NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Di Dalam Mansion Bersama Xera

Di kamar yang tenang, Xera menatap keluar jendela. Dia mengenakan baju tidur tipis, duduk di pinggir ranjang sambil menggenggam cincin pertunangan rahasia yang belum dikenakan secara publik.

Lucane masuk perlahan, masih dalam setelan gelap.

“Kau terlihat khawatir,” katanya, mendekat dan duduk di sampingnya.

“Aku hanya berpikir sampai kapan kita bisa sembunyi begini?” tanya Xera pelan.

Lucane menatapnya dalam-dalam, lalu mengusap rambutnya lembut.

“Sampai dunia ini cukup aman untukmu. Atau sampai aku cukup kuat untuk menghancurkan semua yang mencoba menyentuhmu.”

Xera mengangguk, meski dalam hatinya dia tahu waktu mereka untuk bersembunyi tidak akan lama.

* * * *

Lucane berdiri di depan cermin besar di ruang pribadinya. Setelan jas hitam elegan sudah dikenakan rapi, dasi bergaris perak menggantung sempurna. Di belakangnya, Juan dan Max memeriksa ulang detail rencana malam ini.

“Kau yakin akan menyampaikannya malam ini langsung ke Tuan Revantra?” tanya Max serius.

“Kalau tidak sekarang, tidak akan pernah ada waktu yang ‘aman’. Lagipula, ini bukan negosiasi. Ini pemberitahuan,” jawab Lucane tenang.

Juan menambahkan, “Tapi tetap waspada, Bos. Kakekmu bukan orang yang menyukai kejutan.”

Lucane hanya menyelipkan tangan ke saku, tersenyum miring. “Dia tahu siapa cucunya.”

Sisi Lain Kamar Xera

Xera berdiri di depan cermin rias yang dihiasi cahaya kuning lembut. Dia mengenakan gaun malam hitam elegan dengan potongan leher sederhana dan lengan panjang transparan.

Rambutnya ditata setengah naik, memberi kesan dewasa namun lembut.

Mia salah satu maid di sana membantu menyesuaikan anting terakhir.

“anda terlihat gugup nona” ucap Mia sambil tersenyum.

Xera menarik napas dalam. “Lebih dari gugup, aku takut. Ini bukan makan malam biasa. Ini seperti sidang keluarga kerajaan.”

“Tapi nona tidak datang sebagai tamu. Nona datang sebagai tunangan pewaris.” ucap mia lembut. “Jadi berdirilah seperti ratu nona”

Malam Hari Ruang Makan Utama

Ruang makan dihias sangat formal. Lampu kristal bergantung rendah, meja panjang dari kayu mahoni tua penuh dengan lilin dan piring porselen antik. Pelayan berdiri berjajar di dinding, semua dalam sikap siap.

Tuan Revantra duduk di kepala meja, mengenakan setelan abu tua yang tidak pernah ketinggalan gaya.

Lucane dan Xera masuk berdua. Langkah Xera terasa ringan tapi detak jantungnya menggila. Dia membungkuk sopan.

“Selamat malam, Tuan.”

Revantra memandangi Xera sekilas, lalu Lucane. Wajahnya tanpa ekspresi.

“Duduklah.”

Mereka duduk. Makanan dihidangkan satu per satu, namun tidak ada yang langsung menyentuh garpu. Tuan Revantra meneguk anggurnya, lalu bersuara.

“Kalian ingin menikah diam-diam.”

Xera menunduk, tapi Lucane mengangkat dagu sedikit.

“Ya, dan malam ini aku berniat mengumumkan secara pribadi. Bukan untuk minta restu, tapi sebagai bentuk penghormatan.”

Revantra menatap Lucane lama. Lalu dia menoleh pada Xera.

"Kamu hanya wanita biasa yang di pilih Lucane, aku sudah membatalkan perjanjian perjodohan itu dengan keluarga Asmara bukan karena aku merestui kalian tapi aku ingin memberi kesempatan pada kamu Xera. Aku harap kau bisa berdiri di samping lucane bukan sebagai kelemahan tapi sebagai kekuatan”

Xera menelan ludah. “Baik tuan, Tapi saya mencintai cucu Anda dan saya siap berdiri di sisinya apa pun yang terjadi.”

Hening. Lalu Revantra tersenyum kecil hampir tidak terlihat.

“Lucane pernah bilang dia tidak akan pernah mencintai siapa pun. Dan sekarang dia memilih mengikat janji dengan wanita yang membuatnya mencabut sumpah itu.”

Dia meneguk anggurnya lagi.

