NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa

Reinkarnasi Pendekar Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Anak Genius / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Transmigrasi
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Boqin Changing

Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.

Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun?

Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pedang Terkutuk

Perjalanan menuju Hutan Kabut Awan bukanlah perjalanan singkat. Dari jalur yang harus ditempuh, mereka akan melewati hutan kecil, desa-desa miskin, dan kota-kota dagang lainnya. Setiap tempat itu menjadi titik singgah mereka, baik untuk beristirahat, mengisi perbekalan, maupun sekadar mengamati kehidupan orang-orang di sepanjang jalan.

Hari ini memasuki hari ketujuh perjalanan Boqin Changing bersama gurunya, Guru Tian. Selama tujuh hari itu, tak ada kejadian besar yang mereka temui. Langit tetap cerah, udara cukup bersahabat, dan tak ada bandit ataupun binatang buas yang menghadang. Bagi para pengelana, perjalanan yang tenang adalah anugerah. Namun bagi Boqin Changing, yang di kehidupan pertamanya adalah pendekar besar, ketenangan ini justru membangkitkan kenangan lama.

Malam-malam selama perjalanan, mereka hanya tidur beratapkan langit, beralaskan tanah dingin, dan ditemani suara jangkrik. Bagi Boqin Changing, hal itu serasa bernostalgia. Dulu, sebelum ia menemukan bola pemanggil dan menjadi nama besar di dunia persilatan, ia hanyalah pendekar tanpa nama. Ia bebas berkelana, tidur di hutan, makan seadanya, dan tidak peduli pada dunia.

Namun segalanya berubah ketika takdir membawanya ke Paviliun Teratai Naga. Dari sanalah kehidupannya mulai lebih tertata. Ia berhasil menjadi pendekar raja dan menemukan bola pemanggil dalam suatu kecelakaan misi yang ia jalankan.

Sekarang, di kehidupan keduanya, jalannya berbeda. Perjalanan menuju Hutan Kabut Awan sama sekali tidak pernah ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Kali ini ia ditemani oleh Guru Tian, guru yang yang selalu mendukungnya di semua bagian kehidupannya.

“Chang’er,” suara Guru Tian membuyarkan lamunannya. “Sebentar lagi kita akan tiba di Kota Yuisong. Kita akan beristirahat sebentar di sana, lalu mengisi ulang perbekalan.”

Boqin Changing menunduk sopan. “Baik, guru.”

Kota Yuisong pernah menjadi kota yang kaya raya. Dua ratus tahun lalu, tambang emas besar ditemukan di dekat kota itu. Para pekerja, pedagang, dan pendekar berdatangan, menjadikannya pusat perdagangan yang ramai. Jalanan penuh cahaya lentera, pasar tak pernah tidur, dan rumah-rumah batu dibangun dengan megah.

Namun kejayaan itu hanya sementara. Dua puluh tahun terakhir, emas di tambang itu habis. Ekonomi yang bertumpu pada emas pun runtuh. Perlahan, penduduknya meninggalkan kota. Bangunan-bangunan megah yang dulu bersinar kini kusam, retak, dan ditinggalkan pemiliknya. Kota yang dulunya bagaikan permata kini hanya tinggal bayang-bayang masa lalu.

Ketika Guru Tian dan Boqin Changing sampai di gerbang kota, mereka melihat pemandangan muram itu. Penjaga gerbang, dengan baju zirah yang sudah karatan, meminta bayaran masuk. Setelah menyerahkan koin perak, mereka diperbolehkan masuk.

Di dalam, jalan-jalan utama tampak sepi. Beberapa toko masih buka, tapi tak seramai dulu. Bau lembap dan debu memenuhi udara. Rumah-rumah tampak tak terawat, catnya terkelupas, kayunya lapuk. Boqin Changing bisa merasakan kematian perlahan dari kota ini.

Mereka akhirnya menemukan sebuah penginapan kecil. Dindingnya rapuh, lantainya berderit, tapi cukup untuk beristirahat. Guru Tian mengambil dua kamar, satu untuk dirinya dan satu untuk Boqin Changing. Oleh karena hari masih sore, Boqin Changing meminta izin untuk berjalan-jalan.

“Jangan terlalu jauh,” pesan Guru Tian. “Kota ini sudah kehilangan kejayaannya. Orang-orang putus asa bisa melakukan apa saja demi sedikit keuntungan.”

Boqin Changing mengangguk. “Tenang, Guru. Aku akan berhati-hati.”

Sejak lahir kembali, Boqin Changing memiliki kecenderungan berbeda dari kehidupan pertamanya. Kalau dulu ia jarang memperhatikan hal-hal kecil, sekarang ia ingin mengeksplor semua tempat, seakan ingin menebus waktu yang dulu terbuang.

Ia menyusuri kawasan perdagangan. Beberapa toko menjual obat herbal, kain, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Namun pandangannya tertarik pada sebuah toko kecil dengan papan kayu reyot bertuliskan Toko Pedang & Senjata.

Di kehidupan ini, Boqin hanya memiliki pusaka kelas dua. Pedang lain yang ia miliki sudah patah saat berlatih. Padahal, dalam dunia persilatan, tingkatan pusaka sangat menentukan kekuatan pemiliknya.

Urutan tingkatan pusaka  di alam ini dimulai dari yang paling rendah sebagai berikut.

-        Pusaka Kelas Tiga

-        Pusaka Kelas Dua

-        Pusaka Kelas Satu

-        Pusaka Raja

-        Pusaka Bumi

-        Pusaka Langit

-        Pusaka Alam

Ia tahu sangat sulit menemukan pusaka tingkat tinggi di tempat seperti ini, namun tetap saja rasa penasaran mendorongnya masuk.

