Pembantu Cantik Kesayangan Tuan Presdir

Suasana mendadak menjadi hening, suara keramaian di supermarket seolah tak terdengar, hanya bunyi debaran jantung yang terus saja berdetak lebih cepat.

Kayra sampai terperanjat tak percaya atas apa yang telah ia lihat dihadapannya, yakni seorang wanita berparas cantik dan memiliki tubuh proporsional layaknya seorang model telah berdiri mematung memandang ke arah Tuannya, dan wajah wanita tersebut sangat mirip dengan foto yang terpajang di dalam kamar.

'Apakah wanita itu adalah Laura? Wanita yang telah membuat Tuan Kenzo patah hati? ' batinnya tak percaya.

Kenzo sampai menyunggingkan bibirnya, dan ia menatap sinis ke arahnya, terlihat begitu jelas bahwa pria di hadapannya ini telah menahan amarahnya, terlihat dari kedua tangannya yang di kepal serta ekspresi wajahnya yang merengut.

Sedangkan wanita yang diyakini adalah Laura, ia malah bersikap biasa saja seperti tak terjadi apapun, Kayra sempat merasa geram.

Kemudian Laura mulai mengalihkan pandangannya ke arah Kayra.

"Mainan barumu ya? Sungguh kampungan!" cetusnya sembari melipat tangan di atas dada.

"Cih, apa urusanmu, hah?" balas Kenzo tak mau kalah.

Lalu Laura mendekat, ia menatap lebih intens Kayra

"setelah kau putus dariku, seleramu berubah menjadi payah, sangat rendahan!"

Kayra yang mendengar Laura berkata seperti itu tentangnya ia tak terima sampai akhirnya ia mencoba untuk melawan.

"Kau, jangan seenaknya mengatai ku seperti itu!" Kayra sampai mengepalkan kedua tangannya, kedua matanya melotot ke arahnya.

"Sebaiknya kau diam saja wanita kampung, apakah kau tidak sadar kalau kau hanya dijadikan pelarian!" ujarnya sampai tertawa terbahak-bahak.

Kenzo yang mendengar Laura berkata seperti itu ia semakin kesal dibuatnya.

"Setidaknya wanita kampungan ini tak pernah berkhianat sepertimu, dan bukanlah wanita yang gila harta serta kekuasaan, calon istriku lebih baik darimu!" Kenzo sangat puas telah berkata seperti itu, rasa kesalnya sedikit berkurang. Sedangkan Kayra, ia sampai melongo tak percaya saat Tuannya mengatakan bahwa dirinya adalah calon istrinya.

"T... Tua!"

belum selesai mengatakan apa yang ingin Kayra katakan, Kenzo malah membekap mulutnya.

"Sudahlah sayang, kau tidak usah membuang banyak tenaga hanya untuk meladeni wanita tidak berguna itu, ayo sebaiknya kita pergi dari sini!" Kenzo menggenggam lembut tangan Kayra dan segera membawanya pergi begitu saja.

Laura sampai di buat kesal sekaligus marah, ia menghentakkan kedua kakinya karena sikap Kenzo begitu berbeda, pikirnya Kenzo akan memohon-mohon padanya untuk memintanya kembali, tapi setelah melihat mantan kekasihnya bersama dengan seorang wanita, Laura tidak terima.

"Dasar wanita kampung, aku yakin hubungan kalian tidak akan bertahan lama, Kenzo Alexander, kau tidak boleh menjadi milik wanita kampung itu, setelah aku berhasil menjalankan tugasku menjalin hubungan dengan James, itu pun demi kelangsungan perusahaan Papahku, aku berniat ingin kembali lagi padamu!" ujarnya sampai menatap punggung mantan kekasihnya yang semakin menjauh.

Laura sengaja berselingkuh dengan James karena ia telah mendapatkan kabar jika perusahaan Alexander mengalami krisis dan terancam mengalami kebangkrutan, kedekatan dirinya dengan James, putra satu-satunya pemilik perusahaan besar di sektor pertambangan batu bara di Negeri ini adalah atas perintah dari Papahnya, jadi selama ini Papahnya Laura telah sengaja melakukan hal ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan Tuan Edward Alexander.

.

.

Setibanya di apartemen, Kenzo bergegas masuk ke dalam kamarnya dan menutupnya sangat rapat. Sedangkan Kayra, ia menatap nanar Tuannya yang sedari tadi terus saja terdiam.

