NovelToon NovelToon
Asi Babysitter Penggoda

Asi Babysitter Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Satu wanita banyak pria
Popularitas:43.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

Ketika Naya, gadis cantik dari desa, bekerja sebagai babysitter sekaligus penyusui bagi bayi dari keluarga kaya, ia hanya ingin mencari nafkah.

Namun kehadirannya malah menjadi badai di rumah besar itu.

Majikannya, Arya Maheswara, pria tampan dan dingin yang kehilangan istrinya, mulai terganggu oleh kehangatan dan kelembutan Naya.

Tubuhnya wangi susu, senyumnya lembut, dan caranya menimang bayi—terlalu menenangkan… bahkan untuk seorang pria yang sudah lama mati rasa.

Di antara tangis bayi dan keheningan malam, muncul sesuatu yang tidak seharusnya tumbuh — rasa, perhatian, dan godaan yang membuat batas antara majikan dan babysitter semakin kabur.

“Kau pikir aku hanya tergoda karena tubuhmu, Naya ?”

“Lalu kenapa tatapan mu selalu berhenti di sini, Tuan ?”

“Karena dari situ… kehangatan itu datang.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Ruang kerja Panas 21++

...0o0__0o0...

...Naya menunduk perlahan, melihat Aset Arya yang terlihat sangat mengembung, napasnya hangat saat ia melihat reaksi tubuh Arya yang jelas-jelas menunjukkan betapa pria itu menginginkan-nya....

...Babysitter itu tidak menyentuh bagian sensitif itu secara langsung—namun jarak tubuhnya… terlalu dekat. Cukup dekat untuk membuat Arya sulit bernapas....

...Jari-jari Naya bergerak di sekitar pinggang Arya, mengelus garis ototnya, turun sedikit… lalu berhenti tepat sebelum menyentuh asetnya yang paling menegangkan....

...Arya terdiam, membiarkan Naya melakukan apapun pada dirinya. Tubuhnya meremang, namun waktu tidak berpihak padanya....

...“Kalau tuan mau, aku bisa membantu sekarang…” bisiknya rendah, suaranya seperti beludru yang melukai. “Atau nanti… setelah meeting ? Tapi aku rasa tuan tidak sabar.”...

...Arya menegakkan tubuh. Rahang-nya mengeras. Pekerjaan menunggu, tapi Naya… gadis ini selalu berhasil menariknya keluar dari kendali....

...“Sekarang,” gumam-nya. “Aku perlu… melepas kurcaci ku sebelum aku masuk ke ruang rapat itu.”...

...Naya tersenyum tipis—senyum kecil yang penuh kuasa terselubung. Ia menurunkan tubuhnya sedikit, membuat Arya merasakan kehangatan napasnya tepat di kulitnya....

...“Begitu tegang,” katanya lirih. “Seperti menunggu meledak kapan saja.”...

...Naya bergerak turun perlahan, seperti sedang memuja. Gerakan tubuhnya halus, namun setiap detiknya terasa mematikan bagi Arya yang hanya bisa berdiri mematung. Napas berat, dada naik-turun, matanya sulit fokus....

...Ketika Naya berlutut, jarak bibirnya dengan bagian intim Arya yang paling menegang hanya beberapa sentimeter. Jarak itu… terlalu dekat. Terlalu berbahaya....

...Napas hangat Naya menyapu kulit Arya dari luar celananya. ...

...Membuat Arya langsung tersentak pelan. Seolah nyawanya terambil sebentar....

...“Naya…” suaranya berat, menahan gemetar halus yang memanjat dari punggung hingga tengkuk....

...Naya mengangkat wajah. Senyum-nya kecil, licik, dan memabukkan. Kemudian—perlahan—ia menunduk lagi. Bibirnya menyentuh kulit Arya. Bukan di tempat paling sensitif, tapi cukup dekat untuk membuat pria itu hampir roboh....

...Kontak kecil itu seperti petir....

...Arya meng-genggam tepi meja karena lututnya melemas....

...Gerakan Naya makin berani. Ia menelusuri sepanjang sisi tubuh Arya dengan bibirnya—membuat jalur panas yang membuat Arya mengeluarkan suara rendah yang tidak pernah dia keluarkan di depan siapa pun....

...Naya kemudian berhenti tepat di depan pusat ketegangan Arya. Ia tidak menyentuh langsung. Tidak melanggar batas. Tapi bibirnya bergerak… begitu dekat… begitu sengaja… seolah menggoda dari jarak nol....

...Satu hembusan napas saja membuat Arya gemetar....

...Satu sentuhan lembut dari bibirnya pada kulit sekitar area intim-nya itu membuat Arya hampir jatuh....

