NovelToon NovelToon
Aku Pergi Membawa Benih Yang Kau Benci

Aku Pergi Membawa Benih Yang Kau Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Obsesi / Ibu Mertua Kejam / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Dalam diamnya luka, Alina memilih pergi.

Saat menikah satu tahun lalu, ia dicintai atau ia pikir begitu. Namun cinta Rama berubah dingin saat sebuah dua garis merah muncul di test pack-nya. Alih-alih bahagia, pria yang dulu mengucap janji setia malah memintanya menggugurkan bayi itu.

"Gugurkan! Aku belum siap jadi Ayah." Tatapan Rama dipenuhi kebencian saat melihat dua garis merah di test pack.

Hancur, Alina pun pergi membawa benih yang dibenci suaminya. Tanpa jejak, tanpa pamit. Ia melahirkan seorang anak lelaki di kota asing, membesarkannya dengan air mata dan harapan agar suatu hari anak itu tahu jika ia lahir dari cinta, bukan dari kebencian.

Namun takdir tak pernah benar-benar membiarkan masa lalu terkubur. Lima tahun kemudian, mereka kembali dipertemukan.

Saat mata Rama bertemu dengan mata kecil yang begitu mirip dengan nya, akhirnya Rama meyakini jika anak itu adalah anaknya. Rahasia masa lalu pun mulai terungkap...

Tapi, akankah Alina mampu memaafkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter - 19.

Pesawat mendarat di pulau tropis yang terkenal dengan pantai berpasir putih dan laut sebening kristal. Davin dan Alina turun dari mobil hotel dengan wajah penuh senyum, seolah semua beban yang selama ini mereka bawa akhirnya menguap.

Alina menyenggol lengan suaminya pelan. “Mas... kita beneran bulan madu, lho. Jangan sampai wajah kamu kaku, kayak mau meeting sama klien besar.”

Davin menoleh cepat, protes. “Aku nggak kaku, ini namanya serius menikmati momen!”

“Kalau seriusnya Mas seperti itu... nanti semua orang di pantai mengira kita ini adalah Bos dan sekretaris, bukan pasangan pengantin baru.”

Davin mendesah panjang, lalu meraih tangan Alina erat-erat. “Baiklah, biar semua orang tahu kita pengantin baru.”

Ia menatap dalam mata istrinya, lalu spontan mengecup keningnya di depan lobi hotel.

Alina tersipu, tapi ia akhirnya tertawa.

Kamar hotel mereka terasa seperti surga kecil. Balkon terbuka menghadap ke laut biru, ranjang dihiasi taburan bunga mawar dan aroma lembut lavender memenuhi udara. Alina berdiri di depan jendela, memandang debur ombak dengan senyum bahagia.

Davin yang baru keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi yang terbuka di bagian dada, mendadak terpaku. Alina mengenakan gaun tidur tipis warna pastel yang jatuh membentuk siluet tubuhnya.

Davin mendadak merasa suhu ruangan naik beberapa derajat, ia kegerahan.

“Mas, kok bengong?” tanya Alina saat menoleh ke arah suaminya.

“E-enggak. Aku cuma... i-ini... kamarnya indah ya.“ Jawabnya terbata.

“Kamarnya?” Alina berjalan mendekat dengan senyum penuh godaan, ia bahkan mengedipkan sebelah matanya dengan nakal. “Bukan... orangnya?”

Davin terdiam, lalu wajahnya langsung memerah sampai ke telinga. “Alinaaa... kamu suka banget bikin aku grogi ya?”

“Grogi itu, tandanya Mas Davin sayang.” Alina menyentuh perlahan dada bidang suaminya yang terekspos menggunakan ujung jari telunjuk, lalu berbisik dengan suara manja. “Malam ini... kita nikmati ya, tanpa buru-buru. Mas, mau berapa ronde?“

Davin menarik napas panjang, berusaha tenang. Ia sebenarnya sudah mencari kiat-kiat berhubungan intim yang bisa memuaskan istri, namun ia masih belum percaya diri. “Aku janji akan berusaha... semampuku, sayang.“

Alina tersenyum lembut, ia mengaitkan kedua tangannya di leher Davin. “Mas nggak perlu sempurna, kok. Sebelum Mas ahli menguasai medan perang, aku yang akan terus menuntun Mas... seperti malam kemarin.”

