NovelToon NovelToon
Aktivasi Hasrat

Aktivasi Hasrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Nadia Prameswari menjalani kehidupan yang sempurna dengan suaminya di mata publik. Namun sebenarnya, pernikahan itu hanya untuk kepentingan bisnis dan politik.
Nadia seorang wanita aseksual, membuat Arya selingkuh dengan adik tirinya.

Hal itu membuat Nadia bertekad memasang chip di otaknya untuk mengaktifkan hasrat yang selama ini tidak pernah dia rasakan.
Namun, apa yang terjadi setelah rasa itu aktif? Apa dia akan menjerat Arya atau justru terjerat pria lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Baru saja Nadia merebahkan dirinya di atas ranjang, ponselnya bergetar pelan di atas nakas. Nama Arya terpampang jelas di layar.

“Mau apa lagi dia telepon malam-malam begini?” gerutunya pelan sambil menghela napas berat.

Dengan malas, Nadia meraih ponsel itu dan menggeser ikon hijau.

“Ada apa?”

“Papa kamu masuk rumah sakit. Barusan Rissa menghubungi. Ayo kita ke sana bersama. Banyak wartawan yang sudah tahu, jadi sebaiknya kita datang berdua.”

Ucapan itu membuat Nadia langsung duduk tegak di tepi ranjang. “Apa? Papa masuk rumah sakit?” Jemarinya refleks menekan pelipis yang mulai berdenyut. “Kenapa tidak ada yang menghubungiku sama sekali?” gumamnya lirih pada dirinya sendiri.

"Ya sudah, kamu ke rumah sekarang. Kita berangkat bersama.”

Begitu panggilan berakhir, dia menatap ponselnya beberapa detik sebelum akhirnya bangkit. Dia menyingkirkan selimut, melangkah cepat ke lemari, dan mengganti piyamanya dengan setelan formal berwarna gelap. Dia sengaja tidak memakai riasan agar tampil lebih natural di depan kamera wartawan.

Langkah Nadia menuruni tangga terdengar terburu-buru. Sambil berjalan, dia mencoba menghubungi Niko, namun panggilannya tak diangkat juga.

“Niko, apa kamu tidur?” panggilnya sambil mengetuk pintu kamar pria itu tapi tak ada jawaban.

Dia mencoba lagi, kali ini sambil mendorong pintu perlahan. Kamar itu temaram, hanya diterangi lampu di dekat ranjang. Dari dalam kamar mandi terdengar suara gemericik air.

“Ternyata dia masih mandi,” gumamnya, hendak berbalik keluar.

Namun baru selangkah berbalik, pintu kamar mandi terbuka, menampakkan Niko yang baru keluar dengan rambut basah, handuk melilit di pinggang, dan satu tangannya menyugar rambut basahnya.

“Maaf, saya baru selesai mandi,” ucapnya sedikit terkejut melihat Nadia di sana.

Nadia buru-buru mengalihkan pandangan. “Aku dan Arya akan ke rumah sakit. Papa dirawat. Kamu bisa antar? Tapi kalau kamu capek biar sopir saja yang antar.”

Niko mengusap rambutnya sekali lagi lalu mengangguk. “Tunggu sebentar. Biar saya saja yang mengemudi. Saya siap dalam lima menit.”

Nadia hanya mengangguk pelan. “Baik. Cepat, kita tak punya banyak waktu.”

Dia berjalan keluar dengan langkah cepat dan menutup pintu kamar di belakangnya. Saat melewati koridor, senyum kecil muncul di ujung bibirnya tanpa dia sadari. “Memang badan yang bagus,” gumamnya lirih.

***

Mobil hitam itu berhenti di depan rumah sakit. Niko segera turun dan membukakan pintu mobil untu Nadia.

Beberapa wartawan yang telah stay di depan rumah sakit langsung menghampiri Nadia dan Arya.

Niko dengan sigap menghalangi wartawan yang terlalu mendekat. Beberapa pertanyaan langsung menyerbu Karina dan kilatan kamera membuat Karina menyipitkan matanya.

Arya merengkuh bahu Nadia dan melindunginya dari wartawan.

"Bu Nadia, apa benar Pak Anas terkena serangan jantung?"

"Bagaimana kondisinya saat ini?"

"Selama sakit, apa Anda yang akan mengambil alih seluruh anak cabang biotek."

Nadia hanya terdiam. Setelah mendengar pertanyaan itu, dia menjadi curiga. Apa ini salah satu dari rencana Rissa dan ibunya? Karena papanya memang masih memegang beberapa perusahaan anak cabang.

"Untuk sementara, kami tidak bisa mengatakan apapun. Mohon doa yang terbaik saja untuk Papa Anas," kata Arya. Dia semakin melindungi Nadia dari wartawan saat Niko membuka jalan untuk mereka.

Mereka akhirnya masuk ke dalam lift dan naik ke lantai tiga, dimana ruangan naratama berada.

"Siapa yang menghubungi wartawan? Mengapa mereka bisa tahu kalau Papa sakit?" tanya Nadia sambil menatap curiga Arya.

"Kamu pikir aku yang membuat drama ini? Mungkin saja mereka melihat saat Papa Anas dibawa ke rumah sakit."

