NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Udara di dalam gua menjadi semakin dingin. Bau darah yang menempel di dinding bercampur dengan kelembapan batu, menimbulkan suasana menyesakkan. Jian Yu berdiri di tengah genangan merah yang belum kering, pedang Qing Feng masih meneteskan darah dari pertempuran sebelumnya.

Pemuda kurus dari Klan Bai, yang tampaknya adalah pemimpin, menyipitkan mata. “Namaku Bai Liang. Tidak kusangka, seorang bocah desa bisa membuat masalah sebesar ini. Jika kau menyerahkan apa pun yang kau miliki, mungkin aku bisa membiarkanmu bernapas lebih lama.”

Jian Yu mengangkat pedang ke depan tubuhnya. “Kalau ingin sesuatu dariku, datanglah dan ambil sendiri.”

Tubuh kekar milik Bai Yong melangkah maju, kedua lengannya berotot, urat-urat menegang. “Kau benar-benar mencari mati!” Ia mengerahkan Qi dari tahap Pembentukan Dantian tingkat 4. Udara di gua bergemuruh, seolah siap meremukkan Jian Yu dengan kekuatan tubuhnya saja.

Sementara itu, pemuda ketiga, Bai Ren, sudah menghunus pedang tipis berwarna hitam. Senyumnya dingin. “Aku akan memotong tendon kakinya dulu, supaya dia bisa merasakan penderitaan sebelum mati.”

Jian Yu menarik napas dalam, merasakan aliran Qi berputar deras dalam dantian tingkat 3 miliknya. Tubuhnya bergetar halus, lalu ia menyalurkan energi itu ke dalam bilah Qing Feng.

Gerakannya ringan, seolah mengikuti arus air. Tebasan pertama menangkis hantaman Bai Yong, percikan api keluar saat pedang dan tinju beradu. Tubuh Jian Yu terdorong beberapa langkah, darah berdesir di tenggorokannya. Selisih kekuatan tahap kultivasi membuat lengannya terasa berat.

Bai Yong tertawa kasar. “Dasar bocah lemah! Kau hanya bisa menunda kematianmu!”

Jian Yu menggertakkan gigi. Ia memutar pergelangan tangan, lalu menggabungkan serangan berikutnya dengan teknik baru. “Seribu Gelombang!”

Pedangnya bergetar, mengeluarkan riak biru yang berlapis-lapis, seperti gelombang laut menghantam batu karang. Tebasan itu memaksa Bai Yong mundur, sementara Bai Ren yang menyerang dari samping harus melompat ke belakang untuk menghindari cipratan energi tajam yang menggores dinding gua.

Namun, Bai Liang tidak bergerak. Matanya dingin, tangan kanannya memegang tombak panjang dengan ukiran ular putih di gagangnya. Ia menancapkan tombak ke tanah, getarannya menyebar ke seluruh gua. “Kalian mundur. Biarkan aku yang mengakhiri bocah ini.”

Jian Yu merasakan hawa berbahaya. Bai Liang jelas berbeda. Tahapnya sudah di Pembentukan Dantian tingkat 5. Qi yang dipancarkan terasa berat, menekan seperti beban batu di dada.

Bai Liang mengibaskan tombaknya, lalu menyorongkan ujungnya lurus ke arah Jian Yu. Serangannya sederhana, tapi cepat dan penuh tekanan. Jian Yu mengangkat pedang untuk menahan. Benturan itu membuat seluruh tubuhnya terpental ke dinding gua, darah muncrat dari mulutnya.

Sakit merambat di tulangnya. Tangannya gemetar, hampir kehilangan cengkeraman pada pedang. “Kalau terus begini, aku akan mati di sini,” pikirnya, pandangan mulai kabur.

Panel sistem muncul di hadapannya.

[Misi tambahan terpicu: Bertahan hidup dari serangan Klan Bai. Hadiah jika berhasil: +1 Pil Penyembuhan Tingkat tinggi, +20 poin pengalaman. Dan satu hadiah eklusif].

Jian Yu mengerahkan semua sisa tenaganya. Qi dalam dantian dipaksa berputar lebih cepat, meski menimbulkan rasa sakit di saluran meridiannya. Ia menebas lagi dengan Angin Mengalir, mencoba membuka celah untuk kabur.

Gelombang pedang melesat, memaksa Bai Ren dan Bai Yong menutup wajah mereka dari serpihan batu yang beterbangan. Jian Yu memanfaatkan momen itu untuk berlari ke arah sisi gua yang sempit, mencari jalan keluar.

“Bocah itu mencoba kabur!” Bai Ren berteriak, pedangnya berkilau mengejar.