Ketika ia melangkah masuk, toko itu sunyi. Debu menempel di meja, sarang laba-laba bergelantungan di pojok ruangan. Di balik meja kayu, seorang pria tua tertidur dengan dengkuran keras.

“Permisi,” suara Boqin Changing pelan namun cukup untuk membangunkannya.

Pria tua itu terlonjak, lalu cepat-cepat bangkit.

“Ah, Tuan Muda! Maaf, sepertinya aku ketiduran. Selamat datang di toko pedang terbaik di kota ini!” katanya sambil tersenyum dibuat-buat.

Boqin Changing hanya mengangguk tipis. Matanya menyapu deretan pedang di dinding. Sebagian besar tampak kusam, bilahnya tumpul, dan tak ada satu pun aura istimewa yang terpancar.

Sang pedagang segera berusaha merayu, menunjuk beberapa pedang. “Yang ini, 100 koin emas! Sangat tajam, bisa memotong besi seperti tahu. Yang ini 60 koin emas, gagangnya dari kayu hitam terbaik. Yang ini 50 koin emas, dipakai oleh jenderal pada zamannya!”

Boqin Changing dalam hati tersenyum kecut. Dari pengalamannya, ia tahu pedang-pedang itu tak lebih dari pusaka kelas tiga. Paling bagus hanya ada beberapa  dan merupakan pusaka kelas dua. Pedagang tua itu jelas sedang mencoba menipu karena mengira dirinya hanyalah pemuda biasa.

Akhirnya Boqin Changing berkata, “Sejujurnya aku hanya punya satu koin emas. Apakah ada pedang seharga itu?” Ia mengeluarkan koin emas dari sakunya.

Wajah pedagang itu langsung berubah sinis.

“Hmph, ternyata kau orang miskin. Percuma aku menawarkan pedang mahal padamu.” Ia merebut koin emas itu, lalu menunjuk ke arah sebuah bak besar di pojok ruangan. “Ambil saja satu dari tumpukan itu. Barang sisa, tapi sesuai dengan uangmu.”

Boqin Changing hanya tersenyum tipis. Ia tidak marah. Baginya, perkataan kasar orang kecil tak layak ditanggapi. Yang ia butuhkan hanyalah sebuah pedang cadangan.

Bak besar itu penuh dengan pedang murah. Gagang-gagangnya berjejer keluar, menunggu disentuh. Boqin Changing memeriksa satu per satu. Sebagian patah, sebagian tumpul, dan sebagian hanyalah besi biasa.

Namun, ketika tangannya menyentuh sebuah gagang pedang berwarna hitam, ia merasakan hawa aneh. Ada aura dingin yang merambat dari gagang ke lengannya. Rasa tidak enak itu membuatnya waspada.

Ia menarik pedang itu keluar dari sarungnya. Seketika cahaya bilahnya berkilauan, memantulkan sinar hitam kebiruan. Pedang itu tampak indah bagi orang awam, tapi bagi Boqin Changing, keindahan itu justru mencurigakan.

“Pedang terkutuk…” gumamnya.

Dengan mata batinnya, ia bisa melihat formasi kutukan yang menempel di pedang tersebut. Formasi itu rumit, seperti jaring halus yang menyelimuti bilah pedang.

Boqin membaca kutukan itu dengan ilmu formasi yang pernah ia pelajari di kehidupan pertamanya, dari seorang pengikutnya yang ahli formasi.

“Siapa pun yang mengakui pedang ini sebagai pusakanya, maka ia ditakdirkan mati tertusuk oleh pedang ini sendiri.”

Kutukan itu sederhana namun mengerikan. Tidak heran pedang ini berakhir di tumpukan murahan. Pemiliknya terdahulu pasti mati karenanya.

Alih-alih takut, Boqin Changing justru merasa penasaran. Ia duduk bersila, memegang pedang itu, lalu mulai merapal mantra pemecah formasi. Simbol-simbol energi muncul di udara, berputar mengelilingi pedang.

Lima menit… sepuluh menit… formasi itu bergetar hebat.

Sementara itu, pedagang tua di meja menggerutu dengan tetap menutup matanya. “Hei bocah! Cepatlah memilih, aku mau tutup toko!” katanya, tak sadar apa yang sebenarnya terjadi.

Tepat saat ia selesai mengomel, suara retakan terdengar.

Kraakkkk!

Formasi kutukan di pedang itu pecah berantakan. Cahaya berkilau menghilang, berganti dengan aura hitam pekat yang begitu dalam. Bilah pedang kini memancarkan hawa agung, dingin, namun menakjubkan.

Boqin Changing menatapnya dengan mata berbinar. Napasnya tercekat. “Tidak mungkin… ini… ini Pusaka Langit!”

1
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹 setiap satu bab
Mamat Stone
👊
Mamat Stone
👊💥☠️
Mamat Stone
🔪💥💀
Mamat Stone
💪
Mamat Stone
😈
Mamat Stone
🤩
Mamat Stone
💪
Dirman Ha
jg gh joon
Dirman Ha
h Fu hooh
Dirman Ha
j Fu good
Dirman Ha
ih gh joon
Dirman Ha
jg gh hooh
Dirman Ha
ig ty hi
Dirman Ha
jg Fu joon
Dirman Ha
ig Fu joon
Dirman Ha
ig dg hooh
Dirman Ha
ig t hooh
Dirman Ha
ig dg hooh
azizan zizan
hmmmm....cekcok cekcok habib lawannya ngak..ceisshhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!