KETULUSAN CINTA SEORANG POLISI Season 1 & 2

Satu bulan berlalu, akhirnya restoran bisnis Echa, Keysa, dan Mira sudah mulai di buka hari ini. Mereka sengaja membuat konsep restoran yang kekinian.

Selain design restoran yang selfi holic banget, harga makanan di restoran ini juga ramah di kantong jadi cocok dengan semua kalangan termasuk pelajar dan anak kuliahan mereka bisa nongkrong disini.

Tapi jangan salah, walaupun harganya murah soal rasa jangan di ragukan lagi semuanya lezat-lezat karena Echa sengaja mempekerjakan koki handal di restaurannya.

"Akhirnya restoran kita buka juga," kata Mira.

"Iya, tidak di sangka hari pertama pembukaan restoran sudah banyak pengunjungnya," sambung Keysa dengan rasa bangganya.

"Mudah-mudahan restoran kita selalu rame," sahut Echa.

"Amiennnnn......"

Di restoran ini juga tersedia Home Band untuk menambah keseruan suasana restoran, Echa yang memang hobi menyanyi menyumbangkan suara emasnya untuk pertama kalinya di hadapan para pengunjung membuat mereka makin betah berlama-lama diam di restoran ini.

Sementara itu di kantor Polisi...

Tanpa permisi, Adam langsung masuk ke ruangan Dirga. Dirga yang saat ini sedang santai, langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka.

"Hai bro, kapan lo kembali dari Semarang? ga ngasih kabar, tiba-tiba nongol saja di sini," Dirga menghampiri sahabatnya itu dan mereka langsung berpelukan.

"Baru kemaren gue nyampe, dan kayanya gue bakalan pindah Dinas lagi di jakarta," sahut Adam.

Adam selama ini memang Dinas di semarang, tapi kemarin Adam tiba-tiba mendapat perintah dari atasannya untuk pindah Dinas ke Jakarta.

"Serius lo, gue ikut bahagia mendengarnya udah 4 tahun kita ga ketemu lo makin ganteng aja Dam," goda Dirga.

"Ah lo bisa aja, gimana dah punya pasangan belum?"

"Gimana mau punya pasangan, tiap hari kerja terus mana sempet cari cewek, lo sendiri gimana? sok-sokan nanyain cewek ke gue, lo sendiri aja masih jomblo," balas Dirga.

"Gue masih tetep kaya dulu Dir, masih mengharapkan wanita masa lalu gue kembali," kata Adam sambil menerawang meihat langit-langit yang ada di ruangan kerja Dirga.

"Gila lo Dam, bukannya dia sudah nikah ya? apa lagi yang lo harepin dari wanita itu," sahut Dirga.

Adam dan Dirga sudah bersahabat sejak sama-sama menjalani masa pendidikan di AKPOL, mereka sudah seperti saudara makannya tidak yang ada di sembunyikan, keduanya saling terbuka satu sama lain.

Bahkan masalah Dina dan Adam pun, Dirga mengetahuinya tapi Dirga tidak mengetahui kalau Dina itu sahabat Echa adiknya karena setiap di ajak ke rumah Echa, Dina tidak pernah ikut.

Dina selalu beralasan ingin beristirahat padahal alasan Dina sebenarnya tidak pernah mau ikut karena tidak mau mendengar curhatan Echa tentang Kak Dimas yang hanya akan membuat hatinya sakit.

"Gue bingung Dir, gue udah berusaha ngelupain Dina sampai-sampai gue minta izin buat bisa dinas di luar kota supaya gue bisa ngelupain dia, tapi ternyata sampai sekarang gue ga bisa ngelupain dia, malah gue berdoa supaya Dina cerai sama suaminya," Adam menghembuskan nafasnya kasar.

"Parah banget lo Dam, sumpah. Seharusnya lo itu ngedoain yang bagus2 bukannya kaya gitu," Dirga ga percaya sama jalan pikiran sahabatnya itu.

"Lo jangan salah sangka dulu Dir, justru gue ngedoain dia kaya gitu supaya dia sadar kalau cinta gue itu tulus ga kaya suaminya."

"Maksudnya apa? berati suaminya ga cinta sama si Dina? tapi kalau ga cinta ngapain di nikahi?" Dirga mengkerutkan keningnya.

Akhirnya Adam menceritakan semuanya pada Dirga mengenai pantauannya selama ini, mengenai keputusan Dina menyusul Dimas ke luar negeri smpai akhirnya bisa menikah dengan Dimas.

"Lah terus kalau si Dina nikah sama cowok itu, gimana nasib ceweknya di sini? gue ga bisa ngebayangin pasti hancur banget tuh hati ceweknya di khianatin sahabat sama pacarnya," sahut Dirga.

Dirga tidak tau kalau wanita yang di khianati Dina itu adalah Echa adik kesayangannya sendiri.

Waktupun berlalu begitu cepat, pembukaan hari pertama restoran milik wanita-wanita cantik itu berjalan dengan lancar, sampai-sampai mereka bertiga kelelahan.

Setelah restoran mereka tutup, akhirnya mereka pulang dengan mengendarai mobil masing-masing.

Sesampainya di rumah, Echa melihat Papinya masih di ruangan Tv. Setelah mengucapkan salam dan mencium pipi Papinya, Echa langsung tiduran di pangkuan Papinya.

"Kok Papi belum tidur?" tanya Echa dengan mata yang terpejam dan sedikit memijat pelepisnya.

"Papi lagi nungguin princess Papi, gimana lancar pembukaan restorannya?" Papi Gatot bertanya sambil mengelus kepala sang putri.

"Alhamdulillah Pi lancar, malahan di hari pertama restoran kami penuh banget sama pengunjung sampai-sampai Echa, Keysa, sama Mira ikut mengantarkan pesanan saking kewalahannya."

Angga yang keluar dari kamarnya mau mengambil minum menghampiri Papi dan adiknya.

"Baru pulang Dek?"

"Iya Bang..!!" jawabnya lirih karena Echa sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya.

"Istirahat gih di kamar," Angga pun beranjak mau ke dapur mengambil minum.

"Gendong Bang," Echa yang memaksakan duduk tiba-tiba menghentikan langkah Angga.

"Ya ampun Dek, umur kamu sudah berapa tahun masa pengen di gendong."

"Pokoknya gendong, Echa ga kuat bang naik ke atas," rengek Echa sambil merentangkan kedua tangannya.

Papi Gatot hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya itu. Angga pun tidak bisa menolak keinginan adik kesayangannya itu, akhirnya dia membungkukkan badannya di hadapan Echa dengan senyum yang mengembang Echa langsung naik ke punggung kakaknya itu.

"Kerjaan kamu makan terus ya Dek, badan kamu berat banget," Angga menggerutu tapi Echa tidak peduli dia sudah capek banget.

Angga merebahkan tubuh Echa dan menyelimuti tubuhnya, sekilas Angga memandangi wajah adiknya, mengusap kepalanya dan terakhir mencium keningnya.

Hai reader,,,mana like n vote nya donggg

😉😉biar semangat nulisnya...

LOVE YOU💞💞