NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BADAS GIRL

Malam itu, suasana di kamar Vanya dan Kael dipenuhi dengan percakapan yang mendadak serius. Vanya yang biasanya penuh tawa, tiba-tiba mengubah nada suaranya menjadi lebih tegas.

"Mual banget aku, Kael dengerin dulu oke kita tidur bareng tapi ada syaratnya," ucapnya tanpa basa-basi.

Kael yang terkejut dengan permintaan tersebut hanya bisa mengangguk pelan sambil berkata, "Katakan."

Dengan mata yang berbinar penuh harapan, Vanya melanjutkan, "Besok izinkan aku sekolah. Aku udah gak masuk lama banget loh, kamu tau kan kalau aku ini masih sekolah." Rasa cemas terpancar dari wajahnya, menunggu jawaban dari Kael.

Kael yang masih mencoba mencerna situasi, mencoba menawarkan solusi alternatif, "Kenapa gak homeschooling aja sih?" Namun, Vanya yang sudah bulat tekadnya, segera menjawab, "No, tinggal bentar lagi loh, 3 bulanan aku lulus."

Kael, yang semakin mengerti keinginan Vanya, hanya bisa menghela napas dan mengatakan, "Hm, tapi jangan aneh-aneh di sekolah." Keinginannya untuk melindungi Vanya sangat terlihat dari raut wajahnya yang serius.

Suasana di kamar itu semakin hangat ketika Kael menelusupkan kepalanya ke leher Vanya.

Dengan suara yang lembut, ia berbisik, "Vanya, ayo kita nikah." Sejenak, Vanya terdiam, merasakan dekapan hangat dari Kael dan aroma khas yang selalu membuatnya merasa aman.

Namun, dengan tegas Vanya menjawab, "Tunggu 2 tahun lagi kalau mau." Keputusan itu bukan tanpa alasan, ia masih ingin menyelesaikan pendidikannya dan menikmati masa-masa sebagai pelajar sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Kael, meskipun merasa kecewa, tahu bahwa ia harus mendukung keputusan Vanya. Dengan hati yang berat, ia mengangguk, menunjukkan pengertiannya.

"Baiklah, aku akan mendukungmu. Sekolahmu penting, dan aku akan selalu ada untukmu," ucap Kael, menjanjikan dukungan penuh terhadap mimpi dan aspirasi Vanya.

Malam itu berakhir dengan pelukan yang penuh kehangatan dan cinta, meskipun diwarnai oleh kekecewaan dan kecemasan tentang masa depan, mereka tahu bahwa mereka akan selalu bersama, mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil.

"Tapi ya enggak 2 tahun juga, nanti lulus SMA kita langsung nikah pokoknya," ujar Kael tanpa mau dibantah lagi.

"Ih ya gak mau lah, kan aku juga mau kerja dulu ngerasain gimana jadi wanita karir. Tapi aku gak mau kuliah, terus gimana bisa jadi wanita karir nanti, hmm?" tanya Vanya pada Kael sambil terkekeh pelan.

"Yaudah jadi istri aja makanya, gak perlu kuliah, gak perlu kerja, tinggal ngasuh aku aja enak hidup kamu," bisik Kael dengan suara seraknya.

Bahkan dengan beraninya, Kael membuat satu tanda kepemilikan di sana. "LEPAS KAEL KAMU NGAPAIN SIH GELI WOY....!" pekik Vanya dengan suara kerasnya.

Tentu saja Vanya hanya bisa tertawa keras karena kedua tangan besar Kael kini menggelitik pinggangnya.

"AARGH BERHENTI...!" teriak Vanya sambil meronta-ronta.

CUP!

Lagi. "Kita nikah ya, Vanya ya." ucap Kael sekali.

Vanya menggelengkan kepalanya, "Gak mau nikah, kita pacaran aja dulu kalau untuk nikah gak gampang loh itu, nanti-nanti aja."

Jawab Vanya enteng yang memang belum kepikiran untuk ke sana.

"Aku udah 24 tahun, gak bisa nunggu lebih lama lagi. Aku mau anak," ujar Kael tiba-tiba.

"Mau anak? Yaudah beli aja di Indomaret," jawab Vanya.

Kael mengusap perut Vanya lembut, "Emang ada? Bukannya nanti di sini tempatnya tuh bocah?" tanya Kael balik sambil mengusap perut rata Vanya.

"Wah pelanggaran, lepas ahh jangan pegang-pegang anak orang woy, ini gak boleh." tegur Vanya sambil mendorong Kael agar sedikit menjauh darinya.