'Sepertinya Tuan Kenzo belum bisa melupakan mantan kekasihnya, sekaligus cinta pertamanya! Aih... kenapa aku mendadak sedih?' tanyanya dalam hati.

Seminggu berlalu begitu cepatnya, pada akhirnya Kayra kembali ke Mansion Alexander, Kenzo mulai merasakan kesepian, biasanya setiap pagi Kayra selalu menyiapkan sarapan untuknya, kali ini di atas meja makan tak tersaji apapun.

"Akhirnya Apartemen ini kembali ke setelan awal, kenapa aku malah merasa kesepian karena tak ada wanita itu di sini? Meskipun aku dan wanita itu jarang berkomunikasi, tapi kehadirannya telah membuat tempat ini menjadi lebih hangat, ck! Tidak mungkin kan aku tinggal kembali di Mansion Alexander? Malas sekali aku!" ucapnya bermonolog.

.

.

Setelah menyantap sarapan pagi, Kayra merasakan mual yang hebat, dan ia buru-buru memuntahkan isi perutnya di atas wastafel.

Bu Aida yang kedapatan sedang sarapan bersamanya, bergegas menghampiri dan membantu memijit bagian tengkuk.

"Kamu kenapa Kayra, Apakah kamu sakit?" Bu Aida sampai terlihat cemas.

" Sepertinya asam lambungku kumat Bu! " Kayra malah beranggapan demikian.

" Apa mungkin kamu terlalu capek dan lelah saat bekerja di Apartemennya Tuan Kenzo?" Bu Aida sempat berpikir kesitu, karena setahunya Tuan Kenzo itu sedikit rese, kalau meminta Apapun harus segera di lakukan meskipun orang yang ia suruh dalam keadaan sedang beristirahat. Namun yang Kayra alami sendiri tidak seperti itu, justru Tuan Kenzo memperlakukan dirinya dengan sangat baik dan tidak begitu banyak membebani pekerjaannya, malah semenjak bekerja di Apartemennya Tuan Kenzo, Kayra jadi bisa lebih sering menjenguk adiknya di Rumah Sakit.

"Tidak Bu, selama aku bekerja di sana, tidak begitu banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, malah justru lebih banyak pekerjaan di rumah ini!" jawabnya jujur, tak ada yang Kayra tutupi.

Bu Aida yang mendengarnya sampai mengernyitkan kening, karena pengalaman yang sudah-sudah yang telah dialami oleh senior ART di rumah ini, mereka selalu mengeluh capek dan tidak betah, bahkan kerap kali Tuan Kenzo selalu memarahi di saat ia tidak merasakan puas atas pekerjaan yang telah mereka kerjakan.

Dan akhirnya Kayra di perintahkan untuk segera berbaring di kamarnya, jika kondisinya belum membaik, Bu Aida menyarankan Kayra untuk memeriksa kesehatannya ke m Rumah Sakit.

.

.

Sementara itu, Kenzo merasakan bau yang menyengat dari parfum yng berseliweran di ruang meeting, bahkan ia sampai ingin memuntahkan isi perutnya.

Kevin yang memperhatikan ada yang aneh dengan Tuannya, ia segera menghampiri.

"Tuan, apakah Tuan baik-baik saja?" tanyanya semakin mendekat.

Tiba-tiba saja Kenzo mendorong tubuh Kevin cukup kencang, sehingga membuatnya jatuh ke atas lantai, seisi ruang meeting dibuat terkejut tak percaya.

"Enyahlah kau dari hadapanku, Kevin! Kenapa kau begitu bau, seisi ruangan ini juga sangat bau, lama-lama aku bisa mati berada di sini!" Kenzo sampai menutup hidungnya dan ia bergegas pergi menuju ruangannya, jalannya pun sampai sempoyongan seperti orang yang sedang mabuk.

Di atas kursi kebesarannya, Kenzo sempat termenung, ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, seumur-umur ia tak pernah mengalami hal separah ini, apalagi mencium aroma parfum yang menyengat, mengapa mendadak menjadi bau dan membuatnya merasa mual?

"Sepertinya aku harus memeriksakan kondisi tubuh ku, aku takut mengidap penyakit yang serius, aku tak ingin mati muda, aku belum menikah dan mempunyai seorang anak! " ujarnya sampai memijit pelipis.

Bersambung...