NovelToon NovelToon
Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:932
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit di seluruh dunia kini hanyalah kanvas retakan. Malam tanpa bintang. Dua puluh tahun yang lalu, peradaban manusia berubah selamanya. Sebuah lubang dari retakan dimensi yang menganga seperti luka di angkasa, memuntahkan makhluk-makhluk dari mimpi buruk.

Mereka datang dari dunia lain, tanpa nama dan tanpa belas kasihan. Mereka menghancurkan gedung pencakar langit, meratakan jalan, dan menyebarkan kepanikan di mana-mana. Separuh populasi musnah, dan peradaban manusia berada di ambang kehancuran total.

Namun, di tengah-tengah keputusasaan itu, harapan muncul. Beberapa manusia, entah bagaimana, mulai bangkit dengan kekuatan luar biasa.Mereka menjadi Pemburu. Dengan kekuatan yang setara dewa, mereka berjuang, jatuh, dan bangkit kembali.

Namun, di balik layar, rumor mulai beredar. Retakan-retakan kecil yang seharusnya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Seolah-olah mereka adalah mata-mata dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sedang menunggu di sisi lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Pilihan Sang Pimpinan

Pertarungan di kota Yogyakarta akhirnya berakhir. Semua monster dari retakan dimensi telah berhasil dilumpuhkan. Kelima monster raksasa itu tumbang di tangan Arya Wibawa, sang pimpinan Organisasi Gadjah Mada. Segera setelah itu, para Pemburu pembersih berdatangan untuk mengamankan dan membersihkan area kota. Kepahlawanan dan pertarungan Arya menjadi sorotan utama di setiap media.

Di rumahnya, Arka menyaksikan semua siaran itu. Ia menghela napas panjang, pikirannya dipenuhi satu pertanyaan, "Apakah aku juga bisa menjadi seorang Pemburu?"

Di sisi lain, di dalam kantor Organisasi Pemburu Pandawara, Hanif Sanjaya juga sedang melihat siaran pertarungan Arya. "Pemimpin Gadjah Mada masih kuat seperti dulu," gumamnya. "Sudah lama kita tidak bertarung bersama."

Tidak lama kemudian, sekretarisnya datang membawa sebuah laporan. "Pak, kami sudah menemukan orang yang mengalahkan monster seorang diri di retakan persimpangan itu," lapor sekretaris. "Namanya Arka, seorang pemuda yang baru lulus kuliah setahun lalu. Menurut informasi, dia belum bekerja dan sudah mengikuti banyak wawancara, tapi selalu gagal. Rumahnya berada di pinggiran kota Jakarta. Kedua orang tuanya tewas dibunuh monster 20 tahun lalu, saat retakan dimensi yang hampir meratakan Jakarta terjadi."

Mendengar insiden 20 tahun lalu, Hanif terdiam. Kengerian puluhan monster raksasa yang menyerang kembali terlintas di ingatannya. "Jadi, dia adalah salah satu dari mereka," gumam Hanif. "Sungguh kasihan pemuda ini."

Ia lalu menoleh ke sekretarisnya. "Tolong panggil wakil pemimpin," perintahnya.

Sekretarisnya mengangguk dan segera memanggil Arini Prameswari. Ketika Arini tiba, Hanif langsung memberikan perintah yang mengejutkan. Ia meminta Arini untuk secara langsung mengundang Arka bergabung sebagai Pemburu di Organisasi Pandawara. Sekretaris yang mendengar perintah itu terkejut dan heran.

Hanif merasakan potensi besar dalam diri Arka. Pria muda itu tidak hanya berani menunggu retakan dimensi melebar, tetapi juga bertarung sendirian dengan santai, seolah-olah ia telah ditakdirkan untuk hal tersebut. Hanif tahu, Arka adalah aset berharga yang harus mereka dapatkan.

°°°

Suara ketukan pintu yang berulang-ulang menginterupsi lamunan Arka. Ia yang sedang berbaring, menatap langit-langit kamarnya, bangkit dengan malas dan berjalan menuju pintu. Ketika ia membukanya, ia melihat dua orang asing di hadapannya: seorang pria berjas formal dengan wajah serius dan seorang wanita yang ia kenal—Arini Prameswari, yang berdiri di belakang pria itu.

"Apakah Anda yang bernama Arka?" tanya pria berjas itu.

"Ya, benar," jawab Arka, bingung.

Tanpa peringatan, pria berjas itu menarik kerah baju Arka dan melemparnya keluar dari rumah. "Baiklah, mari kita mulai ujiannya," ucapnya dengan santai. Pria itu ternyata adalah seorang Pemburu dengan kualifikasi B.

Arka, yang terjatuh di halaman rumahnya, terkejut. "Siapa Anda? Apa masalah saya dengan Anda?" tanyanya panik.

Pria itu mengabaikan pertanyaan Arka dan langsung menerjang, melayangkan pukulan cepat. Arka, dengan refleks yang telah meningkat, menghindari setiap pukulan dan mundur beberapa langkah.

"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Arka lagi, semakin bingung.

"Nak, dalam pertarungan, kau tidak boleh banyak bicara, atau kau akan terbunuh," jawab pria itu. Ia menyerang lagi dengan kecepatan yang lebih tinggi, membuat Arka terkena beberapa pukulan. Arka tidak punya pilihan selain melawan. Ia membalas setiap pukulan pria berjas itu, dan mereka berdua terlibat dalam adu pukul yang sengit.