"Dah lah ayo tidur aja. Besok aku mau sekolah. Tidur di sini tapi jangan aneh-aneh, gak boleh grep grep pokoknya," ujar Vanya sambil memberi batasan guling pada tengah ranjang itu.

Tentu Kael ingin protes tapi tak jadi, ia langsung tersenyum miring saat mendapat ide cemerlang.

"Kamu tau di sini dulu buat gantung orang," ujar Kael tiba-tiba.

"Hah gantung orang? Jadi mati dong orangnya? Huaaa Kael jangan gila ya kamu. Ayo pindah tempat jangan tinggal di sini takut. Nanti kalau ada setan gimana?" tanya Vanya panjang lebar.

Bahkan kudu kudunya pun merinding, dengan cepat Vanya membuat guling pembatasnya tadi dan langsung memeluk erat tubuh kekar Kael.

"Lepas, tadi katanya belum muhrim gak boleh sentuh-sentuh," celetuk Kael sambil menahan kekehannya.

"Ya kan ada setan di sini. Aku tuh takut tau gak. Huaa jangan lepas, jangan kemana-mana, di sini aja peluk aku yang erat takut dibawa terbang sama setan," ujar Vanya dengan tubuh yang bergetar.

Hujan semakin turun dengan derasnya, tentu kalian tau bukan kalau perempuan tak takut sama begal, takutnya sama hantu hasil halusinasinya sendiri.

"Sstt! Kiss me dulu biar gak dimakan sama hantu nanti," bisik Kael dengan suara lirihnya.

Tentu saja Kael langsung kaget bukan main saat bibirnya dicium oleh Vanya, bahkan baru kali ini Vanya mau menciumnya tanpa dipaksa.

Mereka langsung tidur dengan nyenyaknya. "Tidur yang nyenyak, kamu masih aja bolak-balik gak mau jadi istriku, maka jangan salahkan aku kalau kamu nanti bakalan hamil duluan," bisiknya dengan lirih sambil terkekeh pelan.

Kael langsung memejamkan kedua matanya ikut tidur dengan nyenyaknya.

Pagi itu, Vanya dengan langkah gesit telah bangun lebih dulu dari biasanya. Dengan penuh semangat, ia langsung beranjak ke dapur untuk membuat sarapan.

Tidak ada menu yang rumit, hanya ayam goreng yang garing dan orak-arik telur yang lezat, hidangan kesukaannya yang sederhana namun menggugah selera.

Setelah memastikan sarapan siap di meja, Vanya bergegas ke kamar mandi. Air yang menyiram tubuhnya seolah menghapus kantuk dan menambah energi baru di pagi hari.

Tak lama, ia sudah berpakaian rapi dan bersiap membangunkan Kael, kekasihnya yang masih terlelap di dalam selimut hangat.

"Hei, bangun. Aku mau sekolah, seragamku pakai apa?" ujar Vanya dengan nada lembut sambil menggoyangkan bahu Kael.

Kael, yang masih setengah sadar, membalas dengan mengulurkan tangannya, menarik lengan Vanya hingga gadis itu terjatuh ke dalam pelukannya. "Gak usah sekolah," gumamnya dengan suara yang masih serak.

Vanya, yang merasa candaan Kael kali ini terlalu jauh, langsung menegakkan badannya dan memandang Kael dengan tatapan serius.

"Sekolah lah, cepat bangun kalau gak mau aku putusin!" ancam Vanya, nada suaranya meninggi, menandakan ia tidak main-main.

Kael, yang akhirnya sadar bahwa Vanya serius, langsung terbangun dan duduk dengan posisi masih kusut.

"Iya, ini aku bangun," ujarnya sambil mengusap matanya. "Itu, di walk-in closet, seragamnya," tambahnya sambil menunjuk ke arah lemari pakaian mereka.

Vanya, meskipun masih sedikit kesal, menghela napas lega melihat Kael akhirnya bersedia bangun.

Dengan langkah cepat, ia menuju walk-in closet dan segera mengambil seragam sekolahnya. Setiap gerakannya cepat dan efisien, menandakan betapa pentingnya waktu bagi gadis itu pagi ini.

Sementara itu, Kael, yang kini sudah sepenuhnya terjaga, mengikuti Vanya dari belakang.

Dia menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi Vanya dan betapa seriusnya gadis itu tentang masa depannya. Dengan rasa bersalah karena telah mencoba menghalangi, Kael memutuskan untuk membuatnya tersenyum.

