Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.34
Di kamar Abdi, lampu meja menyala terang. Abdi duduk dengan wajah serius, tetapi matanya terlihat penuh ketegangan yang terpendam. Ia telah melewati banyak misi, banyak ancaman, banyak lawan yang bahkan tidak berwujud manusia. Namun kali ini, misi yang muncul di tablet terasa jauh lebih berat dari sebelumnya.
Tablet menyala dengan kilatan lembut. Clara muncul dengan hologram tubuh penuh. Kali ini ia memakai pakaian putih sederhana, rambut digitalnya tergerai memantulkan cahaya biru halus. Namun ekspresi wajahnya bukan yang biasanya santai atau dingin. Ada kekhawatiran di sana.
"Abdi, energi sistemku sudah pulih sekitar sembilan puluh persen. Kita bisa melanjutkan misi. Tapi sebelum aku jelaskan, aku ingin tahu apakah kondisi mentalmu siap."
Abdi mengedipkan mata pelan. "Aku masih di sini. Aku masih berdiri. Kau tidak perlu khawatir."
Clara mendekat, hologramnya seperti duduk di ujung meja. "Misi ini berbeda. Ini bukan tentang melawan musuh fisik. Ini misi yang menyentuh ruang inti. Jika terjadi kesalahan sedikit saja, jiwamu bisa terjebak di ruang sistem selamanya."
Abdi mengangkat satu alis. "Jadi ini misi mengerikan yang kau coba bungkus dengan kata-kata lembut."
Clara merespon cepat. "Aku hanya tidak ingin kau bersikap impulsif lagi."
Abdi tersenyum miring. "Kau tahu aku selalu impulsif."
Clara menunduk. "Justru itu masalahnya."
Tablet menampilkan teks berwarna biru.
...Misi Ke 15...
...Gerbang Informasi Yang Terkunci...
...Hadiah...
...Akses Penuh Arsip Rahasia Dunia...
...Kemampuan Dekripsi Otak Tingkat Sistem...
Abdi mengusap dagunya. "Arsip rahasia dunia. Itu berarti informasi pemerintahan, militer, jaringan intel, eksperimen terlarang, bahkan pencipta sistem sepertimu."
Clara mengangguk perlahan. "Ya. Jika misi ini berhasil, kau akan mengetahui kebenaran di balik keberadaanku. Dan mungkin juga kebenaran tentang dirimu sendiri."
Ruangan mendadak terasa lebih sunyi.
Abdi memutar kursi dan berdiri. "Kalau begitu, kita mulai. Apa langkah pertama?"
Clara mengangkat tangan hologramnya. "Sebelum memasuki ruang sistem inti, kau perlu menstabilkan gelombang otak. Cara stabilisasinya adalah... minum kopi campur madu dan garam."
Abdi terdiam lima detik.
"Clara."
"Ya."
"Kau bercanda?"
"Tidak."
Abdi meliriknya tajam. "Ini resep dokter atau resep nenek kampung?"
Clara menghela napas panjang. "Ini hasil penelitian empat ratus jam ketika aku mempelajari sinkronisasi otak manusia. Kau pikir aku mencampurnya sembarangan?"
Abdi masih tidak yakin. "Jadi aku harus minum itu sekarang?"
Clara menatapnya seolah ini tidak bisa ditawar. "Sekarang."
Abdi akhirnya masuk ke dapur. Ia mengambil gelas, bubuk kopi, madu, dan sejumput garam. Air panas dituangkan. Aroma kopi bercampur dengan aroma manis dan sedikit aroma laut.
Ia mengangkat gelas itu.
"Kalau rasanya buruk, aku bakar servermu."
Clara dari ruang hologram menjawab, suaranya sangat datar. "Silakan. Aku punya cadangan dua belas lapis."
Abdi menghela napas dan meminum kopi itu.
Ia menunggu tiga detik.
Matanya melebar.
"Clara."
"Ya."
"Ini enak sekali."
Clara langsung memasang ekspresi bangga seperti anak kecil yang baru menunjukkan nilai ujian sempurna. "Sudah kubilang. Aku jenius."
Abdi tertawa tanpa bisa menahan. "Baik. Kita mulai sinkronisasi."
Cahaya biru keluar dari tablet. Clara memegang tangan Abdi. Untuk orang lain, itu hanya hologram. Tapi bagi Abdi yang sudah terhubung langsung melalui sistem neural, ia bisa merasakan sensasi hangat halus, seperti aliran energi lembut.
"Duduk tenang. Fokus pada napasmu."
Abdi memejamkan mata.
Cahaya menyelimuti ruangan.
Ketika Abdi membuka mata, ia berdiri di ruang yang tampak seperti perpustakaan tak berujung. Langitnya bukan langit. Lantainya bukan lantai. Semua permukaan terbuat dari cahaya padat yang lembut. Ribuan kubus data mengapung di udara, saling bertukar informasi tanpa suara.