Jian Yu berlari dengan napas tersengal, darah menetes sepanjang langkahnya. Tubuhnya bergetar, tapi matanya tidak kehilangan cahaya tekad.

Di luar gua, bulan setengah menggantung rendah di langit. Hutan lebat Pegunungan Utara menunggu, dipenuhi bahaya yang bahkan lebih liar dari manusia. Jian Yu menatap kegelapan di depan, menggenggam pedangnya erat.

“Aku tidak akan mati di sini. Aku harus lebih cepat"Jian yu yg sudah terpojok dan memilih melarikan diri

Jian yu terus melarikan diri dari kejaran Bai ren dan Bai Yong

Yg terus mengejar Bahakan Jian yu pun hampir kehabisan energi untuk kabur ,dia pun memilih masuk lebih dalam kebagian hutan

“sial..! dia mau masuk kedalam hutan ” ucap Bai Yong yg terus mengejar nya.

”tidak bisa dibiarkan kan ” Bai ren pun langsung mengayun kan pedang nya dan kilatan pedang mengarah ke Jian yu yg sudah hampir kehabisan energi.

Panel sistem muncul didepan nya;

[Hati-hati tuan serangan yang sangat kuat mengarah kearah tuan ”

Jian yu yang menatap panel sistem sangat tertekan di menoleh kekanan dan kekiri untuk mencari sesuatu, untuk pengalihan dan matanya pun tertuju pada ular hitam yg sangat besar dan hampir sebesar truk yg sedang tertidur di pun memancing ular tersebut kearah nya dan bilah energi pedang juga melaju sangat cepat kearah nya.

Dengan sisa energi nya dia pun mengayun pedangnya kearah ular yg sedang tertidur pulas "lebih baik mengambil resiko dari pada belum mencobanya" gumamnya sambil kilatan energi dari pedang nya mengarah dan mengenai si ular hitam yg sedang tertidur dan dia langsung Bangun dan mendesis

Bai ren dan Bai Yong belum sadar dengan rencananya, mereka terus menyerang energi pedang ke arah Jian yu,

Jian yu pun. Langsung bersembunyi kedalam semak semak saat ular itu mendesis dan dia melihat Bai ren dan Bai Yong dan tanpa aba aba dia langsung mengejar.

”Sial ! .. kita sudak masuk perangkap “ gerutu Bai Yong yg melarikan diri dari ular hitam yg terus mengejar.

Jian yu yg masih diam didalam semak pun keluar perlahan lahan dan masuk lebih dalam kearah hutan untuk mencari tempat istirahat yg sedikit tenang

Udara malam di Pegunungan Utara terasa lembap dan menusuk tulang. Pepohonan menjulang rapat, akar-akar menjalar seperti ular, dan suara binatang malam terdengar bersahutan. Jian Yu terseret langkahnya, setiap napas berat meninggalkan jejak darah di tanah. Bahunya terasa seperti terbakar, luka lama belum sembuh sempurna, kini ditambah kelelahan karena terus berlari.

Ia berhenti sejenak di bawah pohon besar yang batangnya berlumut. Tubuhnya bersandar, pedang di genggamannya gemetar.

“Sial… Qi di dalam dantian hampir habis,” gumamnya. Ia memejamkan mata, mencoba merasakan aliran energi. Dantian di pusarnya bergetar lemah, pusaran Qi yang biasanya mengalir lancar kini hanya tersisa benang-benang tipis.

Panel sistem muncul samar di hadapannya.

[Status: Tubuh lelah, luka sedang.]

[Pilihan: Istirahat / Gunakan Pil Penyembuhan / Paksa Meditasi.]

Jian Yu menarik napas panjang. “Kalau aku paksa kultivasi di sini, aku bisa mati diserang binatang buas. Kalau aku lanjut berlari, tubuh ini bisa runtuh sebelum sampai ke luar hutan.”

Suara ranting patah terdengar dari kejauhan. Ia segera menahan napas, menunduk, dan menempel pada batang pohon. Dari celah semak, ia melihat dua sosok melintas dengan tergesa. Bai Ren dan Bai Yong.

“Apa ular itu masih mengejar kita?” suara Bai Yong terdengar kasar.

“Diam! Cari jejak bocah itu. Tidak peduli sekuat apa ular itu, bocah itu harus mati malam ini.” Bai Ren menyalakan selembar jimat kuning, cahayanya memantul di wajah kurusnya. “Jejak darah masih segar. Dia tidak bisa jauh.”

Jian Yu menggertakkan gigi. Ia tahu, dengan kondisi sekarang, menghadapi mereka secara langsung adalah bunuh diri. Tapi melarikan diri terus-menerus hanya akan mempercepat kehancuran tubuhnya.

“Kalau begitu… aku harus paksa kultivasi sambil menyembunyikan diri.”

