Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.Kesan pertama
Arthur dan Kelan menyusuri lorong panjang menuju kamar VIP tempat dimana Nenek dan Paman Mawar di rawat.
Meski terlihat dingin dan tidak suka bergaul,tetapi Arthur memiliki nilai tambahan selain tampan dan kaya.Dia juga memiliki sisi peduli yang tinggi terhadap orang-orang di sekitarnya.
Oleh karna itu,ketika mengetahui jika Nenek dan Paman Mawar di rawat Rumah Sakit ,Arthur langsung mengunjunginya tanpa pikir panjang.
Setidak nya dengan mengunjungi orang yang baru di kenalnya,Arthur berharap dapat mengurangi rasa kesalnya ketika mengingat tentang Alea yang kabur bersama Sepupunya.
Ketika mereka sampai di Ruangan tempat Nenek Mawar di rawat,Arthur mengatur ekspresinya agar terlihat lebih baik.
'Ternyata Anda juga memiliki sisi ini,Tuan Muda.Aku baru mengetahuinya.'
Kelan hanya bisa bergosip didalam hatinya ketika dia melihat Arthur yang tampak bersikap seperti manusiawi pada umum nya.
Tok tok
Kelan mengetuk pintu sebelum membukanya sendiri.Mengetuk pintu hanya dilakukan sebagai formalitas untuk memberitahukan kepada pasien dan keluarga yang berjaga,kedatangan dokter atau perawat.
Ceklek.
Begitu pintu dibuka,senyum dan ekspresi ramah yang sudah di atur oleh Arthur sirna tidak bersisa.
Kini wajah nya menjadi datar dan dingin,ditambah aura mengerikan yang terpancar dari dalam tubuh nya.
Pasalnya....
♧♧♧♧♧♧
Ketika Panji selesai menghabiskan sarapan paginya,Boy langsung membereskan kecauan sehabis mereka makan,lalu membantu Panji meminum obatnya.
"Maaf karna telah merepotkan Anda Tuan,Keponakan ku itu memang terkadang suka memaksakan kehendak nya sendiri.Apalagi aku yakin,Anda pasti memiliki pekerjaan Anda sendiri."
Panji yang memiliki sifat yang cendrung naif dan pemalu, tentu saja merasa sangat tidak enak karna terus-menerus merepotkan Boy.
Tanpa dia sadari bahwa bagi Boy secara pribadi,membantu Panji sama sekali tidak merepotkan.Apalagi jika dia banyak berguna bagi Bos nya,tentu saja Boy sangat suka melakukan nya.
Bahkan jika Mawar meminta nya untuk menjadi Asisten Pribadinya dan meninggalkan Kenn,tentu Boy akan dengan senang hati melakukan nya.
"Apa yang Anda bicarakan Paman Boss,saya justru merasa tersanjung jika Boss meminta saya untuk merawat orang yang penting bagi Boss.Itu artinya saya berguna baginya."
Boy menjawab Panji dengan penuh rasa hormat,sama seperti dia berbicara kepada Mawar.
Namun Panji bingung ketika mendengar rasa hormat dari pria kaya di depan nya ini terhadap keponakan nya yang nakal.
"Itu..." diliputi rasa canggung dan keingintahuan nya Panji mencoba mencaritahu dari Boy,Apa sebenarnya yang dilakukan oleh Mawar sehingga mampu mendapat sapaan hormat dari pria di depan nya.
"Jika saya boleh tau,Apa yang di lakukan oleh Mawar sehingga Anda sangat menghormatinya? Setahu saya keponakan saya itu hanyalah anak nakal yang hobi tawuran,merokok,berkelahi dan juga marah-marah.Tidak mungkin kan,jika Anda pernah menjadi korban nya juga?"
Hanya sebatas hal inilah yang di ketahui oleh Panji mengenai Mawar.Dan ketika menyaksikan bagaimana Mawar memukuli Tuan Bima bersama antek-anteknya, saat itulah Panji sadar jika Mawar adalah wanita yang galak.
