My Way

Langkah kaki Bella terhenti, wanita itu terperangah karena beberapa mobil nampak berjejer rapi di halaman.

"Kenapa sepertinya ramai sekali? apa akan ada acara?" Bella bergumam sembari membanting pintu Pagani Zonda miliknya.

Entah kenapa namun Bella merasakan suatu kecemasan dalam diri, wanita itu akhirnya memutuskan untuk segera memasuki kediaman Tuan Darent.

"Bella? kau sudah kembali Nak?"

"I-iya dad! " Bella tersenyum canggung, ia seketika mengalihkan pandangan saat menyadari Nyonya Helen menatapnya dengan aneh.

Logan? dia begitu terlihat berantakan? apa dia terus menyalahkan dirinya sendiri?

"Duduklah dulu disini! Tuan Louis dan Nyonya Helen datang kemari karena mereka ingin meluruskan perihal tingkah laku adikmu yang benar-benar tak bisa di atur itu! Lona memiliki pria idaman lain, dan memutuskan untuk menggugat cerai Logan! sungguh daddy rasanya ingin menghilang dari muka bumi ini karena perilaku nya!"

"A-apa? Lona tak mungkin berbuat se nekad itu kan dad? dia sungguh anak yang baik!" Bella tertunduk, suaranya melemah seketika.

"Anak baik? apa kau akan terus saja membela nya Nak? Bellona akan terus bertindak semaunya dan menginjak-injak harga diri daddy juga Tuan Louis jika seperti ini! biar daddy yang memberi hukuman pada gadis bebal itu!"

Tidak dad! ini semua salahku! diriku lah penyebab nya ..., aku yang salah daddy!

Tubuh Bella bergetar, wanita itu bahkan berkali-kali mengubah posisi duduknya karena kecemasan yang melanda.

Sementara Logan, pria itu benar-benar tak mampu berbicara sepatah katapun dihadapan orang tua Bellona.

"Nak Logan! kau tak perlu khawatir! daddy akan pastikan Lona kembali padamu! dia akan tetap menjadi istri mu Nak! daddy tahu kau juga sangat mencintai nya kan?"

Pertanyaan Tuan Darent kembali membuat Logan menundukkan kepala dengan semakin dalam.

Tak berselang lama,

Suara kendaraan Benedict yang terhenti seketika mengalihkan perhatian para penghuni ruang tamu,

Dia kembali? Benedict berhasil membawa putriku kembali ke rumah ini?

Nyonya Freya tersenyum meskipun kekhawatiran masih terus menyelimuti hatinya,

"Mom, dad! I'm-"

"Bellona!"

Teriakan Tuan Darent seketika menggema memenuhi ruangan saat matanya mendapati sang putri kedua melangkah memasuki ruangan.

Tuhan! aku hanya memiliki Mu sekarang.

Lona menghela nafas dalam begitu ia beradu pandang dengan Tuan Darent.

"Sayang! tolong tahan emosi mu! dia juga putri kita Darent!" Nyonya Freya berucap dengan netra yang telah banjir oleh air mata.

"Diam lah Freya! aku hanya ingin membuatnya menyadari bahwa dia ini telah dewasa! dan kau Bellona! berikan surat perceraian itu pada daddy! sekarang!" Tuan Darent berucap ketus dengan mata yang membulat sempurna.

"Tidak dad! hubungan ku dengan putra dari Nyonya Helen dan Tuan Louis telah berakhir, tolong mengerti lah! aku tak ingin lagi memperbaiki apapun sekarang. Aku ..., aku hanya ingin kebebasan."

"Apa katamu Lona?"

Tuan Darent benar-benar tak mampu membendung amarahnya, pria itu bahkan melangkah lebar dan akhirnya mendaratkan telapak tangannya dengan begitu kasar di pipi Bellona.

"Dasar tak tahu diri! apa kau sengaja ingin mempermalukan daddy?"

"Aku sama sekali tak pernah berpikir untuk melakukan hal itu dad! maaf ..., tapi diriku sungguh tak bisa lagi bertahan!" Lona berucap lirih namun masih cukup bisa terdengar pada semua telinga penghuni ruang tamu.

"Baiklah! jika kau benar-benar menginginkan kebebasan! angkat kaki sekarang juga dari rumah ini! karena kau! kau bukan putri ku lagi Bellona Ghelsi!"

"Sayang! apa yang kau katakan? tolong jangan lakukan ini! walau bagaimanapun Bellona tetap lah putri kita!" pilu, itulah tangisan Nyonya Freya dihadapan putri serta suaminya saat ini.

"Hentikan tangisan mu itu Freya! dia hanyalah anak pembawa sial! kita tak perlu lagi mengurus nya sekarang! aku akan benar-benar memberikan kebebasan padanya! tapi jangan harap dia bisa kembali lagi menapakkan kakinya di rumah ini!" Tuan Darent nampak meninggikan dagu, pria itu juga kembali berucap angkuh dihadapan semua orang.

Sementara Bellona, jemari gadis itu semakin mencengkeram kuat koper yang ia bawa karena relung hatinya yang semakin terasa sesak.

Tak apa! kau tak perlu memamerkan air mata mu dihadapan mereka Lona! pergilah dari sini sekarang, atau kau hanya akan menjadi badut dihadapan mereka.

Bellona seketika memutar tubuhnya, ia melangkah secepat mungkin menyeret kembali koper miliknya dan meninggalkan ruangan,

"Ayolah! lekas pergi dari neraka ini! kau pasti bisa hidup sendiri! kau harus berjuang mulai saat ini Ghelsi!" Lona kembali meracau untuk menguatkan dirinya sendiri.

"Bellona! putri ku! tolong berhenti Nak! mommy mohon!"

"Mom? maaf ..., maafkan Lona, mom! Lona menyayangi mu! tapi Lona harus pergi sekarang,"

"Tidak Nak! tidak! kau harus tetap disini, kau putriku sayang! mom tak akan sanggup kehilangan dirimu Bellona!"

Tangis Bellona pun pecah seketika tatkala Nyonya Freya mendekapnya begitu erat, wanita itu bahkan terus menahan langkah kakinya saat tiba di teras.

"Mom! tolong dengarkan aku, a-aku! aku sungguh menyayangimu mom! tapi tolong, izinkan aku pergi dari rumah ini! aku minta maaf! izinkan diriku untuk egois kali ini saja mom!"

"Apa sebenarnya yang terjadi padamu Lona? kenapa semua jadi seperti ini?"

"A-aku? aku hancur mom! tolong percaya lah! aku akan baik-baik saja! mom juga harus berjanji untuk menjaga kesehatan! aku sungguh minta maaf! aku pergi sekarang!"

"Bellona! anakku ...,"

Nyonya Freya akhirnya terduduk lemah di lantai dengan isak tangis yang mengiringi kepergian putri keduanya.

Kau benar-benar pria brengsek Logan!

Buliran air mata turut membasahi pipi Logan, pria itu juga terus mengumpat dalam hati untuk meluapkan kekesalannya terhadap diri sendiri.