...“Kau sengaja menyiksa ku…” Arya mengerang rendah. Wajahnya memerah....

...Naya tersenyum, suaranya hampir seperti bisikan maut. “Aku hanya… bermain halus, tuan.” ...

...Gadis itu mendekat lagi. Bibirnya menyentuh kain tipis yang memisahkan Arya dari batas yang tak boleh di lewati. Mengendus. Mengecupi....

...Tekanan halus itu—lembut, pelan, sangat terukur—membuat Arya membungkuk sedikit, menahan desakan yang menghantam keras dari dalam tubuhnya....

...“Naya—” Suara Arya pecah, berat, nyaris kasar. “Aku… tidak tahan…”...

...Naya menahan pinggang Arya, memberi dukungan seolah ia tahu Arya hampir runtuh....

...“Nikmati saja, tuan,” bisiknya. “Aku di sini.” Naya langsung menarik turun celana beserta dalaman-nya. Dan seketika Aset Arya langsung berdiri menjulang tinggi di depan wajahnya....

..."Sudah berdiri tegak," Ucapan'nya ngeri-ngeri kagum. "Besar. Berurat. Dan sangat panjang." Tangan halusnya mengurut Aset Arya. Hampir tidak muat di genggaman tangan-nya. ...

..."Eurghhh, Naya..."...

...Arya memejamkan matanya, tubuh-nya semakin bergairah. Mendengar ocehan dan gerakan lembut tangan Naya. Ia sungguh pening di buatnya....

..."Cepat masukkan mulut-mu, Naya." Desak-nya....

...Naya mendongak, menjulurkan lidahnya, menjilat ujung kepalanya yang mirip jamur. Memutar-mutar lidahnya di sekitar sana....

..."Ah, Naya." Desah Arya merem-melek. Tubuhnya terasa tersengat listrik. "Cepat kulum milik ku." Desak-nya. Tak tahan....

...Mendengar geraman Arya, membuat Naya terkekeh geli. Ia langsung memasukan asetnya ke dalam mulut kecilnya. mengulum, menghisap, dengan tangan bergerak mengurut naik-turun....

...Dan ketika Naya memberikan tekanan terakhir melalui bibirnya—reaksi Arya akhirnya pecah....

...Tubuhnya menegang, napas terputus-putus, dan suara rendah yang dalam lolos dari tenggorokan-nya....

...Seluruh gairah yang Arya tahan akhirnya runtuh, membuat pundaknya jatuh dan tangan-nya mencengkeram meja lebih kuat....

...Di bawah sana mulut dan tangan Naya terus bergerak, tetap berlutut, memastikan Arya tetap stabil sampai gelombang puncak terakhirnya. ...

..."Eurghhh..." Arya mengerang. "Aku benar-benar tidak tahan lagi, Naya."...

...Arya meng-gerakkan tubuh'nya, maju-mundur cepat. Dalam. Hingga Asetnya menembus kerongkongan Naya. Membuat Babysitter itu mendelik, kuwalahan. Tangan-nya mencengkram kuat paha Arya....

..."Aaahh, Naya...." Suara desahan panjang. Lolos bersamaan dengan kurcacinya yang memenuhi mulut Naya....

...Saat Arya akhirnya membuka mata—pelan, hampir lelah—ia menatap Naya dengan intensitas yang membuat udara berat....

...“Naya…” suaranya serak. “Setelah meeting… kau tidak akan aku lepaskan.”...

...Naya mendongak perlahan, menatapnya dari bawah. Senyum kecilnya… cantik, tapi mematikan. Sambil menjilat sisa sperma yang ada di sela bibirnya....

...“Aku menunggu, tuan.”...

...0o0__0o0...

...Naya baru saja berdiri ketika Arya tiba-tiba bergerak....

...Cepat....

...Kasar....

...Seolah seluruh kendali yang tadi laki-laki itu tahan akhirnya pecah begitu saja....

...Tangan Arya menangkap pinggang Naya dan menarik tubuh gadis itu hingga menempel penuh ke dadanya. ...

...Bruk..!...

...Benturan tubuh itu membuat Naya memekik kecil—bukan kaget, melainkan karena panas yang langsung menyambar dari kulit Arya....

...“Tuan—” Naya belum sempat menyelesaikan kata-katanya....

...Arya menunduk, wajahnya hanya beberapa sentimeter dari leher Naya. Napasnya masih belum stabil, masih berat dan kasar setelah apa yang barusan terjadi, dan seluruh gejolak itu kini ia tumpahkan… pada tubuh Naya....

...“Aku belum selesai dengan mu,” gumam-nya rendah, hampir seperti geraman....