Clara berdiri di sampingnya, tampak lebih nyata di sini daripada di dunia fisik. Mata digitalnya bersinar lebih terang.
"Inilah Gerbang Informasi. Tempat seluruh memori dunia disimpan. Namun hanya mereka yang memilih kebenaran tanpa takut konsekuensinya yang bisa membuka pintunya."
Abdi mengangguk perlahan. "Di mana pintunya?"
Clara menunjuk ke arah pusat ruang. Sebuah pintu setinggi gedung lima lantai berdiri di sana. Tidak ada pegangan. Tidak ada celah. Ia tampak seperti lapisan cahaya yang padat dan tertutup.
Ketika mereka mendekat, sosok kecil muncul di depan mereka. Tubuh bundar. Mata besar. Tangan kecil pendek. Suara lucu.
"Selamat datang, pengakses baru. Aku Penjaga Gerbang."
Abdi langsung menyipitkan mata. "Kenapa penjaga pintu ini seperti karakter kartun anak-anak?"
Clara menjawab pelan. "Agar manusia tidak takut."
Abdi mendesah. "Ya. Karena sosok kecil dengan mata besar tentu tidak menakutkan. Jelas."
Penjaga Gerbang mengangkat tangannya. "Untuk membuka pintu, kalian harus menjawab satu pertanyaan. Jika jawabannya salah, kalian akan dikembalikan ke tubuh fisik dan memori kalian terisi gangguan data selama tujuh hari."
Abdi menelan ludah. "Baik. Tanyakan."
Penjaga bertanya dengan suara lembut.
"Apa hal paling kuat dalam sistem kehidupan?"
Abdi langsung menjawab. "Kecerdasan."
Clara ikut menjawab. "Sistem."
Penjaga menggeleng. "Salah."
Abdi mencoba lagi. "Teknologi."
"Salah."
Clara mencoba. "Informasi."
"Salah."
Abdi menunduk. "Kalau begitu apa jawabannya?"
Penjaga tersenyum kecil. "Ketekunan. Karena hanya mereka yang tidak berhenti yang bisa mencapai inti apa pun."
Clara terpesona.
Abdi terdiam lebih lama.
Pintu perlahan menyala.
Penjaga berbicara lagi. "Pintu ini tidak meminta jawaban yang benar. Pintu ini meminta kalian mendengarkan."
Pintu terbuka.
Arus cahaya mengalir keluar seperti sungai emas bercahaya biru. Di balik pintu, ada ruang penuh gelombang data yang bergerak seperti angin.
Abdi mengambil satu langkah.
Clara menahan lengannya. "Abdi. Begitu kau masuk, tidak ada jalan kembali tanpa konsekuensi. Kau akan melihat informasi yang tidak semua manusia siap mengetahui. Termasuk kebenaran tentang sistem, asalmu, dan apa yang menunggumu."
Abdi menoleh dengan mata yang tak lagi ragu.
"Aku sudah sampai sejauh ini bukan untuk mundur."
Clara menatapnya lama. Lalu ia tersenyum. Senyum yang hangat. Senyum yang manusiawi.
"Kalau begitu. Kita masuk bersama."
Mereka melangkah lewat pintu.
Cahaya menyelimuti keduanya.
Dalam sekejap dunia berubah.
Ruang baru terbuka. Tidak lagi perpustakaan. Tidak lagi kubus data.
Melainkan layar raksasa berisi rekaman dunia.
Rekaman peperangan.
Rekaman percobaan sistem AI.
Rekaman percobaan pada manusia.
Rekaman nama pembuat sistem Clara.
Rekaman tentang Abdi.
Clara terdiam.
Abdi berhenti berjalan.
Ada tulisan besar melayang di udara.
Subjek Terpilih
Nama: Abdi
Alasan Pemilihan: Ketekunan ekstrem. Ketahanan mental tinggi. Tidak menyerah meski dunia runtuh sekalipun.
Abdi menatap Clara.
Clara menunduk. "Ya. Kau bukan dipilih secara acak."
Abdi menarik napas dalam. "Aku akan lanjut."
Clara mengangguk.
Di ujung ruangan, sebuah panel besar bergetar.
Teks muncul.
Akses Gerbang Informasi Berhasil
Misi Ke 15 Selesai
Hadiah Diaktifkan
Akses Arsip Rahasia Dunia
Kemampuan Dekripsi Otak Tingkat Sistem
Abdi merasakan gelombang data masuk ke pikirannya. Bukan seperti informasi biasa. Ini seperti jutaan koneksi yang mendadak terbentuk dalam sekali waktu. Namun otaknya tidak sakit. Justru terasa semakin jernih.
Clara memandangnya, suaranya lembut.
"Mulai sekarang, Abdi. Kau tidak lagi hanya pengguna sistem."
Abdi menatap kembali dengan mata yang menyala biru.
"Aku mengerti."
"Aku sekarang adalah bagian dari sistem."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kalau boleh kasih saran gak thor?
untuk nambahkan genre romanse and komedi
biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!