Glek!

Tubuh Davin mulai memanas, kilasan malam kemarin tiba-tiba saja terbayang-bayang.

Alina memulainya, ia yang lebih dulu mencium bibir suaminya. Awalnya Davin kaku seperti semalam, maklum ia pria tak berpengalaman. Namun kali ini, dia sudah mulai bisa menguasai permainan dan akhirnya Alina dibuat kewalahan dengan serangan bibir suaminya.

Perlahan mereka saling menyentuh dengan Davin yang masih canggung, namun ritmenya mulai naik. Seperti malam pertama, Alina kembali memandu dengan lembut. Setiap kali Davin terlihat salah langkah atau kikuk, Alina justru menggoda dengan tawa kecil dan itu malah membuat Davin semakin gugup.

“Sayang... kamu jangan ketawa terus.“ Protes Davin sambil memeluk istrinya erat-erat.

“Aku nggak bisa, Mas. Mas Davin itu... luar biasa imut kalau sedang grogi...“ bisik Alina di telinganya.

Davin hanya bisa menghela nafasnya.

Akhirnya malam itu mereka kembali larut dalam kebersamaan yang sederhana, namun begitu tulus. Tidak ada tekanan, hanya perasaan saling memiliki yang semakin dalam.

Esoknya, mereka berjalan di pantai sambil bergandengan tangan. Alina mengenakan dress putih sederhana yang berkibar tertiup angin laut, sementara Davin tak bisa melepaskan pandangannya dari kecantikan istrinya itu.

“Mas, jangan ngeliatin aku terus... nanti kepeleset batu karang.“ Ujar Alina sambil menatapnya geli.

“Biarin... aku mau mengabadikan momen ini di kepalaku." Jawab Davin, membuat Alina tersipu.

Mereka duduk di pasir, membicarakan masa depan. Tentang rencana mengisi rumah pribadi milik Davin sepulang honeymoon, bahkan bercanda soal Daffa yang pasti sedang merengek di rumah. Tawa mereka pecah berkali-kali, membuat waktu seolah berhenti.

Namun, kebahagiaan itu mendadak terganggu ketika ponsel Davin kembali bergetar. Ia membuka pesan masuk dari nomor tak dikenal yang sama.

[ Kalian terlihat bahagia... tapi jangan terlalu percaya pada kebahagiaan yang cepat datang. Aku sudah lebih dekat dari yang kalian kira, nikmati bulan madu kalian selagi bisa.]

Wajah Davin seketika menegang, ia refleks meraih tangan Alina mencoba menyembunyikan kecemasan yang tiba-tiba mencengkeraam dadanya.

“Mas? Ada apa?” tanya Alina, menyadari perubahan ekspresi suaminya.

Davin menarik Alina ke dalam pelukannya. “Nggak apa-apa, Lin... Aku cuma ingin kamu tahu satu hal.”

“Apa itu?”

“Aku akan selalu melindungi kamu dan Daffa... apa pun yang terjadi.“ Ucapnya pelan namun penuh tekad.

Alina hanya bisa mengangguk, meski hatinya ikut berdebar. Ia belum tahu apa yang sedang dihadapi Davin, tetapi pelukan itu terasa sedikit lebih erat dari biasanya... seolah ada sesuatu yang akan datang menguji kebahagiaan mereka.

Hari-hari berikutnya di pulau itu terasa begitu indah bagi Alina. Mereka menikmati sarapan di tepi pantai, berkeliling desa kecil dengan skuter sewaan hingga berenang di laut sebening kaca. Alina tak henti-hentinya menggoda Davin yang selalu tampak kikuk setiap kali mereka berada di tempat sepi.

“Mas Davin, kalau kita ketahuan mesra di depan orang... Mas bakal malu ya?” goda Alina sambil memeluk lengan suaminya erat-erat.

