Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepikiran
Mansion terasa sangat sepi. Bening berjalan pelan, ia tahu pasti Segara tidak ada di mansion. Laki-laki itu pasti tengah sibuk dengan wanitanya yang sangat cantik.
Bening membuka pintu kamarnya. Melepaskan sandal dan kaos kaki. Mengikat rambut tinggi dengan rapi dan melepas blazernya.
“Ya ampun, capek banget,” gumam Bening. Ia menghempaskan tubuh di ranjang, menempati kamarnya lagi di mansion.
Bening melihat sekeliling kamar. Meninggalkannya beberapa hari saja sudah membuatnya merindukan suasana kamar ini.
Ia masih menggunakan sebagian pakaian kerja. Karena terlalu lelah dengan aktivitas hari ini, Bening pun cepat terlelap.
Segara yang baru sampai di mansion melihat kamar Bening sedikit terbuka. Karena terlalu letih, gadis itu bahkan lupa menutup pintu.
Segara mengintip pada celah pintu yang terbuka. Ia melihat Bening tertidur tidak beraturan di ranjang.
Entah mengapa melihat istrinya kembali, perasaannya kembali tenang. Segara membuka pintu kamar Bening lebih lebar, melangkahkan kaki masuk.
Ia memandangi istrinya lekat. Bibir ranum Bening kembali menghantui pikirannya. Ia kembali teringat apa yang dilakukannya pada istrinya kemarin.
‘Dia pasti menganggapku pria berandalan yang bergonta-ganti lawan main dengan wanita. Maafkan aku,’ batin Segara.
Segara duduk di tepi ranjang. Mendekatkan jarinya di atas kepala Bening, ingin mengelus rambut hitam istrinya.
“Kenapa kamu di sini?” tanya Bening spontan beranjak dari tidur. Ia bangun tiba-tiba, terperanjat melihat Segara di sebelahnya.
Bening takut sesuatu akan terjadi lagi karena ulah Segara padanya. Kejadian semalam masih membekas dan menjadi penyesalannya bertubi-tubi. Ia tidak ingin Segara melakukan apapun lagi.
“Bening, aku hanya ….”
“Keluar dari sini!” sentak Bening membuat Segara terkejut dengan sikap istrinya.
“Aku tidak berniat melakukan apapun, Ben.”
“Kamu mungkin tidak berniat sekarang, tapi akhirnya kamu melakukannya. Apa masih kurang dengan pacarmu itu!” bentak Bening lagi, semakin berani.
“Bening, aku tidak melakukan apapun dengan Grace. Seumur hidupku aku hanya melakukan hal itu padamu,” jelas Segara tanpa meninggikan suara, berkata dengan kesungguhan.
“Mustahil kamu tidak melakukan dengan wanita lain, bahkan pacarmu lebih cantik dan seksi dariku!”
“Bening, aku katakan sekali lagi. Aku tidak pernah melakukan hal lebih kepada wanita manapun selain dirimu. Termasuk Grace. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku tidak tertarik pada tubuh Grace. Tidak peduli dia yang menurutmu lebih cantik dan lebih seksi dari kamu sendiri, tapi aku tidak merasakannya,” jelas Segara. Bening menatap Segara intens, berusaha mengorek kebenaran.
“Aku ingin sendiri,” kata Bening sembari menundukkan kepala.
Segara tidak ingin membuat Bening marah lagi. Ia segera berjalan keluar kamar dengan langkah gontai.
‘Apa maksudnya nggak tertarik dengan tubuh pacarnya yang bahkan gue menatap saja merasa insecure,’ batin Bening.
“Lalu itu artinya secara tersirat dia mengatakan hanya tergoda padaku? Dibanding pacarnya itu, gue hanyalah remahan rengginang,” tambah Bening bermolog setelah memastikan Segara keluar dari kamar.
...🍑🍑🍑...
Segara melepaskan dasi dengan kasar. Ia merasa tidak akan tenang jika Bening terus bersikap seperti itu padanya.
“Ddrrrrrtttt” ponsel Segara bergetar. Ia melihat nama Grace di layar.
“Grace?”
“Awak baru saja mengaktifkan nomor awak. Dan awak kata akan jumpa saya lagi di hotel. Jadi kenapa awak tidak datang? Sayang, saya datang ke sini kerana sangat merindui awak. Tetapi awak lebih berminat dengan kerja awak,” gerutu Grace panjang lebar di seberang telepon.
“Bersiaplah, aku akan menjemputmu. Kita akan makan malam,” kata Segara tidak ingin mendengar ocehan Grace terlalu banyak lagi.
Bening yang baru saja mengambil stok air minum kini berpapasan dengan Segara yang ingin pergi menemui Grace.
Tanpa memperdulikannya, Bening tetap meluruskan pandangannya ke depan. Namun di sudut mata, ia mencuri pandang ke arah Segara yang terlihat berpakaian rapi dan santai.
Segara menatapnya intens. Ia sungguh tidak nyaman dengan sikap Bening yang acuh tak acuh.
“Aku pergi dulu,” kata Segara berbasa-basi. Ia berharap Bening membalas perkataannya dengan baik.
Namun sayang, Bening hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Segara hanya bisa menghela napas dalam.
‘Dia pasti ingin menemui pacarnya itu,’ batin Bening penuh kedongkolan.
...🍆🍆🍆...
bab ini sangat pendek sedikit😁
ok thax u🙏
karya mu sangat bagus thor,
ga gersang
bening²😆
berani negur segara langsung😅
tapi segara masih cuek guys😂
thx u thor 🙏