“Jika kau bisa menjaga hatinya tetap hidup, sementara aku mengajarkan dia cara bertahan hidup maka pernikahan ini layak dijalankan.”

Lucane dan Xera saling pandang. Ada kelegaan yang pelan-pelan tumbuh.

“Tapi ingat,” Revantra menatap keduanya dalam. “Revantra tidak pernah menikahi tanpa konsekuensi. Kau akan dilindungi dan diuji. Bersiaplah.”

Setelah makan malam, Lucane dan Xera berjalan berdua di lorong batu luar mansion. Cahaya bulan membias di permukaan kolam kecil di taman belakang.

“Kau luar biasa tadi,” bisik Lucane sambil menggenggam tangan Xera.

“Aku gemetaran sejak awal,” jawab Xera jujur.

Lucane tersenyum kecil. “Tapi kau berhasil membuat pria yang tidak pernah percaya cinta, percaya padamu.”

Sesaat Xera menghentikan langkah nya,

"Tunggu, Kakek mu bilang kau tidak percaya cinta apa kau masi normal" tanya nya dengan nada curiga

"Apa maksud mu, tentu saja aku masi normal" jawab Lucane tersenyum

Lalu Xera mengangguk ngangguk kan kepala.

Lalu Xera tertawa kecil seakan mengejek, di sana Lucane tersenyum lebar melihat Xera tertawa.

Dari kejauhan tuan Revantra melihat adegan itu.

"Kulkas itu sudah meleleh, aku harap dia bukan kelemahan mu" gumam nya

* * * *

Seperti biasa Xera masi tetap bekerja, dia sibuk mengurus semua dokumen yang harus dia kerjakan untuk tender dan sebelum dia cuti.

"Xera, apa kau tidak makan siang" tanya Clara

"Ah iya, sudah waktunya ya" ucap Xera tidak menyadari

"Tentu saja, ayo makan siang dulu. Kau terlalu fokus bekerja" ucap Clara tertawa

"Heheh bukan begitu, ini sangat penting nanti tuan lucane akan marah jika aku tidak menyiapkan kerjaan ini" Bohong Xera karena dia masi tidak ingin Clara tahu

"Ah Baiklah, ayo makan" ajak nya lagi dan mereka pun berjalan menuju kantin kantor.

Saat sedang menikmati makanan nya, Clara menatap jari Xera.

"Wah kau membeli nya Xera, cantik sekali cincin mu" kagum Clara

"Ah ini, iya aku membeli nya" Bohong Xera

"Aku rasa ini sangat mahal Xera, kau tahu ini Diamond yang langkah" ucap Clara memperhatikan kedua cincin yang di jadikan satu itu

"Tidak clara, aku membeli nya sangat murah mereka memberi diskon besar besaran" jawab Xera mencoba santai

"Oh ya?? Tunggu aku seperti pernah melihat cincin yang sama tapi di mana ya" ucap Clara mikir

"Dimana kau ini, pasti banyaklah semua orang memakai yang sama" ucap Xera lagi

"Tidak, aku pernah melihat nya. Apa ini cincin dari pacar mu" ucap Clara menyelidiki

"Haha aku sangat sibuk Clara dari mana aku menemukan pria" jawab Xera tertawa datar

"Ah kau benar" ucap Clara lagi dia tentu tahu jadwal Xera yang sangat padat itu.

* * * *

Markas Dalam Tengah Malam

Ruangan itu gelap namun modern, tersembunyi di bawah salah satu properti tua milik Revantra Group. Hanya empat orang hadir di sana Lucane, Max, Juan, dan Domanic. Di atas meja, tampak blueprint lokasi pernikahan dan daftar undangan super-rahasia.

Lucane menunjuk satu lokasi di pegunungan, tempat yang dulunya digunakan sebagai safehouse keluarga Smith.

“Tempat ini cukup terpencil. Aman dari pantauan udara, tidak ada sinyal luar masuk, dan hanya satu jalan akses,” jelas Max.

“Berapa banyak tamu?” tanya Juan.

Lucane menjawab tanpa ragu.

“Kurang dari dua puluh. Hanya keluarga terdekat, sahabat terpercaya, dan satu pendeta yang siap bungkam seumur hidupnya.”

“Xera tidak ingin pesta mewah,” tambah Domanic. “Dia hanya ingin janji yang tulus.”

Lucane menyipitkan mata menatap blueprint.

“Kalau begitu kita beri dia pernikahan paling sederhana yang dijaga dengan pasukan paling ganas.”

Max tersenyum tipis. “Baik, Bos. Kami akan urus segalanya. Bahkan angin pun tidak akan berani membocorkannya.”

* * * *

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!