NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[15] Putra Mahkota Kembali?

Vivienne dan Asher berada meja makan, terlihat seorang pelayan menuangkan minuman di gelas Asher, sedangkan Vivienne tidak makan sibuk memandang putranya yang terlihat sangat lucu.

Sedangkan Asher seperti tidak terganggu sama sekali dengan tingkah Vivienne, dan terus menyantap steak yang di buat oleh koki istana.

Dalam keheningan itu, tiba-tiba berjalan dengan tergopoh-gopoh menghampiri Vivienne seperti ada yang ingin dia sampaikan dan itu sangat lah penting.

Vivienne yang kaget melihat Anna, mulai berbicara, "Ada apa Anna? kamu terburu-buru seperti itu, hati-hati kamu bisa terjatuh,"

"Ya Mulia, Hamba ingin menyampaikan, Putra Mahkota akan kembali beberapa hari lagi, beliau sudah ada di gerbang kota," jawab Anna.

Dari suara Anna yang Vivienne dengar sepertinya pelayan nya ini sangat bahagia namun raut wajah nya tidak bisa memungkirinya tersirat rasa takut yang mendalam.

"Anna, kenapa wajah mu kusut seperti itu? bukan kah itu hal bagus bahwa putra mahkota kembali," ujar Vivienne.

"Itu Ya Mulia…"ucapan Anna tercekat di tenggorokan nya seperti sangat sulit menjelaskan tentang bagaimana hubungan permaisuri dan putra mahkota.

"Kita akan siapkan semuanya termasuk acara penyambutan dan pesta kembalinya putra mahkota, aku secara langsung menyambutnya ketika dia kembali nanti," gumam Vivienne sembari memegang dagunya dan menganggukkan kepalanya.

"Tapi Ya Mulia, bukan kah anda tidak akur dengan Putra Mahkota," tutur Anna menunduk dalam takut Vivienne akan marah padanya.

"Iya itu dulu, aku ingin mengubah keadaan sekarang dan manjadi ibu yang baik untuk Putra Mahkota," ujar Vivienne yang sangat tau prilaku tubuh asli ini.

"Tapi, Mama seperti kakak tidak suka semua orang, terlebih lagi… kakak sangat benci mama," bisik Asher takut ibunya tersinggung, tapi dia tau kakaknya tidak suka pesta dan ibu mereka.

"Yah, benarkah begitu," jawab Vivienne terlihat sedih, jelas nampak dari kerutan di alisnya.

"Iya Mama, aku juga pernah melihat kakak berlumuran darah dengan pedang di tangan nya, mengerikan bukan, mama tidak perlu dekat-dekat dengannya," kata Asher kemudian menyesap susu yang ada tangan kanannya.

"Benarkah, tapi dia tetap anakku bagaimanapun keadaannya, aku harus menebus kesalahan ku dan berusaha agar dia bisa menerima ku lagi," gumam Vivienne.

Seperti nya dia harus berusaha lebih keras dari sebelumnya saat Vivienne mencoba meluluhkan hati Asher.

*

*

Meskipun telah mendengar beberapa keluhan dari orang-orang terdekat Vivienne, namun wanita itu tetap ingin mengadakan perayaan besar untuk menyambut putranya.

Namun, setidaknya saat ini Vivienne akan menyambut nya bersama beberapa pelayan.

Vivienne berdiri dengan tegak di antara pelayan yang membawa keranjang yang berisi potongan-potongan bunga serta beberapa tangkai bunga lily untuk di berikan pada rombongan yang datang.

Vivienne menautkan kedua tangan menunggu dengan cemas di halaman istana tempat rombongan itu tiba, sedangkan Asher memegang gaun Vivienne, dia sangat takut ketika kakaknya datang.

Vivienne menggelengkan kepalanya, "Apa yang putra ku takut kan kakaknya hanya anak berusia empat belas tahun," fikir Vivienne.

Tidak berselang lama rombongan datang, terdengar jelas dari derap kuda, kereta dan langkah kaki yang berjalan serentak.

Vivienne nampak tersenyum melihat di ujung jalan itu karena rombongan telah datang, lalu melihat kearah Asher, "Itu kakak mu," ucap Vivienne bersemangat.

Namun, Asher malah lebih menyembunyikan tubuhnya hingga tak terlihat di balik gaun Vivienne, "Asher takut, Ma,"

Vivienne melihat kearah anak yang berada di tengah rombongan itu dengan rambut emas yang di tata dengan rapi sama seperti kaisar, menunggangi Icelandic Horse serta jubah nya berwarna hitam. Seakan-akan memperlihatkan dia tidak bukan anak yang mudah di perdaya.

