Follow sosmed author
IG:Mia novita23
Tiktok:Miss Mia Novita
Bagaimana jadinya jika kamu menikahi wanita yang ternyata adalah anak kandung dari musuh besar keluargamu.
Alvin Zeandra Abimana. Seorang ketua geng motor tengil yang menikahi seorang gadis bernama Aliya pratiwi. Anak kandung dari tuan Smith dan nyonya Cyra yang hilang beberapa tahun yang lalu karna ulah dari keluarga Abimana.
Pernikahan mereka terjadi hanya karna sebuah kesalah pahaman yang terjadi.
Bagaimana jika suatu saat kebenaran terungkap tentang Aliya yang sebenarnya anak dari musuhnya?
Ikuti kelanjutannya di "Dinikahi Badboy Tengil"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Modus Alvin
Alvin menatap tubuh Aliya yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. Melihat raut wajah istrinya seperti itu membuat Alvin menundukkan wajahnya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ada sebuah panggilan masuk dari salah satu sahabatnya yang bernama Agam.
Dengan cepat Alvin mengusap tombol hijau di layar ponselnya.
📞: halo. Ada apa Gam?
📞: Kapan lo balik Vin. Besok ada ujian mata pelajaran pak Luky lagi. Minggu kemarin kamu sudah tidak ikut ujian mata pelajarannya. Jangan sampai besok lo tidak ikut lagi
📞: Iya Gam. Gue balik siang ini
📞: Lagian lo ngapain lama-lama di sana Vin?
📞: Gue ada urusan yang harus di selesaikan Gam.
📞: Yaudah. Yang pasti lo jangan sampai besok tidak ikut lagi
📞: Baik Agam yang paling baik
Tut...tut...tut.
Sambungan telponnya terputus begitu saja. Alvin menunggu Aliya yang sejak tadi belum juga keluar dari dalam kamar mandi
"Kenapa Aliya lama sekali. Apa jangan-jangan dia pingsan lagi kayak tadi malam" Ucap Alvin dan bangkit dari duduknya untuk melihat keadaan Aliya di dalam kamar mandi
tok...tok..tok .
"Al. Kamu baik-baik saja kan Al?" Tanya Alvin sambil mengetuk pintu kamar mandi. Namun tidak ada jawaban yang bisa Alvin dengar dari dalam
"Aliya. Kamu baik-baik saja kan Al?" Tanya Alvin lagi. Namun Aliya belum juga menjawab pertanyaan Alvin
Rasa khawatir mulai terbesit dalam benaknya. Alvin memutuskan untuk mendobrak pintu kamar mandinya.
Brak
Alvin benar-benar mendobrak pintu kamar mandi itu. Dan ternyata Alvin melihat Aliya sedang bersantai dalam bathub dengan kedua telinga yang di tutupi oleh headset bluetooth dengan kedua mata tertutup.
Mendengar suara pintu di dobrak dari luar membuat Aliya langsung membuka kedua matanya.
"Aaaaaaa. Ngapain lo kesini, Keluar gak" Teriak Aliya sambil menutupi tubuh bagian atasnya yang sudah terlihat polos
"Keluar sekarang gak. Dasar pria mesum" Teriak Aliya lagi
Sedangkan Alvin masih diam terpaku di tempat saat melihat tubuh Aliya bagian atas yang sudah polos
"Keluar pria mesum. Ngapain lo masuk kesini segala sih!!?" Teriak Aliya lagi sambil menyiram Alvin dengan air
"Maaf maaf. Aku pikir tadi kamu kenapa-napa karna gak jawab waktu aku panggil" Ucap Alvin sambil menutup kedua matanya
"Alasan. Keluar sekarang gak, Atau gue teriak panggil papa dan mama" Ucap Aliya lagi
"Teriak saja. Lagian kamu mau teriak bagaimana. Kamu saja sudah menjadi istri sah ku. Jangan kan melihat mu Mandi. Melakukan apa saja kita sudah sah sayang" Ucap Alvin sambil memainkan sebelah matanya
"Dasar pria tengil mesum. Keluar gak lo" Ucap Aliya lagi
Melihat ekspresi Aliya membuat Alvin mengulum bibir menahan tawa. wajah Aliya terlihat begitu lucu.
Setelah keluar dari dalam kamar mandi. Alvin turun ke bawah dan menemui Dewi dan Usman yang sedang duduk santai di taman belakang sambil membaca koran
"Selamat pagi ma, Pa" Ucap Alvin sopan
"Pagi nak Alvin. Aliya mana nak. Apa dia masih tidur?"
"Tidak kok ma. Aliya sedang mandi di atas"
Dewi tak lagi menjawab. Wanita paruh baya itu hanya mengangguk paham dengan apa yang Alvin katakan.