Ia melangkah perlahan, menahan rasa sakit, lalu menemukan celah batu di antara akar pohon besar. Dengan tubuhnya yang kurus, ia berhasil masuk. Ruang sempit itu gelap, hanya cukup untuk duduk bersila.

Ia duduk, menancapkan pedangnya di tanah sebagai penopang. Tangannya membentuk segel sederhana, menarik napas dalam-dalam.

Aliran Qi yang tersisa di dalam dantian mulai berputar. Benang-benang energi mengalir ke meridian tubuhnya, melewati bahu yang robek, menimbulkan rasa panas seperti disiram cairan besi. Tubuhnya bergetar, keringat dingin bercucuran.

“Aku tidak boleh berhenti… aku harus pulih setidaknya separuh Qi sebelum mereka menemukan tempat ini.”

Di dalam tubuhnya, ia merasakan pusaran Qi semakin stabil. Dantian berdenyut, seolah menelan energi dari udara sekitar. Pada saat itu, panel sistem muncul kembali.

[Proses kultivasi dipercepat karena tekanan hidup-mati.]

[Efek samping: Rasa sakit berlipat ganda.]

Tubuh Jian Yu tiba-tiba menegang. Darah segar menyembur dari bibirnya, tetapi di saat yang sama ia merasakan aliran Qi lebih deras masuk. Sakitnya luar biasa, seakan seluruh meridian tubuhnya dipaksa melebar.

“Aghhh…!” suaranya tertahan, namun tidak bisa sepenuhnya ia redam.

Suara itu membuat Bai Ren yang berada tak jauh menoleh. “Dengar itu?”

Bai Yong mengangguk. “Dia ada di sekitar sini.”

Kedua pemuda itu mulai menyisir semak. Jian Yu memaksa menahan suara, matanya merah menahan rasa sakit. Aliran Qi menembus titik akupunktur di tubuhnya, dan perlahan pusaran energi di dantian membesar.

[Qi pulih menjadi 46%.]

[Efek: Dantian mulai menstabil, tubuh lebih kuat.]

Namun sebelum ia bisa lega, suara Bai Yong terdengar sangat dekat. “Di sini ada jejak darah baru. Dia pasti bersembunyi dekat-dekat.”

Langkah kaki semakin mendekat. Jian Yu membuka mata. Ia tidak punya waktu lagi. Pedang ditarik, tubuhnya keluar dari celah batu dengan teriakan lirih.

Bai Ren menoleh cepat. “Dia di sana!”

Pertarungan pun pecah di bawah cahaya bulan. Jian Yu, dengan tubuh masih penuh luka, mengayunkan teknik barunya. Pedang Dewa ‘Seribu Gelombang’.

Bilasan biru meluncur seperti gelombang laut, menghantam Bai Yong. Pemuda berbadan kekar itu menangkis dengan kapaknya, namun gelombang pedang memecah kapak menjadi serpihan. Bilah energi menerobos dadanya, darah memuncrat. Bai Yong terhuyung, menatap dadanya yang terbelah.

“Tidak… ini… mustahil…” Suaranya terputus, tubuhnya roboh dengan darah mengalir deras.

Bai Ren menjerit marah. “Bajingan!” Ia melompat maju, pedang hitamnya berkilau. “Kau pikir bisa lolos begitu saja?”

Jian Yu menahan serangan itu dengan pedangnya. Tubuhnya bergetar, tulang tangannya seperti retak. Darah segar keluar lagi dari mulutnya.

Pertarungan berlangsung sengit. Pedang bertemu pedang, cahaya Qi bertabrakan, memecahkan batang pohon di sekitar mereka. Malam di hutan itu dipenuhi suara logam beradu dan jeritan Qi.

Jian Yu berusaha menggabungkan semua teknik yang dikuasainya. Tebasan dasar dari latihan desa, kombinasi Seribu Gelombang, dan gerakan langkah cepat yang ia pelajari sendiri. Tapi Bai Ren bukan lawan sembarangan. Kultivasinya sudah berada di Pembentukan Dantian tingkat 4, satu tingkat di atas Jian Yu.

Tubuh Jian Yu terluka lagi, darah mengalir dari pahanya. Ia mundur selangkah demi selangkah.

“Jian Yu!” Bai Ren tertawa kejam. “Kau berbakat, tapi malam ini kau akan mati di tanganku!”

Jian Yu menggertakkan gigi. Pedangnya gemetar, tapi matanya masih menyala. “Kalau aku harus mati… aku akan menyeretmu bersamaku.”

Mereka kembali bertarung, pedang memercikkan darah. Malam itu, hutan Pegunungan Utara menjadi saksi pertarungan sengit yang tragis.

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!