Nadia menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Ingat, jaga sikap saat di dalam nanti. Jangan sampai kamu dekat-dekat dengan Rissa di depan Papa."

Arya tersenyum miring. "Tenang saja, aku sangat pintar berakting."

Nadia melirik Niko yang masih berdiri di sampingnya. Dia memberi kode pada Niko dengan kedua matanya agar mencari tahu penyakit yang diderita papanya.

Niko mengangguk kecil. Dia mengerti apa yang disuruh Nadia meski tanpa menjelaskannya.

Setelah pintu lift terbuka, hanya Nadia dan Arya saja yang masuk ke dalam ruang rawat Pak Anas.

Tangan Arya masih setia berada di pinggang Nadia sambil berjalan mendekati brankar Pak Anas.

"Papa kenapa tiba-tiba sakit?" tanya Nadia sambil duduk di dekat brankar itu.

Pak Anas yang baru saja sadar kini menatap Nadia. Dia sulit untuk bergerak dan bicara.

"Tekanan darah Papa sangat tinggi dan hampir terkena serangan stroke," kata Bu Ratna menyahutinya.

Nadia mengerutkan keningnya. "Tinggi? Papa tidak punya riwayat hipertensi."

"Namanya juga sudah berumur. Penyakit datang tidak ada yang tahu."

Nadia terdiam dan hanya menggenggam tangan papanya. Meskipun papanya seringkali membuatnya kecewa, tapi dia tetap menyayanginya.

"Papa memang sudah tua. Sementara perusahaan yang Papa urus biar dipegang Rissa."

Nadia terkejut mendengar hal itu. Jika Rissa ikut memegang perusahaan, pasti Rissa akan terus ikut campur dalam masalah internal perusahaan.

"Papa, Rissa saja belum lulus S2, bagaimana dia bisa mengurus perusahaan."

Pak Anas semakin menggenggam tangan Nadia. "Kamu bisa membimbingnya."

"Tapi, Pa ... Aku tidak setuju kalau Rissa yang memegang." Nadia menatap tajam Rissa dan ibunya. "Apa ini rencana kalian?"

"Rencana? Aku juga tidak ingin Papa sakit."

Nadia menghela napas panjang. "Ya sudah, kamu pegang saja perusahaan distribusi."

"Tidak, aku ingin perusahaan produksi. Kak Nadia kan sudah memegang perusahaan pusat penelitian dan pusat investasi," kata Rissa lagi.

"Tidak! Kamu tidak akan bisa memegang perusahaan itu. Bagaimana kalau produksi kacau! Kamu berada di divisi penjualan saja masih banyak salahnya."

Pak Anas menarik tangan Nadia agar berhenti berdebat. "Nadia, tidak ada salahnya Rissa membantu pekerjaan kamu agar kamu cepat hamil. Papa akan memberikan perusahaan itu pada cucu pertama Papa nanti."

Arya dan Nadia terkejut mendengar perkataan papanya, begitu juga dengan Rissa.

"Cucu? Papa, aku sudah bilang kalau aku tidak ingin punya anak," kata Nadia.

Namun, Arya membungkuk dan semakin mengeratkan rengkuhannya di bahu Nadia. "Sayang, kita bisa coba program lain. Kamu tidak ingin kehilangan perusahaan kan? Kita bisa buatkan cucu untuk Papa."

Nadia terdiam dan sedikit menundukkan pandangannya. Sebenarnya apa rencana mereka semua?

1
Ila Lee
lanjut thor
Mar lina
semoga cerita selanjutnya
hottttt
di tunggu updatenya
Yenova Kudus
mantab niko .perjuanganmu semoga berhasil
dyah EkaPratiwi
wah gila nie niko
Mar lina
ajak hb aja
pasti Nadia luluh...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Hary Nengsih
lanjut
Yenova Kudus
perjuanganmu masih pnjng niko...
Bu Ros
semangatttt Thor...
Ila Lee
Nadia kata cinta sama Niko dalam hubungan harus ada rasa percaya antara satu sama lain swal2 sudah tidak percaya parah ni🤣🤣🤣
Hary Nengsih
lanjut
dyah EkaPratiwi
wah jangan sampai tergoda
Ila Lee
Nadia dulu kau yg mahu tapi sekarang menolak 🤣🤣🤣🤣
Ila Lee
Niko bisa bicara dengan Nadia baik dia pasti lebih percaya kamu dari Arya orang kalau lagi jatuh cinta Semua indah apa lagi sudah berbagi peluh
Ila Lee
Niko lain kali jgn pelan2 nanti Arya ayg kasi thu Nadia siapa kamu yg sebenar nya anak dari drator rumah sakit terbesar wah pparpapa
parah ni
Ila Lee
main kuda kudaan lh ingat kamu ajer bisa main sama rissa Nadia juga dong🤣🤣🤣🤣
Yenova Kudus
yg sabar nadia...jgn lepaskan niko
Hary Nengsih
lanjut
dyah EkaPratiwi
Nadia pasti salah paham
dyah EkaPratiwi
wah wah ketemu papa ini Niko
dyah EkaPratiwi
hahaha curiga ini arya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!