"Ma, pa. Alvin mau minta ijin untuk membawa Aliya ke jakarta"
"Nak Alvin mau bawa Aliya ke jakarta. Kalau mama dan papa boleh-boleh saja nak. Tapi apa kamu bisa memastikan Aliya baik-baik saja?"
"Insyaallah pa. Alvin akan selalu menjaga Aliya dan menjamin keselamatannya. Walaupun nyawa Alvin yang menjadi taruhannya" Ucap Alvin meyakinkan Usman
"Baiklah. Papa percaya sama kamu nak Alvin. Tapi jangan lupa pesan papa ya. Lalu bagaimana sekolah Aliya nak?'
"Papa tenang saja. Alvin akan mengurus sekolah Aliya untuk pindah di sekolah yang sama dengan Alvin pa"
"Baiklah kalau begitu. Jangan pernah mengatakan pada Aliya tentang apa yang semalam mama dan papa katakan pada nak Alvin" Pinta Dewi penuh harap
Tak lama kemudian. Aliya turun dari dalam kamarnya. Wanita itu masih menatap Alvin malas dan terlihat penuh kebencian dari kedua sorot matanya
"Aliya sudah tau kan nak perihal pindahan kalian?" Tanya Dewi pada Alvin
Mendengar itu membuat Aliya mengerutkan keningnya. "Siapa yang kan pindah ma?" Tanya Aliya penasaran
"Kita yang akan pindah" Jawab Alvin pelan
"Apa!! Aku tidak mau" Ucap Aliya sambil melirik Alvin tajam
"Aliya. Mau bagaimanapun. Alvin sudah sah menjadi suami kamu. Dia adalah imam kamu saat ini. Kamu harus bisa mengikuti kemanapun Alvin pergi" Ucap Dewi lembut
"Ta..tapi ma. Aliya tidak mau jauh dari mama dan papa
Aliya mau tetap disini" Ujar Aliya dengan kedua mata yang sudah mulai berkaca-kaca
"Aliya sayang. Tugas seorang istri itu harus bisa mengikuti apapun yang di minta suami. Kalau kita menolak hukumnya dosa. Dan Allah akan melarang kita mencium bau surga" Ungkap Dewi lembut
"Tapi ma. Bagaimana bisa Aliya ninggalin mama dan papa. Kalian adalah segalanya buat Aliya" Ucap Aliya sambil memeluk Dewi
"Mama tau sayang. Tapi biar bagaimanapun, Alvin saat ini lebih berhak atas kamu"
"Tapi ma"
"Sudah sayang. Kamu ikut saja sama Alvin ya. Kan kalian masih bisa temui mama dan papa saat sedang libur sekolah"
Aliya menatap wajah Alvin penuh iba. Ingin sekali Alvin mengijinkan dirinya tetap tinggal bersama dengan papa dan mamanya.
"Kita akan selalu mengunjungi papa dan mama setiap hari Weekend" Ucap Alvin lembut
"Tapi lo harus janji ya Vin!" Ucap Aliya
"Aliya, Kok manggil Vin. Gak sopan nak. dia itu adalah suami kamu, Imam kamu sayang"
"Tapi Aliya harus manggil apa ma. Dia itu hanya orang asing yang terpaksa harus menjadi suami Aliya karna ulahnya sendiri" Pekik Aliya dan langsung masuk kembali ke dalam rumahnya
Usman dan Dewi yang mendengar itu hanya bisa mengambil nafas panjang. memang seperti itulah sifat Aliya. Terkadang Egonya itu berlebihan
"Kamu harus sabar menghadapi sikap Aliya ya nak. Dia memang seperti itu" Ucap Dewi dan langsung di mengerti oleh Alvin
"Iya ma, Alvin bisa mengerti. Ijinkan Alvin membawa Aliya ya ma, pa"
•
•
•
Hari begitu terik. Alvin dan Aliya sedang ada dalam perjalanan menuju ke jakarta. Biarpun dengan wajah cemberut. Namun Aliya masih ikut bersama dengan Alvin biarpun dengan hati yang berat.
"Pegangan istriku. aku mau ngebut. Nanti kamu jatuh lagi" Ucap Alvin pada Aliya
"Ogah banget gue pegangan sama pria mesum kayak lo. Yang ada elo nanti mengambil kesempatan dalam kesempitan. Iya kan! Sudah kebaca modus cowok-cowok mesum kayak elo" Ujar Aliya yang sengaja duduk memberi jarak dengan Alvin.
Alvin yang menyadari itu membuat dia menancap gas dan membuat Aliya reflek memeluknya dari belakang. Dan hal itu membuat Alvin mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Mau peluk juga" Ucap Alvin pada Aliya