Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.
Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.
Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Jadi Pacar Lo Sagara?
Tik Tik Tik
Jarum jam terus berdetak, sinar mentari yang sejak tadi siang bertugas menyinari bumi kini sudah digantikan oleh cahaya temaram sang rembulan. Sore yang semula cerah perlahan berubah mendung. Jika dilihat dari langit yang mulai menggelap, kemungkinan besar hujan akan segera turun.
Di dalam salah satu kamar luas, di atas ranjang yang sangat empuk, sepasang suami istri El dan Alvyna masih tampak tertidur dengan sangat lelapnya, saling berpelukan satu sama lain dengan erat.
Posisi awal mereka El yang memeluk Alvyna, kini justru terbalik. Gadis itu kini yang tampak menyandarkan kepalanya di dada El, sementara kedua tangannya mengunci tubuh sang suami dengan sangat erat.
Ya, mereka tertidur bersama. Bahkan Alvyna yang sebelumnya berniat turun untuk makan malam pun jadi batal, karena kantuk lebih dulu menyerangnya.
“Engh,” El mengerang pelan jadi yang pertama terbangun malam itu.
Sepasang matanya terbuka perlahan, masih menyipit, sebelum tangan kirinya terangkat mengusap wajahnya. Pandangannya langsung jatuh pada wajah Alvyna yang berada begitu dekat di pelukannya. Sudut bibir El terangkat membentuk senyum manis dan tenang senyum yang jarang sekali ditunjukkannya pada siapa pun dan dimanapun.
“Tadi gaya-gayaan nolak untuk dipeluk, sekarang malah nempel sendiri,” cibir El dalam hati geli sendiri.
Salah satu tangan El terulur, membelai pipi Alvyna dengan lembut. Lalu turun perlahan, menyentuh bibir pink alami milik istrinya yang terkadang membuat El kehilangan fokusnya.
Tak bisa bohong, El memang kerap tergoda oleh paras cantik Alvyna. Kalau bukan karena menahan dirinya, mungkin dari kemarin dia sudah kehilangan kendali. Dan benar saja…
Cup
Dorongan entah dari mana datangnya, membuat El menunduk dan mencium kening Alvyna cukup lama. Dia bahkan memejamkan mata sejenak sebelum hendak kembali memeluk sang istri, namun...
Drrttt Drrttt
Suara getar dari ponsel Alvyna menginterupsi suasana. El mendadak kesal, lalu meraba ke samping, mengambil ponsel itu dengan begitu malas.
Nama di layar membuatnya terdiam sesaat. Sagara.
Kening El berkerut, alisnya terangkat, lalu ia menyipitkan mata. “Sagara Adhitama?” batinnya dengan curiga. “Kenapa gue gak liat nama ini kemarin waktu buka hp nya Rae ya?”
“Engh…” Alvyna mengerang pelan, mulai terganggu oleh suara bising itu. Perlahan matanya terbuka, lalu mendongak menatap El.
“Siapa El?” tanyanya sambil menguap, lalu tangannya terulur mengambil ponselnya itu.
Melihat nama yang tertera di layar, Alvyna langsung tertegun. Dia menatap El lalu buru-buru menjauh sedikit.
“Jangan kemana-mana disini aja,” gumam El, suaranya begitu berat dan dalam.
“T-tapi… gue mau angkat telepon dulu bentar ya”
“Angkat di sini aja kan bisa,” potong El datar. Raut wajahnya begitu dingin hingga membuat Alvyna bingung sendiri.
Glek
“Dia kenapa sih? Mukanya serem banget, jangan-jangan kerasukan jin lagi?” batin Alvyna panik.
Karena panggilan terus berdering, Alvyna pun akhirnya mengangkatnya.
Klik
Namun belum sempat berbicara lebih jauh, El langsung menekan tombol loudspeaker nya.
Alvyna membelalak. “Lo serius?!”
“Ngomong sampe lo matiin loudspeaker nya gue beneran unboxing lo malam ini juga Ra!” bisik El seram.
Kalimat yang sukses membuat bulu kuduk Alvyna meremang. Sumpah, ini kali pertama El terdengar segalak ini!
“H-hallo…” sapa Alvyna dengan nada begitu canggung.
“Kamu jadi keluar gak sih? Susah banget dihubungin dari tadi juga!” keluh Sagara.
