Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 mimpi dan cita-cita
Hari itu hari Sabtu adalah jadwal bebas belajar. Keempat gadis itu berkumpul di taman belakang sekolah sambil membawa buku, cemilan, dan mimpi.
“Eh,” ucap Lala tiba-tiba. “Kita udah empat tahun bareng ya…”
“Cepet banget,” kata Kayla sambil membuka buku catatan. “Dulu aku masuk ke sini dengan perasaan kosong banget. Sekarang malah punya tiga kepala berisik di sekitarku tiap hari.”
“Berisik? Eh kurang ajar!” Cika lemparin bantal leher ke arah Kayla.
“Justru karena berisik itu aku hidup lagi,” bisik Kayla pelan. Semua terdiam.
“Kay, kamu tuh kadang bisa ngomong yang bikin kita senyum, tapi juga pengen nangis.” ujar Rina sedih
---
Lalu Rina bertanya serius.
“Eh, ngomong-ngomong… nanti kalau udah lulus SMA, kalian mau ambil jurusan apa?”
Lala langsung mengangkat tangan. “Aku duluan jawab!”
“Silakan, anak cerewet.” jawab Cika
“Aku mau jadi dokter hewan! Dari kecil suka kucing, anjing, burung, bahkan kadal! Pokoknya makhluk lucu berbulu.” jawab Lala
Cika menyipit. “Lucu dari mana kadal?!”
"Kadal gak berbulu" ujar Rina merinding
“Menurutku, kadal itu misunderstood creature. Sama kayak aku yang sering disalahpahami,” jawab Lala dramatis.
“Ya Tuhan,” desah Rina.
Kayla tertawa. “Keren, La. Aku setuju.”
Rina menimpali. “Kalau aku… aku mau jadi dokter forensik!”
“WHAAAT?” Lala hampir menjatuhkan botol minumnya.
“Kamu becanda?” tanya Cika.
“Enggak. Aku suka nonton drama investigasi. Aku pengen bantu pecahkan kasus pembunuhan lewat ilmu medis.” jawab Rina mantab
“Kayaknya kamu bakal punya koleksi sarung tangan lateks paling banyak deh,” kata Kayla sambil menahan tawa.
“Terus kamu, Ci?” tanya Rina.
Cika mendesah. “Aku… pengen jadi dokter bedah.”
“WOAH,” mereka bertiga berseru bareng.
“Jadi kamu nih nanti yang buka badan orang?” tanya Lala
“Kayaknya aku cocok deh. Aku tegas, fokus, dan… ya, suka ketelitian,” ucap Cika sambil menyilangkan tangan.
“Dan kamu?” tanya Lala sambil menyenggol bahu Kayla.
Kayla tersenyum.
“Aku… juga mau jadi dokter. Tapi nggak muluk-muluk. Aku cuma pengen jadi dokter umum yang bisa buka klinik gratis buat orang miskin.”
Semuanya terdiam, lalu Cika bertanya, " kenapa?"
“Karena aku tahu rasanya… jadi orang yang nggak bisa bayar rumah sakit karena faktor uang, salah satunya ibuku" jawab Kayla
Semua terdiam.
---
Malam harinya, mereka menulis di buku mimpi bersama, lalu menempelkan kertas berwarna di dinding kamar.
Empat kertas, empat warna, empat nama:
Kayla – Dokter Umum
Cika – Dokter Bedah
Rina – Dokter Forensik
Lala – Dokter Hewan
Lala berbisik, “Kita janji ya, suatu hari nanti kita berdiri berdampingan… pakai jas putih. Bukan buat gaya, tapi buat nolongin orang.”
Kayla mengangguk. “Kita nggak boleh mundur. Sekali mimpi, harus jalan terus.”
Cika memeluk bahu mereka bertiga. “Empat Srikandi ini nggak boleh bubar. Mimpi kita harus barengan.”
"Kalian juga harus baik baik saja, agar aku tidak pernah memeriksa di antara kalian" ujar Rina
Dan malam itu, di bawah cahaya temaram lampu asrama, mereka berempat tidur dengan senyum di wajah… dan api mimpi yang menyala di hati.
...----------------...
“Aku… pusing. Sumpah,” Rina mendesah, wajahnya menempel di meja belajar.
“Baru ngerjain lima soal TPS aja udah pengen kabur,” sambung Cika sambil membuka botol air minumnya.
Di kamar 207 yang kini seperti sarang semut panik, kertas soal berserakan. Pulpen habis, highlighter keempat sudah sekarat, dan Lala mulai mengomel.
