👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duan Lei & Huang Ling
Rumah keluarga Duan berdiri dikaki gunung Lushan. Rumah dengan dua kamar, ruang tamu, ruang makan yang langsung menyatu dengan dapur, dan satu ruang untuk penyimpanan makanan.
Satu sumur berada didalam ruang mandi, yang bersebelahan dengan dapur.
Dibagian belakang rumah itu ada lahan pertanian mereka yang ditanami gandum, jagung, padi serta sayuran. Ada juga beberapa pohon buah persik, kesemek dan jeruk.
Sementara disisi sebelah kiri, ada bangunan terbuka beratap jerami, yang digunakan oleh Duan Lei dan Huang Ling mengajar anak-anak desa belajar membaca menulis.
Tanah seluas dua hektar itu dibeli oleh Duan Lei dari uang yang ia bawa saat terusir dari rumahnya.
Duan Lei dan Huang Ling yang memang terlahir dari keluarga berada dan pandai hal akademik, memanfaatkan ilmunya untuk membantu penduduk dengan memberi kelas membaca dan menulis yang biayanya murah.
Jika umumnya biaya pendidikan diakademi mencapai lima koin emas untuk satu bulan, suami istri itu hanya mematok harga sepuluh koin perak. itu pun digunakan untuk membeli peralatan belajar bagi anak-anak.
Kenapa biaya pendidikan mahal, karena akademi belajar hanya ada dikota-kota, berfasilitas asrama plus makan minum, serta yang dipelajari juga bukan hanya membaca dan menulis saja.
Kelas dibagi dalam dua sesi, pagi akan dibimbing oleh Huang Ling, kalau sore oleh Duan Lei. Waktu belajar akan berlangsung kurang lebih sembilan puluh menit.
Seperti pagi ini, Huang Ling kembali mengajar anak-anak sembari mengasuh Duan Yu Shu setelah satu minggu absen. Sementara Duan Lei sudah sibuk bekerja dilahan pertaniannya.
"Sebenarnya siapa ayah dan ibu...? mereka bisa membaca menulis dan tau banyak tentang politik, sejarah, sastra juga etiket tata krama kebangsawanan." tanya Yu Shu.
Ya, selama satu minggu ini Yu Shu selalu mengamati gerak gerik orangtuanya. Ia amat penasaran akan asal usul ayah ibunya itu, karena amat sangat berbeda dari warga desa yang memang biasa hidup didesa pelosok begitu.
Terlebih sejak ia lahir, tak ada pihak keluarga baik dari ayah atau ibunya yang datang berkunjung. Kakek, nenek atau paman bibi, tak ada satu pun.
Dan sebenernya orangtua Yu Shu memang memiliki latar belakang yang cukup disegani.
Duan Lei adalah putra kedua dari Duan Hong, mantan walikota kekaisaran yang tersohor baik, bijaksana, jujur dan tegas. Duan Lei punya satu kakak lelaki yang sekarang berusia dua puluh tujuh tahun.
Orangtua Duan Lei tewas ditangan para perampok tiga tahun lalu. Saat itu Duan Hong dan istri akan pergi kekota Haze, namun ditengah perjalanan kereta mereka dihadang dan semua yang ikut serta dalam rombongan itu dibantai habis.
Setelah kejadian itu, Duan Lei selalu bersitegang dengan kakaknya Duan Zheng. Terlebih Duan Zheng dan istrinya, acap kali berkata kasar pada Huang Ling, serta memperlakukan wanita itu seperti pelayan.
Memang pada dasarnya dari dulu kakak beradik itu tidak memiliki hubungan baik. Semua dikarena oleh sikap iri dengki Duan Zheng pada Duan Lei.
Duan Lei yang pintar dan lebih menonjol, sering mendapat pujian dari banyak orang terutama dari orangtua mereka. Duan Zheng merasa tersingkirkan, hingga rasa iri dengki itu berubah benci dan dendam.
Jelas Duan Lei tak terima setiap Huang Ling diperlakukan tak baik. Adu mulut, pertengkaran selalu terjadi setiap hari karena Duan Lei yang melawan membela istrinya.
Tepat setelah peringatan satu tahun kematian orangtua mereka, Duan Lei diusir oleh Duan Zheng guna menguasai semua harta peninggalan orangtua mereka.
Sedangkan Huang Ling adalah putri dari saudagar kaya dari kota Haze. Keluarga Huang juga merupakan salah satu klan keluarga berpengaruh dikekaisaran.
Klan Huang menjadi keluarga nomor dua dari enam klan yang ada. Keluarga Huang menguasai sektor perdagangan diwilayah kekaisaran.
Kakek Huang Ling dulunya adalah tetua klan Huang, setelah meninggal kedudukan itu harusnya diwariskan kepada ayah Huang Ling. Namun karena keserakahan adik dari kakek Huang Ling, terjadilah pemberontakan yang menewaskan orangtua juga kedua kakak Huang Ling.
Pada akhirnya Huang Ling yang hanya seorang wanita pun terusir, dan sekarang Klan Huang dikuasai oleh adik dari kakek Huang Ling beserta keturunannya.
Beruntung, saat Huang Ling terusir ia langsung bertemu oleh Duan Lei. Wanita itu dibawa kekediaman Duan dan diberi pekerjaan. Tapi lambat laun, benih cinta tumbuh dihati kedua insan itu, hingga satu tahun kemudian mereka pun menikah.
Duan Zheng memiliki istri bernama Wei Nilu dan putri Duan Niru yang sekarang berusia satu tahun, juga seorang putra bernama Duan Holi berusia enam tahun. Keluarga itu tinggal diibukota kekaisaran, dirumah utama keluarga Duan.
Meski sekarang hidup Duan Lei dan Huang Ling jauh dari kata mewah, namun mereka amat bahagia.
Meski tak ada lagi sumpit perak, piring tembaga serta teko antik dalam genggaman. Tapi mereka sangat senang karena hidup dalam kedamaian berlimpah cinta serta kasih sayang yang menghadirkan suka cita disetiap detiknya.