NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:28.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Rasa Penasaran

Usai rapat, Bu Ratri bergegas menuju ruangan CEO.

Ia mengetuk pintu, dan setelah diizinkan masuk, langkahnya terdengar mantap di dalam ruang kerja yang luas dan sunyi.

Hanya suara jam dinding yang berdetak lambat, menambah kesan hening yang berat.

Rayno baru saja menutup berkas laporan ketika menatap Bu Ratri.

“Silakan duduk,” ucapnya datar.

Bu Ratri mengangguk, duduk rapi di kursi seberang meja kerja.

“Tuan, saya memutuskan menugaskan Vexia Aurelia Gumilang sebagai koordinator lintas-divisi untuk proyek Integrasi Digital. Anda bisa mulai berkoordinasi langsung dengannya minggu depan.”

Tangan Rayno yang hendak meletakkan berkas di sisi meja tiba-tiba terhenti di udara.

Ia menatap Bu Ratri, rautnya menegang.

“Siapa tadi, Bu?” tanyanya, seolah ingin memastikan pendengarannya tidak mempermainkannya.

“Vexia Aurelia Gumilang, Tuan,” ulang Bu Ratri tenang.

“Yang tadi siang menyerahkan dokumen kepada Anda di depan ruang rapat. Dia staf baru yang direkomendasikan Pak Arman. Dalam waktu singkat sudah menunjukkan kompetensi yang menonjol. Bahkan sistem backup yang dia buat kemarin sudah diadopsi oleh tim IT pusat. Mereka bilang hasilnya efisien dan aman. Saya rasa dia layak mendapat tanggung jawab ini.”

Rayno terdiam.

Ia tak menyangka, wanita yang dari kemarin membuat dadanya sesak kini menjadi sosok yang disebut unggul dan dipercaya banyak orang.

Dalam hati, ia tersenyum getir.

"Aku bahkan tak tahu apa-apa tentang istriku sendiri. Baik di rumah… maupun di perusahaanku sendiri. Aku memang tak layak disebut suami."

Bu Ratri mengerutkan alis, menyadari keheningan itu.

“Tuan…?” panggilnya hati-hati.

Rayno tersentak halus, mengembalikan fokusnya.

Ia berdehem pelan, mencoba menata ekspresi.

“Saya percaya Ibu tidak akan mempercayakan tugas sebesar ini pada sembarang orang. Saya setuju dengan nama yang Ibu ajukan.”

Bu Ratri tersenyum lega.

“Terima kasih atas kepercayaannya, Tuan. Saya akan terus membimbing dan memantau Vexia agar hasilnya maksimal.”

Rayno mengangguk singkat.

“Baik. Lanjutkan seperti biasa.”

Bu Ratri berdiri dan menunduk hormat.

“Kalau begitu, saya permisi.”

“Silakan,” ucap Rayno sambil memberi isyarat tangan.

Begitu pintu tertutup, keheningan kembali menguasai ruangan.

Rayno bersandar di kursinya, menatap keluar jendela, ke langit senja yang mulai berganti gelap.

“Kita akan sering bertemu di tempat kerja, Xia…” gumamnya lirih.

Tanpa ia sadari, takdir baru saja memutar arah. Menyiapkan pertemuan yang akan menguji batas antara masa lalu dan profesionalisme.

***

Jam di dinding menunjukkan pukul 16.45.

Beberapa karyawan mulai berkemas, tapi Rayno justru sudah lebih dulu menutup laptopnya dan merapikan berkas-berkas di atas meja.

Langkahnya cepat, nyaris tergesa.

Dari balik meja kerjanya, Dani yang sedang menyusun laporan menoleh dengan dahi berkerut.

"Biasanya Tuan Rayno baru keluar kantor setelah semua orang pulang. Tapi belakangan ini… bahkan sebelum jam kantor berakhir, beliau sudah pergi."

Ia memerhatikan punggung tegap majikannya yang baru saja keluar ruangan.

"Dan setelah aku selidiki, semua ini mulai terjadi sejak Vexia masuk ke perusahaan."

Dani menelan ludah pelan, lalu berdiri buru-buru, merapikan meja kerjanya.

