunya berada dalam pelukan Zhu San.
“Yu’er … Ah kau pasti sangat ngeri melihat kepala yang menggelinding di dekatmu itu.”
Qin Rui melihat bahu Qin Yu berguncang yang menunjukan Ia menangis ketakutan.
Ia ingin memarahi Zhu San yang telah membunuh begitu kejam, namun Ia sadar, lambat laun Qin Yu akan melihat hal serupa disetiap harinya nanti.
Kehidupan seorang pendekar begitu dekat dengan bahaya yang mengundang kematian tanpa kenal waktu dan tempat.
Namun Ia menyadari bahwa apa yang baru saja Qin Yu lihat, sedikit berlebihan baginya.
Mengingat cucunya tersebut belum pernah keluar dari Pulau Bunga Es dan melihat kematian seperti yang baru Ia lihat tadi.
“Yu’er …” Qin Rui memanggil Qin Yu setelah Ia berada di dekat keduanya.
Ia menjadi jengah melihat kepala cucunya yang masih terbenam di dada Zhu San. Jubah pemuda itu terlihat basah oleh air matanya cucunya.
Sementara Empat Orang bertopeng lainnya, segera mengambil kepala rekannya. Lalu mereka pergi dengan cepat meninggalkan tempat itu.
Zhu San sebenarnya ingin mengejar dan menghabisi keempat orang lainnya. Namun Qin Yu masih saja memeluknya walau telah dipanggil oleh neneknya, Qin Rui.
“Ayah … Siapa pemuda itu? Cara membunuhnya begitu kejam.” Xie Han bertanya kepada ayahnya setelah mereka berhasil membunuh ketiga lawan mereka.
“Entahlah Han’er … Kemampuannya sangat tinggi. Ayah belum pernah melihat dia sebelumnya.”
Xie Bing mendesah panjang, Ia menatap lawan Zhu San tadi. Satu orang tewas dengan kepala terbelah, satu lagi dengan leher yang nyaris putus.
*****