"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."
Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Tugas kelompok
"Eh tugas IPA sudah di kerjakan belum?"
"Sudah"
"Liat dong,aku belum kerjain nih"
Arina membuka tas,mengambil buku bersampul pink,
dan menaruhnya di meja
"Arina,kamu memang penyelamatku" mata Vivian berbinar sambil memeluk Arina
"kenapa kamu ngga kerjain di rumah?"
"energi aku di sedot dua orang hobi bertengkar itu"
"Papa,Mama mu?,bertengkar lagi?"
Vivian mengangguk,diam sebentar lalu melanjutkan menulis..menyalin jawaban di buku Arina ke bukunya.
Arina menghela nafas,dalam hatinya
"kamu masih jauh lebih beruntung Vivian,setidaknya keluargamu tidak kekurangan uang"
Dita baru sampai,lansung duduk di bangku yang berdekatan dengan mereka.
"Apaan tuh? Tugas IPA?"
"Iya,aku belum kerjain..untung ada ibu peri ini yang menyelamatkan aku"jawab Vivian sambil menyenggol tangan Arina.
"Haha...apes sekali ibu peri itu ketemu kamu ya"ujar Dita.Vivian tersenyum tipis melanjutkan menulis
Tak lama Vian datang,kotak bekal warna hijau langsung di taruhnya di depan Arina.
"Cobain,Cake buatan aku"
Vivian dan Dita langsung bertatapan,seolah saling mengerti satu sama lain.
"sepertinya enak"Arina membuka kotak bekal itu.Bibirnya tersenyum,menatap Vian yang berdiri di depannya
Dita mendehem halus,
"Arina aja nih yang di suruh cobain?"
"Ada 6 potong,buat kalian yang 4 potong.Sisanya punya Arina" Jawab Evan santai,sambil duduk ke bangkunya yang tak jauh dari Arina.
"Syukurlah kita masih kebagian ya Vivian"
Vivian mendongakkan sedikit wajahnya,kemudian menatap Evan yang tengah duduk menyenderkan badan di kursi,ekspresinya santai.
"Van,thank you ya"
Evan hanya mengangguk
Arina menyuapkan ke mulutnya potongan kecil kue itu
"Evan,ini enak sekali.Ini serius buatan kamu?"
"Iya,di bantuin Mama sih"Evan sambil nyengir.
"Kalau begitu, terimakasih pertama buat kamu, terimakasih kedua buat Mamamu ya"
"Sama-sama Arina"senyum Evan sumringah,kemudian menunduk dengan senyum yang masih terlukis di wajahnya
Dita yang memperhatikan ekspresi Evan,dalam hatinya
"Apaan tadi,kenapa beda sekali? saat Vivian yang bilang terimakasih"
"Sudah tidak di ragukan lagi,Evan benar-benar menyukai Arina"
"kalian tidak mencoba cake ini?"tanya Arina
"nanti saja,aku sudah sarapan tadi dari rumah"kata Dita
"Iya nih,masih belum bisa makan terlalu banyak kalo pagi-pagi "Vivian ikut menyahut,tangannya masih sibuk menyalin tugas
"Ya sudah,aku tutup dulu ya"Arina sambil menutup kotak bekal,menyimpan ya di laci meja.
Di sudut kelas,Elis memperhatikan Arina.Dalam hatinya
"Beruntung sekali Arina itu,dia punya sahabat-sahabat yang menyayanginya.Aku juga mau seperti dia,tapi..apa mereka mau berteman denganku?"
Elis membenarkan kaca matanya,lalu menunduk seolah takut kata-kata tadi ada yang mendengarnya.
kelas mulai riuh.Siswa 8A sudah memenuhi kelas,bersiap menerima pelajaran.
Pak Fikri,guru yang mengajar pelajaran IPA masuk dan berdiri di depan kelas
"Selamat Pagi, Anak-anak"
"Selamat Pagi Pak"jawab siswa serempak
"kemarin,Bapak memberi tugas kalian..silahkan di kumpulkan"
Kenzo sang ketua kelas berdiri,mulai mengumpulkan buku-buku tugas teman-teman nya.Lalu meletakkannya di meja depan kelas
"Terimakasih Ken"
"Iya ,Pak"
Pak Fikri duduk di di bangku depan kelas,mengambil daftar Absen.
"Untuk pelajaran selanjutnya,tentang sistem pencernaan manusia"
Pak Fikri berdiri,menuliskan di papan tulis
"Tugas kalian Minggu ini membuat model sistem pencernaan manusia, buat gambar detailnya di sebuah karton secara berkelompok."
kelas langsung riuh,terdengar ada bilang
"Aduh lagi-lagi tugas kelompok"
Tapi Pak Fikri hanya tersenyum mendengar itu
"Bapak akan membagi kelompok,satu kelompok 4 orang dan setalah bapak panggil nama-namanya silahkan duduk dengan kelompoknya masing-masing "
Nama demi nama sudah tersebut.Sampai Arina berakhir dengan 4 orang yang bukan sahabat-sahabat nya.Arina tersenyum dengan mereka.