“Maaf gue udah bilang tadi mau istirahat, ini baru bangun,” jawab Alvyna dengan pelan.
“Setidaknya pasang alarm lah! Aku nungguin dari siang tau, kamu malah enak tidur! Nunggu itu gak enak tau!”
Alvyna memutar mata malas, lalu menjawab ketus, “Lo suruh gue nunggu, terus lo malah asik kencan sama cewek lain! Enak banget lo ya!”
“Kenapa harus bahas itu lagi sih? Aku…”
“Gue gak akan lupa Gara! Lo udah sia-siain kepercayaan gue tau!” potong Alvyna marah.
El diam, memperhatikan, lalu tersenyum miring melihat pertengkaran seru itu.
“Hebat ternyata cowok ini juga banyak drama juga,” batinnya geli.
“Aku udah bilang kan, aku dan Ly…”
“Jangan sebut nama dia di depan gue!” bentak Alvyna dingin.
El mengernyit. “Ly? Jangan-jangan... Lyra pacar gue?”
“Oke, maaf. Tapi kamu harus percaya dong, dia cuma kayak adek buat aku. Kamu tetap yang utama…”
El hampir muntah mendengar kalimat itu, saking manisnya sampai bikin eneg.
“Gue gak butuh omong kosong lo! Mau tidur lagi gue!” tukas Alvyna ketus.
“Terus kita gak jadi keluar gitu?”
“Keluar sama si adek kesayangan lo itu ajak sana!” ketus Alvyna.
Tut
Selesai. Alvyna langsung matikan panggilan dan melempar asal ponselnya.
“Jadi lo pacarnya Sagara ya?” celetuk El santai.
“Lo kenal sama dia?” Alvyna balik bertanya.
“Sagara Adhitama. Jadi emang bener pacar lo itu?” El balik bertanya sambil berbaring.
“Kalo gue kasih tau semua kebusukan cowok mau gak lo, tapi kudu cium gue dulu,” lanjutnya seenaknya.
“Apaan sih! Ogah! Gue udah tau semuanya ya!” sahut Alvyna jutek.
“Oh ya? Lo juga udah tau semalem cowok lo clubbing sama cewek lain berarti?” tantang El.
Alvyna kaget. “Gak mungkin lah, dia bilang lagi sakit sama gue!”
El hanya mengangkat alis, “Mau liat buktinya gak nih?”
“Bukti?” Alvyna makin penasaran.
“Cium dulu baru gue kasih tau buktinya.”
“Ck! Jangan cari kesempatan dalam kesempitan deh lo!” seru Alvyna kesal.
El pura-pura berdiri, “Ya udah kalo gitu gue mau ngerokok…”
Dengan cepat Alvyna mencium pipinya kilat, “Udah! Mana buktinya sini cepetan!”
El tergelak, lalu duduk, menatapnya sebentar dan...
Cup
Dia mencium pipi Alvyna kembali. “Bentar gue ambil hp dulu.”
“Sialan! Seenaknya aja cium gue!” teriak Alvyna kesal.
“Lo istri gue ingat itu. Ngomel sekali lagi gue gendong ke kasur juga lo!” sahut El santai.
Beberapa detik kemudian, ponsel El menyala, deretan notifikasi bermunculan terutama dari Lyra. Tapi El tidak begitu peduli.
Alvyna langsung mendekat, penasaran. El lalu memperlihatkan satu foto. Reaksi Alvyna? Matanya membelalak.
“Foto ini dikirim semalem sama temen gue,” ucap El datar.
Alvyna merebut ponselnya dan menatap foto itu dengan penuh emosi.
“Brengsek! Jadi dia bohong sama gue!”
“Nah percaya kan sekarang?” kata El santai.
“Jangan bilang lo juga tau soal cewek lo dan cowok gue?” tanya Alvyna.
“Yap. Itu juga alasan gue dulu mau tanding balap sama cowok lo. Dia selidiki gue, deketin Lyra. Awalnya gue marah, tapi sekarang udah gak.”
“Kenapa?”
“Karena gue udah punya lo.”
Alvyna melongo. Mulutnya menganga, telinganya terasa begitu panas.
'Karena gue udah punya lo.' Kalimat itu akan menghantuinya sepanjang malam.