...Arya menelusuri sisi leher Naya dengan ujung hidungnya—gerakan sederhana, tapi di lakukan dengan cara yang membuat gadis itu kehilangan kekuatan di lutut. Setiap sentuhan seakan membakar jalur panas di kulitnya....

...Tangan Arya naik ke punggung Naya, menekan lembut namun penuh kepemilikan. Mendorong Naya lebih dekat lagi, sampai tidak ada ruang tersisa di antara mereka....

...Naya menggigit bibir, napasnya kacau. “Tuan… kau harus meeting…”...

...Arya terkekeh pelan—gelap, rendah, dan berbahaya. “Justru itu,” bisiknya di telinga Naya. “Aku harus pergi… tapi sebelum itu, kau harus merasakan balasan ku.”...

...Arya menyerang leher Naya—bukan dengan gigitan, bukan dengan sesuatu yang melanggar batas—tapi dengan desakan napas panas, kecupan singkat yang tidak sepenuh-nya menyentuh, dan tekanan bibir yang hanya menggoda kulit tanpa benar-benar menandai....

...Namun cara Arya melakukan-nya… membuat seluruh tubuh Naya bergetar....

...Tangan Arya turun ke pinggang Naya, menggenggam dengan kuat. Ia menarik Naya hingga gadis itu hampir terangkat sedikit dari lantai, memaksa tubuh mereka tetap menempel tanpa celah....

...“Tuan Arya…” suara Naya pecah, napasnya tersendat....

...Arya menahan dagu Naya dengan dua jari, memaksa gadis itu menatap langsung ke matanya....

...Tatapan Arya gelap, intens, mendominasi. “Kau membuat ku kehilangan kendali barusan,” katanya pelan. “Sekarang giliran ku membuat mu ingat siapa yang memegang kendali.”...

...Naya terdiam....

...Panas....

...Terpojok....

...Dan tidak punya kekuatan untuk menolak....

...Arya menurunkan wajahnya lagi, menyerang garis rahang Naya dengan kecupan-kecupan panas yang tidak pernah benar-benar menyentuh penuh—cukup untuk membuat gadis itu tersiksa oleh sensasi yang menggantung. ...

..."Eurghhh.. Tuan Arya."...

...Naya mencengkeram bahunya, tubuhnya mulai melemas. Arya tersenyum miring, puas melihat pengaruh-nya....

...“Aku harus pergi,” katanya akhirnya, meskipun suaranya masih berat. “Tapi tubuhmu… akan mengingat sentuhan ini sampai aku kembali.” ...

...Arya menempelkan dahinya ke dahi Naya—intim, intens, dan sangat menegangkan. “Bersiaplah. Setelah meeting… aku akan menagih semuanya.”...

...Arya melepaskan Naya perlahan, membiarkan gadis itu hampir jatuh karena lututnya yang gemetar. ...

...Kemudian Arya mengambil jasnya, memperbaiki dasinya dengan tangan yang masih sedikit bergetar, dan melirik Naya satu kali—lirikan yang membuat udara di ruangan hampir runtuh....

...Arya melangkah pergi. Meninggalkan Naya dalam keadaan terengah, tubuh bergetar, dan pikiran kacau....

...0o0__0o0...

1
Sunarmi Yati
dua hari menghilang, terbitlah duda birahi 🤣🤣🤣🤣
Ita rahmawati
tahan nafas bacanya 🤣🤣
Merey Terias
dua hari kau tak update Thor, /Grimace//Grimace//Grimace/ menghilang kemana dirimu
Merey Terias
lanjutkan thor👍👍😍😍🤭🤭
D_wiwied
perlu ditambah baking soda ga tuan 🤭
Ita rahmawati
waduh mulai saling memanfaatkan nih 😂
Sunarmi Yati
gigti jari aku Thor 🤭🤭🤭🤭😍
Sunarmi Yati
the best baby Karan 👍👍😍😍😍
Sunarmi Yati
tuyul gokil🤭🤭🤭😍
Sunarmi Yati
sohot
Ita rahmawati
kenapa jd bengek sih pak arya 🤦‍♀️🤣🤣
Maulana Abraham
so hot🤭🤭🤭🤭
Maulana Abraham
😍😍😍😍😍😍
Maulana Abraham
iklan 🤣🤣🤣🤣🤣
Maulana Abraham
semangat 💪💪💪💪
Maulana Abraham
lanjutkan thor 💪💪💪😍
Maulana Abraham
modus pak duda🤭🤭🤭🤭
Maulana Abraham
lanjutkan thor 💪💪💪
Maulana Abraham
mulai pak duda nih 🤣🤣🤣🤣
Maulana Abraham
rakno lampir 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!