(🌶️🌶️🌶️🌶️)
cerita mengandung cabe rawit. Pandai lah dalam membaca.
Matahari pagi baru saja menampakan diri Gea sudah dikejutkan dengan lamaran yang datang menghampirinya bagaikan Sambaran petir.
Ia dipaksa menikahi calon pamannya yang dinyatakan cacat setelah kecelakaan yang menimpahkannya.
tak bersanding dengan pria cacat, sang Tante pun memilih kabur membawa uang sebesar 5 trilliun.
Bagaimana kelanjutannya?
yuk mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aduh.ಥ╭╮ಥ
...🚩🚩🚩...
...(Pagi harinya)...
...Matahari mulai menyapa, Gea masih tertidur begitu nyaman didalam pelukan Alby yang ia pikir adalah bantalnya, bahkan salah satu kakinya ikut naik keatas tubuh Alby. Sambil tersenyum, Gea membenamkan wajah di dada bidang Alby, namun sedetik kemudian semuanya sirna, saat aroma maskulin dari tubuh Alby menyeruak masuk ke dalam hidungnya....
"Ini bukan parfumku... tapi lebih mirip parfum..." pikir Gea perlahan membuka mata dan menatap dada bidang Alby yang terdapat banyak tatto, seketika kedua matanya membulat sempurna.
"Aaaaa!" teriak Gea menggema menjauh dan turun dari atas ranjang.
"Astaga... kenapa pagi-pagi begini kamu sudah ribut," desis Alby ikut terbangun akibat suara teriakkan Gea yang memekik telinga.
"Kau... kau pria tua mesum!" jerit Gea dengan cepat memeriksa seluruh bajunya.
Melihat tingkah Gea, Alby tersenyum kecil."Bukan aku yang mesum, tapi kamu," ucap Alby.
"Apa?" Gea menghentikan aksinya menatap Alby."Apa maksudmu?" tanya Gea.
"Apa kamu lupa, panggilan baru yang kamu buat untukku semalam? Apa aku harus mengulanginya agar kamu dapat mengingatnya kembali," jawab Alby.
...Gea terdiam, otak lemotnya mencoba berputar ulang dengan keras berusaha mengingat kejadian semalam....
"By... apa kamu tidak menyukai aromaku," sela Alby meniru suara manja Gea semalam.
...Kedua mata Gea langsung membulat sempurna, ini pertama kali dalam hidupnya, ia mengeluarkan suara yang menjijikan seperti itu....
"Hentikan..." bisik Gea mengepal kuat kedua tangannya.
"Oh... dan satu lagi, By... tanganmu sangat-"
"Aaaa! Aku bilang hentikan!" teriak Gea lompat naik keatas kasur.
...Dengan sigap Alby meraih dan memeluk tubuhnya dengan erat. Di dalam pelukan Alby, Gea terus meronta dan memukul punggung Alby sambil berteriak histeris, akan tetapi Alby mengabaikannya....
"Kamu harus bertanggung jawab karena sudah memaksa menciumku, Gea," bisik Alby.
"Enak saja, aku yang rugi disini Pak Tua, karena kamu sudah mengambil ciuman pertamaku!" pekik Gea.
"Itu juga ciuman pertamaku, Gea, jadi kamu harus bertanggung jawab," balas Alby tak mau melepaskan Gea.
"Hahahaha! Kami pikir aku ini bodoh? Kamu berpacaran lama dengan Tante Miska Pak Tua, bagaimana ini bisa menjadi ciuman pertamamu?" Gea terkekeh penuh sindiran.
"Kamu tidak percaya?" tanya Alby melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Gea.
"Terserah kalian. Apa yang kalian lakukan itu sama sekali bukan urusanku, jadi lepaskan aku." Wajah Gea berubah serius membalas tatapan Alby.
"Gadis ini sangat keras kepala," batin Alby menghela nafas berat melepaskan pelukannya.
...Gea segera bangkit dan turun dari atas kasur, kemudian ia meraih tasnya yang ada diatas meja, segera pergi meninggalkan kamar Alby....
"Sialan, kenapa aku bisa tertidur di kamar Pak Tua itu?" gumam Gea menuruni anak tangga.
...Langkah kaki Gea terus menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, dengan mulutnya tak berhenti komat-kamit sepanjang langkah kakinya, dan tiba-tiba......
"Pagi, Nyonya," tegur Frank menyapa.
"Kyaa!" Gea terkejut hampir saja jatuh.
"Hati-hati Nyonya." Frank ikut terkejut bersiap menahan tubuh Gea.
