Entah kesalahan apa yang Malea lakukan, sehingga dia harus menerima konsekuensi dari ibunya. Sebuah pernikahan paksa, jodoh yang sang ayah wariskan, justru membawanya masuk dalam takdir yang belum pernah ia bayangkan.
Dia, di paksa menikah dengan seorang pengemis terminal. Tapi tak di sangka, suatu malam Malea mendapati sebuah fakta bahwa suaminya ternyata??
Tak sampai di situ, dalam pernikahannya, Malea harus menghadapi sekelumit permasalahan yang benar-benar menguras kesabaran serta emosionalnya.
Akankah dia bisa bertahan atau memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Benda mahal
Dalam keheningan malam aku terdiam, duduk di atas ranjang sambil memeluk kedua lututku, mencoba menguatkan diri sendiri. Sementara akal sehatku terus menerka-nerka siapa sosok di balik suamiku yang sebenarnya.
Baru beberapa hari aku bisa tidur nyenyak, kini aku kembali tidak bisa tidur karena memikirkan sesuatu serta rasa penasaran yang membelit jiwaku. Ya rasa penasaran.
Mendengkus pelan, reflek sepasang mataku melirik jam yang menggantung di dinding.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun Arga masih belum pulang.
Kemana dia? Apa yang sedang dia lakukan di luar sana?
Menarik napas panjang, baru saja aku hendak bangkit karena ingin pergi ke toilet, aku mendengar suara pintu terbuka, sedetik kemudian di susul suara salam dari suara yang sudah tidak asing di telingaku.
Aku terkesiap, mengurungkan niat untuk turun dari ranjang, dan langsung merebahkan diri dengan posisi miring.
Menit berlalu, pintu kamar di buka secara perlahan.
Aku pura-pura tertidur dengan sesekali membuka mata untuk mengintipnya.
Aneh sungguh aneh, di pulang dengan tubuh yang tidak kotor, bahkan tampak segar seakan ia tidak benar-benar bekerja sebagai kuli panggul di pasar.
Aku buru-buru kembali memejamkan mata, sebab pria itu berjalan ke arahku.
Di sini jantungku mendadak bertalu-talu, apalagi saat dia menarik selimut untuk menutupi tubuhku, jantungku seperti mau runtuh.
Dan...
Wanginya??
Mana mungkin seorang kuli, memiliki bau harum dari merk parfum terkenal dan mahal seperti ini?
Wanginya sungguh menenangkan.
Arga??
Siapa kamu sebenarnya?
Aku berperang melawan rasa penasaran yang kian mencekikku.
Perlahan dia menjauh dariku setelah tadi sempat bertahan sejenak dengan berdiri di samping aku tidur.
Entah apa yang dia lakukan?
Memperhatikanku?
Menatapku? Atau..
Ah aku semakin di rundung kegelisahan.
Sampai ketika aku membuka sedikit mataku, tahu-tahu dia sudah berdiri di depan lemari pakaiannya, dia lantas berjongkok, lalu kembali berdiri, dan langsung memasukkan kunci untuk membuka lemarinya.
Jadi dia menyimpan kuncinya di bawah lemari. Tapi kenapa aku tidak menemukanya? Padahal aku juga sempat mencarinya di kolong lemari.
Ternyata pria itu benar-benar misterius.
Dia benar-benar sangat mengejutkanku.
Aku membatin dengan beribu-ribu pertanyaan.
Ketika pintu lemari sudah terbuka, dia mengeluarkan sebuah laptop besar, tipis, dan bersih.
Aku terkejut, pasalnya itu bukan laptop murah, aku tahu itu laptop model mahal, sebab aku cukup paham dengan teknologi.
Arga kemudian duduk di lantai, meletakkan benda itu di lantai juga, lalu membuka dan menyalakannya.
Selagi menunggu proses laptop itu benar-benar menampilkan window xp, dia memakai kacamata baca.
Beberapa saat kemudian, jemarinya mulai mengetik cepat seperti orang kantoran profesional.
Aku kembali tak habis pikir, seorang kuli panggul punya laptop, dan bisa mengetik secepat itu.
Ku telan ludahku sendiri dengan amat susah.
Apa yang sebenarnya dia sembunyikan? Dan apa alasannya?
Pertanyaan demi pertanyaan seakan terus mengusikku tanpa henti.
Sampai dia selesai mengerjakan sesuatu di laptopnya, ia kembali menyimpan benda mahal itu ke tempat semula.
Menguncinya, lantas memposisikan diri terlentang di lantai dengan beralaskan tiker. Ia menggunakan bantal lusuh sebagai alas untuk kepalanya.
Tak menunggu lama, ku dengar hembusan nafasnya yang mulai beraturan.
Aku yakin kalau dia sudah tidur.
Ku tarik napas panjang, berusaha melelapkan diri menyusul pria yang dengab begitu mudahnya terlelap.
****
Besok paginya, aku bangun terlambat karena tidur sangat larut.
Ketika keluar dari kamar dan menyusuri setiap ruangan, ternyata Arga sudah pergi bekerja.
Sepasang mataku menatap heran ke arah meja makan.
Aku bergegas melangkah, kemudian membuka tudung saji di mana di sana ada makanan mewah khas hotel bintang lima.
Ada sticky notes juga yang tergeletak di sana.
"Maaf aku harus pergi pagi-pagi sekali, aku tidak tega membangunkanmu jadi tidak berpamitan padamu. Ini ada makanan dari majikanku, tadi malam aku membawanya pulang, dan tadi sudah aku hangatkan. Makanlah, dan jangan biarkan perutmu kosong saat ke kantor"
"Makanan premium dari majikannya?" Gumamku lirih, masih menatap kertas kecil yang ku pegang di tanganku.
"Majikan yang mana?" Salah satu tanganku yang lain terulur, menyimit sedikit ikan tuna yang di masak dengan bumbu kuning.
Jelas rasanya sangat enak.
Kenapa aku merasa sedang di bohongi?
Benar-benar pemberian dari bosnya, atau dia yang membelinya sendiri?
Jujur aku pusing memikirkannya. Rasanya aku sudah tidak sabar ingin menanyainya, aku sudah tidak sabar untuk mengetahui siapa Arga.
Bersambung
masih pengen di peyuk2 kan sama Arga
hormon bumil tuh Dede utunya masih pengen di manja2 sama ayah nya,,
kebat kebit ga tuh hati kmau
Ayo thor lanjut lagi yg byk ya...penanasaran bgt kelanjutannya...
kenapa ga jujur aja seh.