"Hai,Arina akhirnya kita satu kelompok" Arkan ,yang terkenal sok jago dan paling sering di hukum karna tidak mengerjakan tugas.Arina menghela nafas,lalu tersenyum canggung
"Iya,Hai Arina..aku senang satu kelompok denganmu"
Anya siswi yang sering izin tidak masuk sekolah karna sakit.Dan satu lagi,Arina merasa tidak pernah mengenalnya."siapa dia?"batin Arina...
"Hai,Arina dan semuanya..." Dia melambaikan tangannya sambil mem benar-benarkan kacamatanya.
"kamu siapa?"Arkan to the point "apa kamu murid pindahan?"
"Aku Elis,aku sudah satu kelas dengan kalian dari kelas 7 tahun lalu"Jawab Elis gugup.
"Ha? bagaimana bisa?,ada yang satu kelas dari tahun lalu tapi aku baru mengenalnya sekarang" batin Arina.
"Tenang saja,kelompok kita pasti akan mendapatkan nilai yang bagus..karna di kelompok kita kan ada Arina,ya kan Rin? Kamu adalah andalan kelompok kita Rin" Kata Arkan bersemangat.
Tapi Arina,merasa sepertinya mereka justru menaruhkan beban kelompok hanya padanya.Dalam hatinya
"Apa ini? seperti pujian tapi sebenarnya hanya melemparkan tanggung jawab kepadaku"
Arina tersenyum getir. Kata-kata Arkan tadi membuatnya merasa sedang di lempari beban yang harus di tanggung sendiri.
Bel tanda istirahat berbunyi.Suara kelas kembali riuh.Para siswa memasukkan buku-buku di tasnya,menyimpan kembali di laci meja.Lalu beberapa sudah keluar kelas
Arina duduk di bangkunya lagi,Ia mengeluarkan kotak bekal pemberian Evan.membukanya perlahan.Vivian dan Dita sudah keluar kelas duluan. Arina sendirian mulai menikmati suap demi suap cake pemberian Evan.
"Hem...uang jajan dari Mamak niatnya mau aku tabung buat beli kabel USB,tapi karna ada tugas kelompok tadi aku harus membeli beberapa lembar karton.Ah...gagal lagi aku menabung.Tapi cake dari Evan sangat membantu aku,aku jadi tidak perlu beli makanan saat aku lapar"
"Arina!"
"kenapa sendirian?,Vivian dan Dita mana?"
tanya Evan sambil menaruh sebotol air mineral.
"mereka lapar katanya,ke kantin"
"kamu ngga ke kantin ikut mereka?"
Arina menggeleng,
"aku mau nabung,Van..mau beli USB baru"
"USB mu rusak?"
"iya,suka ngga masuk cas nya"
Evan terdiam,matanya menatap Arina kasihan.Dalam hatinya
"USB kan tidak terlalu mahal,tapi dia susah sekali untuk mendapatkannya...Arina ini kuat sekali menanggung apa-apa sendiri.Dia tidak mau merepotkan orang tuanya"
Evan duduk di depan Arina
"ini minum dulu"
"terimakasih Van,kenapa kamu baik pada ku?"
"karna kamu temanku" Jawabnya singkat.sambil membuang muka,seperti ada sesuatu yang dia tutupi dan takut Arina mengetahui
"aku harus bersyukur memiliki teman sepertimu" kata Arina,ringan ...seolah tidak ada apa-apa
Evan menunduk,ada senyum tipis di sudut bibirnya.
dalam hatinya...
"aku juga bersyukur Arina"
Vivian dan Dita masuk kelas.Duduk di dekat mereka.
Vivian meletakkan cemilan.
"Nih ..Rin,aku traktir.tanda terimakasih kamu sudah menyelamatkan aku dari tugas IPA tadi"
"Wah ..banyak banget,padahal aku ngga minta bayaran loh"
"aku ikhlas kok,asal besok-besok bantuin lagi"
"yeyyy nyogok dong?"
"hahaha..."Vivian dan Arina tertawa
Di sisi lain,Dita dari awal datang hanya diam saja.Matanya menatap Evan,sebentar lalu buru-buru di alihkan.Ada sedikit muram di wajahnya saat melihat Evan dan Arina berdua saja.Dalam hatinya
"Jadi...Evan,benar suka Arina? Dan aku....,aku..?"
***loh kok Dita? Kenapa ya Dita begitu?
gemes ngga sih pengen tahu kelanjutannya?..
Dukung aku,pencet tombol like dan koment kalo kamu mau lanjut,jangan lupa subscribe 🤍