"Oh... ya ampun Pak Frank, bisakah kamu tidak muncul tiba-tiba." Gea mengelus dadanya menenangkan jantungnya yang hampir copot dari tempat.
"Maaf, Nyonya." Tatapan Pak Frank tak sengaja melihat bekas merah di leher Gea, dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Ya sudahlah... aku mau mandi dan berangkat sekolah." Gea terus melangkah pergi menuju kamarnya.
Dari belakang, diam-diam Pak Frank tersenyum gembira."Perlahan... tapi pasti," gumam Pak Frank beranjak pergi dari sana.
*
*
...Setelah berada di dalam kamar, Gea buru-buru melepaskan semua seragamnya lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Beberapa menit kemudian Gea kembali keluar dari dalam kamar mandi buru-buru duduk di depan meja rias, dan......
"Oh my God! Apa ini?" Gea terkejut setengah mati, saat menatap pantulan dirinya di depan cermin.
...Bekas merah semalam yang ditinggalkan oleh Alby begitu besar hingga membiru, Gea dengan cepat meraih bedak padat mengolesnya, namun bekas itu tetap terlihat begitu jelas, akhirnya amarah Gea pun meledak....
"Alby!" jerit Gea menggema di dalam kamar.
*
*
...Di dalam kamar Alby, terlihat Pak Frank tengah sibuk membantu Alby mengganti setelan kerja, lalu meraih jam tangan beserta dasi menyodorkannya ke arah Alby....
"Dimana Gea?" tanya Alby meraih dasi dari tangan Pak Frank dan memakainya.
"Nyonya sedang bersiap berangkat ke sekolah, namun tadi sala satu pelayan mengatakan kalau dia mendengar suara teriakan Nyonya dari dalam kamarnya," jawab Pak Frank.
"Dia pasti sudah melihat bekas merah semalam itu," batin Alby tersenyum sama hampir tak terlihat, selesai mengikat dasinya.
"Biarkan saja," ucap Alby kembali meraih jam tangan memakainya di lengan kekarnya.
"Baik, Tuan," sahut Pak Frank membungkuk hormat.
"Ayo, kita berangkat," ajak Alby menjalankan kursi rodanya diikuti Pak Frank dari belakang meninggalkan kamar.
*
*
Ting!
...Pintu lift terbuka, Alby dan Pak Frank hendak keluar, namun langka mereka terhenti saat melihat Gea sudah berdiri diambang pintu lift rapi dengan seragam sekolahnya dan nampak sangat marah menatap ke arah mereka berdua....
"Tuan..." ucap Pak Frank cemas.
"Kamu pergi saja dulu, aku akan bicara dengannya sebentar," ujar Alby tenang.
"Baik, Tuan." Pak Frank segera pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa, istriku?" tanya Alby sambil menahan tawa.
"Apa yang kamu lakukan kepadaku semalam, Alby!" bentak Gea.
"Aku tidak melakukan apa-apa, hanya menina bobo kamu yang terus merengek minta di peluk," jawab Alby santai sambil menatap lekat wajah cantik Gea.
"Kamu pikir ini lucu Hah?!" pekik Gea, kedua matanya mulai berkaca-kaca, tangannya ikut terkepal kuat.
"Tidak sama sekali." Wajah Alby seketika berubah serius.
"Aku hanya pengantin Alby! Dan kamu akan kembali kepada Tante Miska setelah dia kembali membawa uang itu, tapi kenapa kamu melakukan ini?!" jerit Gea akhirnya menangis.
"Percakapan kita selesai sampai disini Gea, aku sangat sibuk," sela Alby pergi dengan kursi rodanya meninggalkan Gea.
"Aku benci kamu, Alby!" teriak Gea menatap punggung Alby.
...Alby mencengkram pegangan kursi rodanya dengan erat terus berjalan pergi, saat mendengar ucapan Gea, tiba-tiba ia merasa hatinya sakti seperti di remas dari dalam....
"Sial," batin Alby mengumpat.
ayo up lg yg banyak
di tunggu yaaaaaaaaa
kami dah nungguuuuuuuuuuuuu dengan gelisah.
menunggu kelanjutannya.
ayo semangat semangat semangat
bagus. seru.
aku suka.
terus terus terus.....
teruskan lagi doooooong ceritaanya.
dan yang banyak biar kami puas membacanya.
seru banget, aku sukaaaaaaaaaaa
up yang banyaaaaaaak biar puas.
kasihan gea. mungkin saat ini gea sudah ada perasaan suka dan cinta sama alby. makanya saat ini gea merasa ada yg hilang dalam dirinya.