NovelToon NovelToon
Aku Pergi...

Aku Pergi...

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Call Me Nunna_Re

Luna Maharani.

Nama yang sudah lama tidak ia dengar. Nama yang dulu sempat jadi alasan pertengkaran pertama mereka sebelum menikah. Mantan kekasih Bayu semasa kuliah — perempuan yang dulu katanya sudah “benar-benar dilupakan”.

Tangan Annisa gemetar. Ia tidak berniat membaca, tapi matanya terlalu cepat menangkap potongan pesan itu sebelum layar padam.

“Terima kasih udah sempat mampir kemarin. Rasanya seperti dulu lagi.”



Waktu berhenti. Suara jam dinding terasa begitu keras di telinganya.
“Mampir…?” gumamnya. Ia menatap pintu yang baru saja ditutup Bayu beberapa menit lalu. Napasnya menjadi pendek.

Ia ingin marah. Tapi lebih dari itu, ia merasa hampa. Seolah seluruh tenaganya tersedot habis hanya karena satu nama.

Luna.

Ia tahu nama itu tidak akan pernah benar-benar hilang dari hidup Bayu, tapi ia tidak menyangka akan kembali secepat ini.
Dan yang paling menyakitkan—Bayu tidak pernah bercerita.

Akankah Anisa sanggup bertahan dengan suami yang belum usai dengan masa lalu nya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Di ruang tamu yang remang, Ratna duduk sambil menggenggam secangkir teh hangat, matanya menatap kosong ke arah Annisa yang baru saja masuk ke kamarnya. Asih duduk di kursi berhadapan, suaranya pelan namun penuh kekhawatiran saat mulai bercerita,

 "Mungkin tadi Annisa tidak sempat melihat saat menyeberang jalan. Dia terburu-buru mencari tempat baru. Panti asuhan kita akan segera disita negara."

"Kenapa bisa seperti itu Bu asih?."

"Karena tanah yang dibangun untuk panti asuhan ini milik PJKA nyonya."

Ratna menghela napas panjang, dadanya terasa sesak mendengar kenyataan itu. Wajahnya yang biasanya cerah kini tampak muram, alisnya berkerut saat ia membayangkan perjuangan Annisa yang tak kenal lelah.

 "Dia memang selalu berusaha keras, meski dia hanya anak angkat di sini, tapi saya sangat menyayanginya seperti putri kandung saya sendiri." gumam Asih pelan, seolah menyadari betapa besar pengorbanan Annisa selama ini.

Asih menatap Ratna dengan mata penuh haru, "Annisa itu anak yang luar biasa. Dia rela melakukan apa saja demi panti ini, demi anak-anak yang dia anggap keluarganya sendiri."

Ratna menunduk, bibirnya bergetar menahan air mata yang hampir jatuh. Hatinya tersentuh oleh kesetiaan dan ketulusan Annisa, yang meski bukan darah daging, memperlakukan panti dan anak-anak di dalamnya seperti miliknya sendiri. Ia merasakan beban berat yang selama ini dipikul Annisa, dan rasa kasihan yang dalam tumbuh perlahan dalam hatinya.

"kalau saya boleh tahu berapa hari waktu yang diberikan untuk kalian mencari tempat baru?."tanya Ratna kepada Asih

"kami harus pindah dalam waktu 3 hari ini nyonya, dan kami sama sekali belum memiliki gambaran mau pindah ke mana. Kalaupun kami harus mencari tempat baru itu haruslah yang cukup besar karena anak-anak di sini cukup banyak sekitar 30 orang."

"Hem..begitu ya." ucap Ratna kemudian ia tersenyum seperti terlintas sesuatu di pikirannya namun ia tidak mengatakannya kepada Asih.

Keduanya terdiam sejenak, membiarkan keheningan mengisi ruang tamu, sementara bayang-bayang masa depan yang suram semakin nyata menghimpit di balik pintu.

setelah mengobrol cukup lama Ratna pun pamit kepada Asih karena ia harus pulang takut suaminya akan khawatir karena hari sudah cukup malam. Sekali lagi Asih pun mengucapkan terima kasih kepada Ratna karena sudah menyelamatkan nyawa Anisa.

Selama perjalanan pulang di atas mobil Ratna terus tersenyum akan rencananya, Iya sangat menyukai Anisa dan sangat ingin jika gadis itu menjadi menantunya apalagi setelah ia ketahui Anisa adalah gadis yang baik dan solehah.

Dan yang membuat Ratna tersentuh adalah Anisa rela berkorban demi orang-orang yang sama sekali tidak ada hubungan darah dengannya dan itu sangatlah langka di zaman sekarang.

sesampainya di rumah Ratna langsung menemui Amar di ruang kerjanya. Sang suami yang melihat istrinya sudah pulang pun nampak lega karena saya dari tadi Ratna tidak mengangkat panggilan darinya.