“Aku bukannya malu... tapi kamu ini sengaja banget bikin aku nggak bisa mikir alias mati kutu." Jawab Davin dengan wajah memerah, membuat Alina tertawa puas.

“Itu artinya... kamu udah ketemu pawang mu, Mas."

Di malam harinya, mereka makan malam di restoran tepi pantai dengan cahaya lilin yang berkelip-kelip. Namun di balik senyumnya, Davin tak bisa mengusir perasaan ganjil yang terus menghantuinya sejak pesan kedua masuk.

Beberapa kali, Davin merasa ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan. Setiap kali menoleh, ia hanya melihat kerumunan turis atau karyawan hotel yang sibuk melayani.

“Mas? Kenapa bengong?” tanya Alina sambil menyuapkan udang panggang ke piring suaminya.

Davin tersenyum kecil. “Nggak, cuma... aku lagi mikirin sesuatu. Tapi jangan khawatir, kamu harus tetap bahagia di setiap momen kebersamaan kita.”

Namun begitu mereka kembali ke kamar hotel malam itu, Davin segera mengirim pesan pada salah satu orang kepercayaannya.

Davin : [ Aku ingin kau selidiki nomor tak dikenal yang mengirim ancaman ke ponselku, jangan sampai ketahuan siapa pun.]

Orang kepercayaan Davin menjawab pesan Davin. [Baik, Tuan. Ada dugaan awal siapa pelakunya?]

Davin : [ Erika dan Rama. Juga... orang tua Rama, fokus ke mereka dulu.]

Malam itu juga, Davin akhirnya menerima kabar dari orang kepercayaannya.

Orang kepercayaan : [ Tuan, kami sudah memeriksa semua kemungkinan. Nomor itu tidak terkait dengan orang tua Rama, Erika... maupun Rama. Bahkan, mereka semua memiliki alibi kuat saat pesan dikirim. Nomor tersebut terhubung dengan jaringan luar negeri, berpindah-pindah lokasi. Ini bukan ulah orang sembarangan...]

Davin terdiam lama, merasakan hawa dingin merayap di tengkuknya. Jika bukan Erika atau Rama, lalu siapa yang mengincar mereka?

.

.

.

Jangan lupa jejaknya 💋

1
Maizuki Bintang
jgn mau gendis, dia da selingkuh, sama Rama aja ndis
Erni Kusumawati
jgn di terima Gendhis, mantanmu itu bukan hanya lemah iman tp jg lemah syahwat, next akan terulang kembali perzinahan itu..
Tiara Bella
si Ratna licik begitu mana mungkin dia melewatan itu semua...ada kesempatan langsung dia foto² dia sm Galang....diblng gk ush balik lg
Heni Mulyani
lanjut
Arin
Biar dia bersimpuh minta maaf dan ampun sama Gendis. Tapi Rama punya bukti perselingkuhan Galang dan Ratna.
Jadi gugatan cerai tetap berjalan sesuai keinginan Galang. Tapi sekarang bukan kelegaan yang Galang dapatkan, hanya penyesalan yang dia raih.
Rita
ojo gelem Dis
Rita
jgn mau Dis kmu berhak mendapatkan yg baik
Rita
ya krn kmu jg salah mudah dihasut ma tipis iman dan imin
Rita
yakin nyesel
Rita
untung sdh ditalak
Rita
dahlah jgn dibantu lg
Warung Sembako
laki2 idiot si galang, jgn smpe dia balik ma gendis, gendis jadian aja ma rama
Zenun
takan diterima.. Jreng jreng jreng
Zenun
mamam tuh Galang
Zenun
halaaa dirimu juga berkhianat
Tiara Bella
jangan mw Galang udh ungked²an sm si Ratna.....
nonoyy
jangan lebih baik gendis & rama ajaaaaa
Ma Em
Jangan biarkan Galang kembali pada Gendis biarkan si Galang menyesal sampai mati , lebih baik Gendis sama Rama saja Thor
Aditya hp/ bunda Lia: setuju banget mbak ...
total 1 replies
Heni Mulyani
lanjut author
nonoyy
nasib gendis seperti alina
setelah ini pasti si galang akan menyesal 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!