"Kalau tebakanku benar, aku harus pastikan dengan mataku sendiri."

Ia melangkah cepat ke parkiran bawah.

Begitu tiba, matanya langsung tertuju pada sedan hitam mewah yang sudah menyala. Lampu depannya menyorot temaram sore, seperti sedang menunggu seseorang.

Di dalam mobilnya, satu tangan Rayno menggenggam kemudi, satu lagi di tuas perseneling. Tatapannya lurus, tegang, seolah siap mengejar sesuatu yang tidak boleh lepas.

"Sepertinya bukan sekadar pulang." batin Dani.

Suara mesin motor sport menggelegar dari arah parkiran karyawan.

Vexia dengan helm full face dan jaket kulit hitam meluncur keluar gerbang perusahaan.

Mata Rayno langsung menajam. Tanpa pikir panjang, ia menekan pedal gas.

Mobil hitam itu meluncur keluar, membelah keramaian lalu lintas sore yang padat.

Dani spontan menyalakan motornya, buru-buru mengejar dari belakang.

“Gila, Tuan! Mau kejar siapa sih?” gumamnya setengah panik.

Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya ketika mobil Rayno mulai menyalip kendaraan satu per satu.

"Kalau aku nggak hati-hati, bisa-bisa malah ketahuan atau malah kecelakaan. Tapi… aku harus tahu."

Lampu-lampu kota mulai menyala, membias di kaca helm Dani yang terus fokus mengikuti.

Di depan sana, motor sport yang dikendarai Vexia berbelok ke arah kawasan apartemen mewah di pusat kota.

Rayno menurunkan kecepatan, menjaga jarak.

Mobilnya meluncur dengan stabil mengikuti dari kejauhan, seolah tahu setiap tikungan yang akan diambil motor itu.

Dani yang mengikuti lebih jauh di belakang mendecak pelan.

"Apartemen Armonia? Tempat tinggal kalangan elite. Jangan-jangan…"

Ia menepi sebentar di seberang jalan, pura-pura memeriksa ponselnya.

Dari balik helm, matanya tak lepas dari dua kendaraan itu. Motor sport Vexia yang baru saja menuruni jalan menuju basement parkiran dan sedan hitam milik Rayno yang menyusul tak lama kemudian.

“Serius? Tuan sampai ke sini cuma buat ngikutin motor itu? Siapa pengendara motor itu? Nggak mungkin… Vexia, 'kan?”

Dani menunggu beberapa saat. Tapi mobil itu tak keluar lagi.

Ia memerhatikan papan nama di gerbang apartemen yang dijaga ketat petugas keamanan.

“Parkiran pribadi, ya?” gumamnya pelan. Ia tahu, tak mungkin bisa masuk tanpa izin penghuni.

Matanya menyipit, menatap ke arah bawah. Jalur masuk basement yang kini sepi.

"Apa mereka punya urusan pribadi di dalam sana?"

Helaan napasnya berat.

"Belakangan ini Tuan makin aneh. Pulang cepat, jarang lembur. Tapi kenapa dia mengikuti motor sport itu? Dan kenapa mereka masuk ke parkiran yang sama? Bukannya Tuan Rayno tinggal bersama orang tuanya?"

Ia terdiam sejenak, pandangannya masih menancap ke arah basement.

"Aku kira Tuan mengikuti Vexia… tapi kalau bukan, siapa pengendara motor itu sebenarnya?"

Ia menatap pintu masuk basement sekali lagi, lalu menyalakan motornya perlahan.

"Motor sport. Karyawan di perusahaan kami. Akan kucari tahu siapa pengendara motor itu."

Motor Dani melaju pergi, meninggalkan gedung apartemen tinggi yang berdiri megah di bawah langit malam.

Sementara di dalam basement, Rayno baru saja mematikan mesin mobilnya dan menunggu istrinya melepas helm sebelum masuk lift bersama. Jauh dari pandangan siapa pun.

Di dalam lift, suasana hening nyaris bisa memotong udara.

Lampu putih keemasan memantul di dinding logam, menyorot dua sosok yang berdiri bersebelahan tanpa sepatah kata.

Vexia bersandar ringan, tangan terlipat di dada, wajahnya menatap pantulan diri di pintu lift.