"Kamu ke mana aja sih mah kenapa telepon aku nggak diangkat?."

"maaf Mas tadi ponsel Aku ada di dalam tas dan aku belum sempat ngecek."

"tadi papa hubungi damar katanya Mama tadi ke rumah sakit mengantarkan seorang gadis yang kena sarempet mobil. Apa Mama nggak takut jika itu adalah penipuan bukannya zaman sekarang itu sudah banyak terjadi ya?."

"memangnya papa pikir Mama bodoh ya nggak bisa bedain mana yang penipuan mana yang asli?."ucap Ratna dengan tatapan mendelik tidak suka ke arah Amar membuat pria paruh baya yang masih gagah itu seketika tersenyum kaku.

"maaf sayang bukan begitu maksudnya, aku hanya nggak mau ajak kamu terkena masalah."

"Bima mana Mas?."

"Di mana lagi kalau bukan di kamarnya,?."

"Tumben dia nggak ke club malam ini?."

"Gimana mau ke klub, bukannya semua kartunya udah kamu beku kan?."

Ratna menatap Ammar dengan mata berbinar penuh keyakinan.

"Aku sudah berpikir panjang, Mas. Sepanjang perjalanan dari panti kasih bunda sampai ke sini. Gadis yang aku tolong tadi, nama nya Anisa. Aku yakin dia bukan hanya baik, tapi juga bisa menjadi cahaya bagi Bima. Dia bisa menuntun Bima ke jalan yang benar. Aku tadi juga bicara sama pengurus panti dan Bu Asih mengatakan bahwa Anisa adalah anak yang sholehah dan baik." Suaranya lembut tapi tegas, seperti ibu yang sudah melihat benih harapan tumbuh di depan matanya.

Ammar mengangguk pelan, raut wajahnya serius namun ada secercah harapan yang mulai menyelinap. "Kalau begitu, apa kamu akan bicara dengan Bima?" tanyanya, mencoba mengukur kesiapan anaknya.

Ratna tersenyum tipis. "Belum, tapi aku ingin kamu setuju dengan usul aku, Mas. Aku juga punya rencana lain. Villa tua yang selama ini tidak kita gunakan, aku ingin sulap jadi panti asuhan. Tempat itu bisa menjadi rumah bagi anak-anak yang Panti. Karena panti Asuhan nya saat ini akan di sita PT.PJKA. Tapi itu semua harus ada satu syarat: Anisa harus bersedia menjadi menantu kita."

Ammar menatap Ratna dengan penuh pertimbangan. Ada beban di matanya, campuran antara harapan dan kekhawatiran. Setelah beberapa detik hening, akhirnya ia mengangguk pelan. "Kalau begitu, aku setuju. Asal Bima juga menerima, kita jalankan rencana ini bersama. Mas percaya dengan penilaian kamu. Nanti kamu bawa mas untuk lebih mengenal gadis itu ya."

"Mas, tenang saja nanti kita akan ke sana."

"Tapi gimana kalau Bima nggak mau?, Kamu kan tahu sendiri kalau putra bodoh kamu itu sangat tergila-gila dengan pacarnya yang bernama Luna itu."

"Kalau dia nggak mau ya udah aku coret aja nama dia dari KK." ucap Ratna santai namun membuat Amar terkejut.

"Ngeri banget ancaman kamu,ma."

"Harus dong Mas, biar Bima mau menerima usul kita. Mama nggak mau dia semakin salah langkah dan nantinya akan berbuat sesuatu yang merugikannya dan juga mempermalukan keluarga kita. Lagian mama yakin pasti pacarnya yang murah itu selalu menempel kepadanya."

"Ya sudah terserah kamu saja. Kalau sudah restart kuat di bumi yang berkata Mas bisa apa." ucap Amar di mana selama ini Amar selalu mematuhi apapun keputusan dari Ratna. Karena Amar begitu mencintai dan menghargai istrinya tersebut mungkin itulah kunci rumah tangga mereka yang masih utuh hingga sekarang.

Ratna menghela napas lega, bibirnya melengkung menjadi senyum hangat. Namun, di balik senyum itu tersimpan keraguan halus yang belum bisa ia ungkapkan—apakah Bima akan benar-benar siap menerima Anisa dan perubahan yang akan datang?

Sementara itu di kamarnya Bima benar-benar tampak kesal karena sedari tadi kekasihnya Luna selalu saja menghubunginya dan memintanya untuk ke apartemennya malam ini. Tapi bagaimana caranya Bima bisa datang ke sana karena semua asetnya sudah disita oleh sang mama. Apalagi Iya tidak punya uang dan bertelepon biasanya Luna akan meracik Kak Bima tidak membawa apa-apa jika datang ke apartemennya..