Boy yang mendengar penggambaran Panji tentang Mawar,hanya melongo takjub.Dia sangat percaya jika Big Boss nya benar-benar ahli membohongi keluarga nya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Buktinya Panji sebagai anggota keluarga yang selama ini tinggal bersamanya saja tidak mengetahui sedikitpun identitas tersembunyi Mawar.
Yang mereka ketahui hanyalah Mawar si bocah nakal yang suka berkelahi dan bolos sekolah.
Tapi hal itu juga baik.
Setidaknya mereka tidak terlalu repot untuk menutupi hal itu.
"Ah..itu. Saya pernah di bantu oleh Big Boss saat saya di rampok oleh kawanan perampok.Malam itu saya kebetulan tengah mencairkan banyak uang untuk usaha saya,di tengah jalan sehabis keluar dari Bank, saya di hadang oleh sekelompok perampok."
"Mereka bukan hanya berbadan besar dan sangar.Tetapi mereka juga membawa banyak senjata tajam.Untung saja Big Boss kebetulan lewat dan akhirnya menolong saya."
"He he he...Dari situlah saya sangat berterimakasih dan berjanji kepada diri saya sendiri,jika saya akan selalu membantu Big Boss kapan saja dia butuh bantuan.Lagi pula bukan hanya nyawa saya saja yang diselamatkan oleh Big Boss malam itu,melainkan uang untuk modal usaha saya."
Apa yang di jelaskan oleh Boy tidak sepenuh nya salah,tetapi juga bukan cerita yang sebenarnya.
Mawar memang menolongnya,namun bukan dari perampok melainkan sekelompok Pembunuh bayaran,yang dikirim oleh pesaing bisnis HANSUN GROUP.
Karna malam itu Boy sedang pergi sendirian guna untuk menyampaikan informasi penting terkait bisnis kepada Kenn Ganesa.
Dan lewat pertemuan penyelamatan itu juga ,Boy mengetahui tentang hubungan erat Kenn dan Mawar.
Namun hal ini tidak mungkin di sampaikan Boy kepada Panji atau siapapun yang penting bagi Mawar.
Karna Boy sangat mengerti jika mereka ini adalah kunci kelemahan sang Big Boss.
"Jika Anda sudah selesai,saya akan menemui Boss dulu.Silahkan Anda istirahat."
Dengan begitu Boy keluar dari ruangan Panji,dan masuk ke ruangan Nila di rawat.
Begitu memasuki ruangan tersebut,Boy membisikan percakapan mereka tadi kepada Mawar.
Dan hal inilah yang di lihat oleh Arthur dan Kelan ketika pintu terbuka.
Posisi yang dekat seperti itu, jika di lihat dari posisi belakang,Boy tampak mencium pipi Mawar yang tengah mengadah kan wajah nya ke arah Boy.
♧♧♧♧♧♧
Suasana di dalam ruang perawatan tampak jatuh kedalam suasana yang canggung.
Ruangan yang tadinya tampak luas,kini penuh sesak karna ditambah dengan kehadiran Arthur dan Kelan.
Boy juga merasa kesal karna kehadiran Arthur menghalanginya untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan Big Boss nya.
"Mawar,siapa kedua Pemuda tampan ini?"
Nila yang juga ikut merasakan suasana canggung ini segera mencoba mencairkan suasana.
Mata tua nya tampak memandang Arthur dan Kelan secara bergantian,sangat penasaran.
Apalagi kepada Arthur yang tampak sangat tampan dan memiliki aura yang sangat mengesankan.
"Perkenalkan diri kalian kepada Nenek ku."
Mawar terlalu malas untuk berbasa-basi dengan pemuda arogan dan sok seperti Arthur.
Boy yang berdiri di belakang nya mengacungkan jempol kepada Mawar,sebagai tanda kepuasan atas tindakan Mawar.
"Ehem.."
Arthur berdehem ketika melihat interaksi diam-diam diantara kedua nya.
"Maaf jika aku berkunjung secara mendadak,Nenek.Aku Arthur, suami Mawar."
Arthur berbicara dengan lembut dan sopan.Tidak ada sikap arogan dan kesombongan sedikit pun dari tindakan dan sikap nya.