Setelah beberapa saat, keduanya bersiap melancarkan serangan terakhir dengan aura yang lebih kuat. Namun, tepat saat mereka hendak bertabrakan, Arini Prameswari muncul di antara mereka dan menahan kedua pukulan dengan tangan kosong.

"Sudah cukup," ucap Arini dengan suara dingin.

Mendengar itu, pria berjas itu segera menarik diri dan kembali tenang. Arini kemudian memerintahkan pria itu, "Berikan suratnya." Arini berbalik, berjalan menuju mobilnya.

Pria berjas itu mengeluarkan sebuah surat dari saku jaketnya dan memberikannya kepada Arka. "Datanglah besok pagi jika kau ingin memiliki pekerjaan," ucapnya. Tanpa menunggu jawaban, pria itu mengikuti Arini masuk ke dalam mobil dan mereka pergi, meninggalkan Arka yang masih bingung dengan sebuah surat di tangannya.

Dengan surat undangan di tangannya, Arka bergegas masuk ke dalam rumah. Televisi di ruang tamu menyala, menyiarkan konferensi pers yang dipimpin oleh Arya Wibawa, pimpinan Organisasi Gadjah Mada. Namun, perhatian Arka bukan lagi pada berita. Ia duduk di kursi, menatap surat itu.

Di sampulnya, tertera lambang dan nama Organisasi Pemburu Pandawara. Arka terkejut. Ia baru saja diuji oleh seorang Pemburu kualifikasi B, dan kini ia memegang surat dari salah satu organisasi pemburu terbesar di Indonesia. Dengan perasaan campur aduk, ia membuka surat itu. Isinya adalah undangan untuk menjadi bagian dari Organisasi Pemburu Pandawara. Tidak dijelaskan posisi atau pekerjaan apa yang ditawarkan, hanya undangan untuk bekerja.

Arka semakin bingung. Bagaimana bisa ia, seorang pemuda pengangguran yang baru saja membangkitkan kekuatan secara tak sengaja, mendapat undangan dari organisasi sekuat ini? Namun, ia tahu, ini adalah satu-satunya kesempatan yang ia miliki. Dengan tekad bulat, ia memutuskan untuk mendatangi gedung Organisasi Pemburu Pandawara besok pagi.

Di dalam mobil yang melaju di jalanan kota, Arini Prameswari duduk terdiam, sementara pria berjas yang menyetir, Budi, memulai percakapan.

"Saya sedikit heran, Wakil Ketua," ucap Budi. "Kenapa Pimpinan memerintahkan Wakil Ketua secara langsung untuk mengundang anak itu? Padahal, kemampuannya terlihat biasa saja. Mungkin berada di kualifikasi C atas, atau paling banter di awal kualifikasi B."

Arini tidak menjawab. Ia hanya terdiam, menatap kosong ke luar jendela, seolah memikirkan sesuatu yang jauh lebih dalam daripada yang bisa Budi pahami.

Setelah sampai di kantor Hanif, Arini Prameswari mendapati pimpinannya sedang duduk bersama seorang pria tua gagah berkacamata. Arini langsung tahu siapa dia. Pria itu adalah Pemimpin Organisasi Pemburu Kesatria Garuda, Gatot Pradipta.

Melihat kedatangan Arini, Gatot menyapa dengan senyum riang. "Wah, ini dia talenta muda kita, akhirnya tiba!"

Hanif ikut menyahut, "Arini, kemarilah." Arini langsung mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia.

Hanif kemudian menjelaskan bahwa seminggu lalu, sebuah retakan dimensi telah terjadi di wilayah Gunung Gede, Jawa Barat. "Karena lokasinya di gunung, retakan itu tidak terdeteksi hingga banyak Pemburu dan pendaki menjadi korban," jelas Hanif. "Alasan Pemimpin Gatot datang ke sini adalah untuk mengundangmu. Dia ingin kau ikut membantunya menghabisi monster-monster di sana."

Arini tetap diam, mendengarkan dengan saksama.

Hanif melanjutkan, "Arini, kau akan membawa sepuluh Pemburu kualifikasi A bersamamu. Tugas utama kalian adalah menyisir area gunung dan membunuh monster yang berusaha turun ke pemukiman penduduk. Pasukan Pemburu utama dari Organisasi Kesatria Garuda akan fokus di puncak."

"Bagaimana, Arini?" tanya Hanif.

"Baik, Pak. Saya akan pergi," jawab Arini singkat.

Mendengar itu, Gatot tertawa. "Dengan ikutnya talenta muda kita, sepertinya pertarungan nanti akan menjadi lebih cepat," ucapnya penuh percaya diri.

1
muhamad andri
Baru baca di noveltoon liat ini penasaran, bagus juga, biasa ada dimashwa korea alus kek gini.
jangan dikasih kendor thor😁🔥
Yusi Yustiani
Baru baca, kebanyakan tema pemburu sama monster dari alam lain itu latar tempatnya dari negara luar. ini keren authornya ngambil dari Indonesia. aplikasi pertarunganya juga enak dibaca, semangat Thor🔥🔥🔥
Yusi Yustiani
Next Thor dipercepat 👌
Nafa Nafila
Keren nih latarnya dari Indonesia.Tentang retakan dimensi sama pemburu monster, nama nama organisasi pemburu nya juga khas banget👏🔥
Nafa Nafila
Ditunggu updatenya Thor 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!