"Aarrghh....sial..sial.... Sampai kapan gue kek gini terus?." monolong nya frustasi meremas kuat rambutnya.

1
Ma Em
Ada saja saja perempuan yg akan jadi penghalang antara Jovan dgn Anisa , semangat Jovan teruslah berjuang untuk mendapatkan cintanya Anisa , semoga Jovan berjodoh dgn Anisa .
Ma Em
Bima baru sadar dan menyesal setelah tau Luna tdk sebaik yg Bima kira dan hanya memanfaatkan nya , sekarang datang meminta maaf dan mau kembali pada Anisa , siapa juga yg mau sama lelaki kejam dan penipu mati saja kamu Bima
partini
nah Udha gini Nini yg paling sempurna,,kalau ga tau si Kunti aslinya kaya gitu ttp aja cinta kan
minta balikan habis ini yahhh lagu lama
Ma Em
Anisa semangat makanya Anisa jgn lemah Anisa hrs berani lawan si Clara kalau tdk dilawan malah tambah berani dia .
Yuliana Tunru
smoga jovan selalu hqga nisa ya ..clara sikap arogan mu yg akan menghancurkan mu
partini
dan seperti itu jovan ga tau sehhhhh
Ma Em
Alhamdulillah Anisa serta Bu Asih dan anak2 panti sdh keluar dari villa pak Amar dan Bu Ratna , sekarang tinggal membereskan urusan Anisa dgn Bima agar segera bisa lepas dari nikah kontrak yg dilakukan Bima , semangat Anisa 💪💪💪
Ma Em
Clara kamu dlm bahaya dia kira perbuatannya yg menurunkan Anisa dijalan tdk akan diketahui Jovan , tapi sukur dah Jovan jadi tau kelakuan Clara , mungkin ibu2 yg ditolong sama Anisa saudaranya Anisa yg terpisahkan waktu msh kecil
Yuliana Tunru
waktu x buat nisa bangkit dan jgn lupa bos jovan 👍 siap2 jd gembel bima ambil tuh luna jalqng mu
zhelfa_alfira
keren
zhelfa_alfira
cerita nya bagus aku suka..semangat up kk
zhelfa_alfira: sama² semangat up nya cerita nya bagus
total 2 replies
Ma Em
Bagus Jovan harus melindungi Anisa dari Bima karena sdh menipunya dgn status pernikahan padahal bohong yg membuat hidup Anisa tersiksa , balas semua perbuatan Bima dan Luna buat mereka berdua hidupnya menderita .
Call Me Nunna_Re: Maksi y bun selalu mpir🙏
total 1 replies
Santi Cetta
ya ampun jd perempuan jahat amat semoga mendapatkan balasan
Ma Em
Tendang si Luna jalang jgn biarkan tinggal di apartemen biar dia jadi gembel kalau Bima membela Luna usir sekalian emang mereka serasi sampah emang hrs berpasangan dgn sampah juga .
Ma Em
Jangan sampai Anisa bisa dibawa pulang sama Bima , Bu Asih hrs bisa pertahankan Nisa agar TDK dibawa Bima Dan secepatnya pindah dari vila nya Bu Ratna juga Anisa bisa langsing gugat cerai Bima .
partini
langsung ketahuan kemana perginya Weh Weh ya percuma dong pergi 🤦
Ma Em
Bagus Anisa kamu hrs berani melawan jgn bisanya cuma nangis, Anisa punya harga diri jgn mau diinjak injak sama Bima dan Luna si manusia tdk berguna , lbh baik Anisa secepatnya keluar dari apartemen yg ditempati Bima dan Luna .
Ma Em
Anisa kamu hrs melawan jgn bisanya nangis doang jadi Luna tambah berani berbuat semaunya bahkan menampar kamu ditempat umum , Anisa berhak membela diri karena Anisa sebagai istri sah Bima sedangkan Luna cuma jalang simpanan Bima kenapa Anisa dihina dan ditampar diam saja itulah kelemahan Anisa .
Ma Em
Anisa emang yg terbaik Clara kalah telak maksudnya mau permalukan dan menjatuhkan Anisa tdk taunya Anisa malah lbh pintar dari Clara kan dia malu sendiri , semangat Anisa kamu pasti bakal jadi orang sukses , maaf Thor babnya terlalu sedikit ,🙏🙏
Ma Em
Bagus Jovan kamu hrs melindungi Anisa dari perlakuan yg kasar dari Bima dan Luna kalau perlu lbh baik Anisa bawa keluar dari tempat yg di tinggali Bima dan Luna .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!