“Kenapa sih soal matematika UTBK tuh kayak mau bikin otak meledak? Ini ngebahas kurva atau ngelatih mental?!” lanjut Lala
Kayla duduk tenang di pojokan, mencatat dengan rapi.
“Kita punya waktu sebulan lagi. Pelan-pelan. Nanti juga terbiasa.” ujar Kayla dengan santai
Rina menatap Kayla. “Kamu tuh kalau ngomong selalu bikin adem, tapi kadang pengen tak jitak juga.”
“Kenapa?” tanya Kayla heran
“Karena kamu bikin kami kelihatan kayak pecundang,” gerutu Cika setengah bercanda.
“Maaf,” Kayla menunduk.
“Eh, bukan gitu maksudnya!” serempak mereka semua protes.
Cika berdiri dan memegang pundak Kayla. “Maksudnya, kamu tuh panutan kita. Kalau kamu bisa tenang, kita juga belajar buat lebih tenang. Tapi lihat kami justru protes badan mengeluh dari tadi”
Lala mengangguk. “Iya, Kayla. Kita belajar bukan buat saingan. Kita belajar karena kita punya mimpi… bareng-bareng dan mewujudkan semua mimpi kita juga barengan”
---
Sore itu, mereka pindah ke taman belakang sekolah buat belajar sambil ngopi sachet dan makan biskuit murah.
Rina menatap langit. “Kalian takut nggak sih? Kalau kita gagal masuk?”
Hening.
Kayla menutup bukunya. “Aku takut.”
Lala langsung menoleh. “Serius? Kamu yang paling jenius ngaku takut?”
Kayla tersenyum pahit. “Karena aku tahu… kalau gagal, aku nggak punya rumah untuk pulang. Nggak ada siapa-siapa yang nunggu. Bahkan aku gak tau harus kemana, jadi wajar bukan aku takut”
Suasana jadi sepi. Rina menggeser duduknya lebih dekat.
“Kamu punya kita.” ujar Rina memberi kekuatan
“Iya,” sahut Cika. “Kita udah lebih dari sahabat. Udah kayak keluarga. Kayak... kembar empat beda orang tua.”
Lala mengangkat tangan. “Demi langit dan tanah, kita janji ya, mau di mana pun kita kuliah nanti, kita tetap satu tim. Empat Srikandi !”
---
Hari demi hari bergulir cepat. Tiba waktunya UTBK. Kayla berangkat paling pagi, mengenakan seragam rapi, dengan kertas kartu peserta di tangannya.
Sebelum berangkat, ketiga sahabatnya memeluknya satu per satu.
“Kayla,” bisik Cika. “Kamu bukan cuma harapan diri kamu. Kamu harapan kami juga.”
Rina menyelipkan pulpen kecil ke sakunya. “Pulpen keberuntungan, jadi semoga beruntung.”
Lala menyodorkan biskuit. “Makan ini pas jeda soal TPS. Rasanya asin, tapi doaku manis.”
Kayla tersenyum penuh haru. “Kita semua akan lolos, ya?”
Mereka serempak berseru, “AAMIINNN!”
---
Beberapa minggu kemudian...
Suasana kamar 207 mencekam. Keempat gadis itu duduk mengelilingi satu laptop. Di layar: pengumuman kelulusan UTBK.
“Siapa buka duluan?” tanya Lala sambil gemetar.
“Kamu dulu, Kayla,” ucap Cika.
Kayla mengetik nomor pesertanya. Jari-jari tangannya dingin. Ia menekan Enter.
Hening.
...
...
“SELAMAT! ANDA DITERIMA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NEGARA!”
Teriakan pecah. Lala langsung melompat ke kasur. Rina nangis. Cika lompat sambil jingkrak-jingkrak.
“YA TUHAN YA TUHAN KAYLA LULUS!” seru mereka bahagia
Kayla menutup mulut. Air matanya jatuh perlahan. “Ibu.... aku diterima…”
---
Satu per satu mereka buka hasil.
Cika: Diterima di FK Universitas !
Rina: Diterima di Fakultas Kedokteran Forensik kampus negeri di Jawa Timur.
Lala: Lolos FK Hewan di IPB.
Pelukan berempat malam itu seperti pelukan terakhir sebelum dunia dewasa memisahkan mereka.
Tapi sebelum tidur, mereka menempelkan kertas baru di dinding kamar yang bertuliskan :
“Empat Srikandi Jas Putih — Tetap Sahabat Meski Jarak Datang”
Bersambung
mantap 👍
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
mudah dipahami
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....