Rayno berdiri di sisi kirinya, diam, sebelum akhirnya membuka suara. Suaranya terdengar rendah dan datar.

“Ke depannya kita akan sering bertemu di kantor.”

Vexia hanya menghela napas pelan, lelah.

“Tenang saja,” ujarnya tanpa menoleh. “Aku akan bersikap profesional. Urusan pribadi tak akan kubawa saat bekerja.”

Kata-kata itu terdengar ringan, tapi menghujam dalam.

Rayno menatap sekilas wajah istrinya. Wanita yang dulu cerewet, yang selalu berusaha membuka pembicaraan.

Dan kini, ketika keheningan itu berbalik padanya, ia justru merasa kehilangan sesuatu yang dulu tak pernah ia hargai.

“Selama ini aku yang menjauh. Menjaga jarak.Sekarang, giliran dia yang menarik diri,” batinnya getir.

Lift berdenting pelan.

Pintu terbuka.

Vexia melangkah keluar tanpa menoleh, meninggalkan Rayno yang masih diam di dalam.

 

Sementara itu, di gedung kantor…

Dani kembali dengan langkah cepat menuju ruangan kontrol CCTV.

Sebagai asisten sekaligus sekretaris pribadi CEO, aksesnya ke sistem keamanan hampir tak terbatas.

Ia duduk di depan layar besar yang menampilkan puluhan kamera, lalu mengetik beberapa perintah.

Begitu rekaman dari parkiran basement muncul, matanya membulat.

“A–apa? Jadi yang bawa motor sport itu… Vexia?!”

Tangannya refleks menutup mulut.

“Gila… istri bos ini benar-benar lain dari yang lain. Badas!” gumamnya kagum tak percaya.

Namun rasa penasaran menelannya bulat-bulat. Jemarinya kembali mengetik.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
love_me🧡
tau tu lu Dan lu itu asisten atau mata", beneran ngikutin sampai segitunya hati" tar ketahuan malah berabe
Endang Sulistiyowati
Dani, jangankan kamu penasaran sama ending, aku jg penasaran tau. makanya nungguin up tiap hari...
Rayno, Xia nya pergi ke club. saking kedap suara ruangannya ya, org buka pintu ga kedengeran.
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣puas banget ma ekpresi dani ngakak abis thor bacanya...
Hanima
👍👍
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
Anitha Ramto
baca bab ini sambil nyegir gara² Asisten yang Penasaran akut jadi ikutan Gila,kebut²an🤣🤣🤣

jangan ganggu Xia Rayno,,kamu makan saja sendiri masih bersyukur Xia mau nyiapin makan malam,,mungkin Xia lagi istirahat katena lelah....

awas saja jika si Vega berhasil menjebak Vexia
Upi Raswan
xia dah berangkat..lagi seneng2 sama temen2 barunya. tapi aku kok deg2an yaa...jangan sampai sesuatu terjadi padanya ya thor...
partini
ve lagi sibuk ga usah deh ganggu,,wwah wahhh keren tapi masih di bawah aylin sih kalau bawa motor
asih
xia pergi balapan ray cari hiburan biar tak stress 😬 punya suami model kamu itu harus di lawan jadi lemah lembut gemulai tak di respon giliran badas di rindukan
Marsiyah Minardi
Ayolah Othor ,plis jangan sampai si uler keket Vega bertindak duluan merugikan Vexia ya
Abaikan dulu Rayno yang sok jaim gengsi tinggi egonya melangit
Dek Sri
lanjut
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
Cicih Sophiana
sekarang Vixia udah jauh baru nyesel kamu Rayno... dulu aja kamu sia sia tidur pun gak mau satu tempat tidur... so setia sama orang yg kamu sendiri gak siapa dia... nyebelin jadi orang kamu Rayno...
Fadillah Ahmad
Kalau di lihat di Cover, Vexia itu cantik juga ya kak Nana? Pantas saja Bira mencari kesempatan untuk mendekati Vexia. Huh, kalau aku jadi Rayno, aku nggk mau tuh menyia-nyiakan istri Cantik kayak Vexia. Apalagi dia Badas. 😁😁😁 Menyesal, Menyesal deh kamu Rayno. 😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!