"Saya Kelan ,Nenek.Saya Sekertaris Tuan Muda."
Kelan juga berbicara dengan sopan.
Dia tentu saja tidak boleh membuat kesalahan yang akan merusak kesan Nenek Sang Nona Muda,terhadap Tuan Muda nya.
Nila yang mengetahui status dari kedua pria hebat di hadapan nya,tentu saja sangat syok.
Dia sama sekali tidak pernah mengira akan bertemu dengan Cucu menantunya hari ini, tepat setelah mereka membicarakannya.
"Astaga, sama sekali tidak masalah Nak.Maaf kan wanita tua ini yang tidak dapat menyambut kalian dengan baik."
"Aku juga meminta maaf kepada mu,karna Mawar tidak kembali semalaman karna harus merawatku."
Nila langsung meminta maaf atas nama Mawar.
"Jangan sungkan Nenek.Bakti tentu saja lebih penting dari segalanya.Aku akan merasa bangga jika 'istri' ku menghabiskan waktu nya untuk merawat Nenek daripada keluyuran tidak jelas."
Arthur sengaja menekan kata 'istri' sembari menatap Mawar dan Boy dengan tajam,sebagai peringatan.Namun tatapan nya kembali melembut ketika melihat Nenek Mawar yang tampak terpesona kepada nya.
"Benar-benar. Kau sangat berbeda dengan apa yang di gambarkan oleh Mawar kepada ku.Kau sopan dan sangat pengertian.Aku tenang jika cucu ku yang nakal ini memiliki suami seperti mu."
Nila seperti nya sudah lupa akan status pernikahan diantara keduanya.
Dia terlalu semangat ketika melihat Arthur yang berbanding terbalik dengan penggambaran Mawar.
"Oh, benarkah Nenek? Lalu boleh kah saya mengetahui seperti apa saya di mata Mawar?"
Bukan hanya Arthur saja yang penasaran,tetapi bahkan Kelan dan Boy juga penasaran,seperti apa sosok Arthur,pria yang sangat digandrungi oleh para wanita muda dan matang,di mata Mawar.
Melihat tatapan penuh harap Arthur, Nila pun menjadi sangat bersemangat.
"Tentu saja dia mengatakan kau sangat sombong dan angkuh.Selalu memandang rendah orang lain.Tapi lihat lah dirimu? Kau sangat manis dan tampan.Mawar benar-benar gadis kecil yang nakal."
Semakin banyak Nila berbicara,semakin hitam wajah Arthur.
Senyum ramah yang menghiasi wajah tampan nya kini sirna entah kemana.
'Apa katanya tadi? Sombong? Angkuh? Memandang rendah orang lain?'
Arthur sibuk mengulangi kata-kata tidak menyenangkan itu di dalam hatinya.
Mata Elang nya menatap tajam ke arah si pelaku.
Mawar yang ditatap seperti itu tampak sedikit canggung.Dia menggaruk telinga nya untuk mencoba mengalihkan perhatian.
Ternyata ketahuan membicarakan orang lain di hadapan nya orang nya langsung,rasanya lumayan tidak menyenangkan.
Ha ha ha
Boy tertawa terbahak-bahak.Dia bahkan sampai mencengkram perut nya sendiri.
"Aku tau itu.Ha ha ha Sudah ku duga.Pasti seperti itu.Ha ha ha"
Tawa nya yang menggelegar membuat semua orang menoleh kearah nya.Namun Boy tidak mampu menahan tawa nya sedikitpun.
"Oh, astaga.Lihat wajah nya,mengerikan sekali."
Pepatah 'anak Sapi tidak takut pada Harimau' adalah pepatah yang tepat untuk menggambarkan Boy saat ini.
Dia masih berani menertawakan dan menunjuk langsung ke wajah Arthur yang sudah sehitam pot.Padahal Kelan sudah sangat mati-matian menahan keringat dingin di kening nya.
'Kenapa manusia sialan ini tidak menutup mulut nya saja?? Jangan lembur, jangan lembur'
Kelan berdoa didalam hatinya.