Mendekati Vanya yang sedang sibuk mempersiapkan tas sekolahnya, Kael memeluknya dari belakang.

"Berjanjilan jangan aneh-aneh ya di sekolah nanti, awas aja kalau sampai ganjen," bisik Kael lembut dengan sedikit ancaman penuh cinta.

Vanya, yang tadinya tegang, kini merasa hangat dengan pengakuan dan dukungan Kael. Senyumnya kembali menghiasi wajah manisnya.

"Kamu pikir aku murahan apa? Aman, tenang aja, gak bakalan aku aneh-aneh di sekolah nanti, jangan khawatir berlebihan," jawabnya sambil membalikkan badan dan memberikan ciuman singkat di pipi Kael.

Mereka berdua kemudian bergegas menyelesaikan persiapan pagi itu dengan penuh canda tawa, memulihkan suasana hati yang sempat tegang.

Sarapan bersama menjadi momen hangat sebelum Vanya berangkat ke sekolah, meninggalkan Kael yang kini merasa lega dan bahagia melihat kekasihnya berangkat dengan semangat dan senyum cerah.

"Hey, aku anterin ke sekolah...!" pekik Kael.

"Gak usah, bye-bye, aku berangkat dulu ya," teriak Vanya dengan suara sedikit keras.

Vanya tak memperdulikan hal itu. Ia terus lari ke bawah, di sana ada motor sport berbagai warna.

"Huaa mau pake yang Ducati." ujarnya dengan raut wajah bahagianya.

Vanya merasakan detak jantungnya berpacu lebih cepat saat jemari tangannya membalutkan sarung tangan kulit yang biasa Kael gunakan ketika balapan.

Helm Red Bull yang ikonik itu sekarang menghiasi kepalanya, memberikan aura yang tak terbantahkan aura seorang pemenang.

Tanpa pikir panjang, ia melompat ke atas motor Ducati yang mengilap itu, menyalakan mesinnya yang mengaum bak singa yang terbangun dari tidurnya.

Di luar, angin sepoi-sepoi berkejaran dengan dedaunan yang berjatuhan, namun Vanya hanya merasakan adrenalin yang memompa di nadinya.

Ia menarik gas motor, membuat roda belakang Ducati itu berputar liar, menciptakan suara garing yang memekakkan telinga.

"Wow ini benar-benar di luar nalar." ujar Vanya dengan bangganya.

Para anak buah Kael yang berjaga di mansion itu langsung panik, berlarian kocar-kacir mencoba menghentikan Vanya yang kini seperti bayangan buram yang melintas cepat.

Dari dalam rumah, Kael yang sedang menikmati kopi paginya terlonjak kaget. Cangkir di tangannya nyaris terlepas saat ia mendengar suara Ducati yang tak asing itu.

"VANYA! KAMU NAKAL SEKALI! PAHA KAMU KELIHATAN KALAU PAKAI MOTOR!" teriaknya, suaranya memecah kesunyian pagi, mencoba menembus dinding mansion yang megah namun gagal menjangkau gadis yang kini sudah terlanjur jauh.

Vanya, dengan senyum mengembang di wajahnya, meliuk-liukkan motor di jalanan yang masih sepi.

Angin pagi yang sejuk berkejaran dengan rambutnya yang terurai. Setiap kali motor menderu, hatinya bergemuruh.

Ini adalah rasa kebebasan yang selalu ia dambakan, jauh dari segala aturan dan batasan yang selalu Kael pasang untuknya.

Kemudian, ia memacu motornya lebih kencang, meninggalkan bayang-bayang mansion Kael yang kini hanya menjadi titik kecil di kejauhan.

Vanya tahu, hari ini ia telah membuka lembaran baru, sebuah cerita di mana ia adalah pahlawan dalam narasinya sendiri, bukan sekadar bayangan di balik kesuksesan Kael.

Dan dengan setiap putaran roda, Vanya semakin menjauh dari kisah lama, menuju horizon yang penuh dengan kemungkinan-kemungkinan baru.

"Woy ada anak baru tuh, cakep banget gila. Motornya aja mahal."

"Wow bidadari turun dari kayangan kalau ini mah."

"Pasti cantik kakinya aja mulus banget."

"Raka, lihat tuh ada anak baru, kakinya aja mulus pasti lo bisa move on cepet dari Vanya." bisik Galih.

DEG....!

"VANYAAAA.....!!"

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!