Vivienne tidak perduli dengan aura dari putranya, tapi di pandangannya Orion tetaplah putra nya, "Pelayan! lakukan perintah ku,"

Para pelayan kemudian melemparkan kelopak bunga yang mereka petik sendiri pada rombongan yang datang dan mulai memainkan alat musik.

Para prajurit menjadi terkesima dengan sambutan yang belum pernah mereka rasakan sebelum.

"Wah, meriah sekali padahal kita hanya membereskan beberapa pemberontak di perbatasan itupun di bantu jenderal," gumam prajurit terpukau.

Prajurit di sebelah nya menoleh pada orang yang jauh di hadapan mereka, "Itu bukannya permaisuri ya, tumben sekali dia. Apa jangan-jangan dia punya rencana untuk menganggu putra mahkota kita?"

"Iya, kau ingat terakhir kali dia ingin terjun dari tembok istana bersama pengeran kita, membuat putra mahkota membencinya,"

Orion terlihat menoleh sinis pada para prajurit yang membuat mereka semua akhirnya menutup mulutnya rapat-rapat.

Tidak berselang lama rombongan itu sampai di hadapan Vivienne, Vivienne terlihat menangkup kan tangannya dengan mata yang berbinar seolah telah lama menunggu Orion.

"Meskipun terlihat kaku tapi anak ku tampan juga, memang bibit unggulan," gumam Vivienne dalam hati.

Orion kemudian turun icelandic horsenya, di bantu Sir Cedric yang merupakan, pengawal setianya termasuk bayangan nya ketika di perlukan.

Setelah turun dari kuda nya kemudian Orion berjalan kearah Vivienne dengan wajah penuh selidik, terlihat dari alisnya terangkat sedikit.

"Ada Ya Mulia melakukan ini semua, apakah Anda menginginkan sesuatu? atau Anda ingin mempermalukan saya?" tuduh Orion tidak percaya.

"Tidak ada alasan, aku hanya ingin menyambut mu, karena kamu sudah berjuang di perbatasan sana," ungkap Vivienne dengan tulus.

Orion terlihat memalingkan wajahnya, "Hem… apakah wanita ini tidak tau aku gagal melakukan, atau memang sengaja untuk melakukan nya. Aku terjebak di jurang itu, aku rasa dia memang sengaja mengejek ku," gerutunya.

"Anda tidak perlu basa-basi, saya sudah tau niat terselubung Anda," tunjuk Orion dengan kasar.

Tetapi Vivienne tidak goyah sama sekali dan menujukan sikap tenang, melihatnya Orion makin naik darah. Namun, seseorang di belakangnya terlihat memegang bahu Orion.

"Cucuku jangan berkata seperti itu pada ibu mu," tegur Duke Steelhand.

"Baik kakek, aku akan mengingat nya," jawab Orion menunduk lesu.

"Bagus, anak muda,"ucap Edmund mengelus surai cucunya.

Edmund menoleh pada putrinya yang kini terlihat berkaca-kaca, Edmund menjadi bingung ada apa yang terjadi Vivienne. Padahal saat terakhir kali mereka bertemu, mereka bertengkar sangat hebat karena perselingkuhan putri nya itu.

"Putriku mengapa kamu menangis?" tanya Edmund ingin mendekati Vivienne.

"Papa!" teriak Vivienne tidak menjawab malah memeluk Edmund dengan erat.

Vivienne mengingat di dunia modern, papa nya meninggal dunia setelah bertengkar hebat dengan nya. Karena papa nya itu sangat mengharapkan seorang menantu dan Vivienne memiliki pekerjaan. Namun, semua itu sulit bagi Vivienne.

Setelah papa masuk rumah sakit, baru lah Vivienne berusaha dengan keras untuk menebus kesalahan karena pertengkaran itu. Tapi, Vivienne tidak bisa menebusnya hingga Papanya meninggal dunia.

Edmund terlihat menarik bahu Vivienne kemudian melihat kearah wajah putrinya yang memerah dan berlinang air mata.

"Putri ku, kamu kenapa, cerita pada papa mu ini?" tanya Edmund.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Rere Lumiere: di tunggu ya 🙏
total 1 replies
swanaswana
lanjuttt thorrrrr, cumungud yaww🌷
Rere Lumiere: Makasih
total 1 replies
koko
author kok episode ngulang lagi
Rere Lumiere: oke siap
total 15 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!