Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6. Pertemuan tak terduga
#Restoran
Lonceng pintu restoran berdenting, Kian berjalan memasuki restoran dan menuju meja pesanan. "Ada yang bisa saya bantu." Tanya seorang pegawai kasir.
"Saya ingin pesan Paket 3, dibungkus." Ujar kian sambil mencari sesuatu.
"Baik silahkan ditunggu." Ujar pelayan itu.
"Emmmhh, permisi apa ada gadis bernama Karina disini?" Tanya Kian.
"Oh Nona Karin, Tadi dia keluar mengantarkan pesanan." Ujar pelayan itu
"Mengantar pesanan?" Gumam kian sedikit terkejut.
"Iya, Dia sangat menyukai mengantarkan pesanan. Dia sangat suka menaiki sepeda motor" Kata Pelayan itu.
"Ahh begitu." Gumam Kian."Bagaimana bisa dia mengantarkan makanan dengan kondisi kakinya yang seperti itu?" Kian membatin.
Tak sampai menunggu lama, Pesanan Kian pun selesai dan kian pun pergi. Saat Kian keluar Dari restoran sebuah Motor datang dan tepat berhenti didepan restoran.
Karina yang melihat Kian Langsung memanggilnya.
"Dokter?" Panggil Karina.
Kian pun menoleh dan mendapati Karina dengan Helm berwarna merah. Karina segera membuka helmnya dan menghampiri Kian.
"Anda berkunjung?" Tanya Karina sambil tersenyum.
"Emmh."Gumam Kian lalu melihat kaki Karina.
"Kaki saya baik-baik saja." Ujar Karina.
"Kau sudah membuat keputusan?"Tanya Kian.
"Ya?"
" Tentang Operasi kakimu?" tanya Kian
Karina Hanya terdiam menatap Kian.
"Jika seperti ini, Otot bagaian kakimu akan Rusak, dan itu akan semakin memperparah kakimu." Ujar Kian.
"Iya," Kata Karina.
"Emhh?" Tanya Kian
"Saya akan melakukan Operasi." Ujar Karina.
"Syukurlah." Ujar Kian sambil tersenyum.
"Kau bisa pergi kerumah sakit besok, Aku akan mengatur semuannya. Kau tidak perlu Khawatir." Ujar Kian seraya memegang bahu Karina.
Karina yang terkejut melihat tangan Kian yang menempel dibahunya.
"Ma-m-maaf. Aku terlalu senang mendengarnya." Ujar Kian dengan cepat melepaskan tangannya dari bahu Karina.
"iya." Ujar Karina sambil tersenyum manis.
...○...
#Rumah Sakit
Kian yang saat itu baru kembali dari rumah sakit dikejutkan oleh kedatangan Suran, Yang tengah duduk di kursinya.
"Suran?" Ujar Kian.
"Kau dari mana?" Tanya Suran seraya beranjak.
"Aku baru saja membeli makan siang." Ujar Kian seraya menyimpan makanannya dimeja
Suran langsung memeluk Kian begitu saja.
"S-suran" Ujar Kian.
"Biarkan aku memelukmu beberapa saat, Aku sangat merindukanmu" Ujar Suran. Mendengar itu Kian pun perlahan membalas pelukan Suran.
"Maafkan aku, karena tidak memilik waktu denganmu."ujar Kian.
"Tidak apa-apa, aku mengerti." Ujar Suran seraya melepaskan pelukannya dan menatap Mata Kian.
"Minggu depan aku akan mengambil Libur, Aku ingin berlibur bersamamu, sebelum kita sibuk dengan persiapan pernikahan." Ujar Kian.
"Emmm tentu saja, Aku tidak sabar." Ujar Suran sambil kembali memeluk Kian.
#Rumah Theo
20.30
Wajah Theo terlihat sangat kelelahan, saat sampai diruang tamu Ia langsung melempar tas dan kunci motornya, dan langsung merebahkan tubuhnya disofa.
"Aku tidak tau kuliah itu sangat melelahkan" Gumamnya.
Perut Theo mulai bersuara, dan ia pun segera beranjak dan pergi kedapur. Tapi saat ia membuka kulkas, tak ada satu pun makanan.
“KAKKKKK..." Teriak Theo frustasi karena kelaparan.
#Restoran
Malam itu Restoran sudah mulai sepi, para pengunjung mulai pergi setelah menikmati makanan. Kecuali Seorang lelaki yang masih menikmati makanannya dengan sepenuh hati.
"Dia terlihat sangat kelaparan" Gumam Karina.
"Hey..." Panggil Karina.
"Mn?" Gumam Theo sambil makan
"Sudah berapa hari kau tidak makan?" Tanya Karina.
"Dari Lahir." Ujar Theo yang sibuk dengan makanannya.
"Dia gila." Gumam Karina sambil mengerutkan Keningnya.
Karina pun kembali dengan pekerjaannya yang sedang membersihkan meja Pesanan. Tapi tiba-tiba seorang pelanggan masuk.
"Selamat Dat—“
Karina terlihat terpaku pada pelanggan yang masuk dan menuju meja pesanan itu.
"Dokter Kian?" Gumam Karina yang terkejut.
"Apa aku masih bisa memesan makanan?" Tanya Kian
"I-iya tentu saja." Ujar Karina gugup.
"Aku ingin paket No 2" ujar Kian.
"Kak," panggil Theo Seraya tersenyum lebar.
Karina Yang mendengar Theo memanggil Kian ‘Kakak’, Hanya menatap Kian dan Theo bergantian
"K-kakak?" Gumam Karina Yang kebingungan.
Kian pun duduk bersama Theo, dan Tak lama makanan Kian pun datang diantar Oleh Karina.
"ini, Selamat menikmati" Ujar Karina.
"Karina, Bisa kita bicara denganmu?" Tanya Theo
"Iya." Kata Karina Lalu duduk
Theo terlihat menarik kedua tangannya dari meja dan Berdiri tegap dihadapan Karina, Lalu membungkukan tubuhnya.
"Aku minta maaf atas kecelakaan itu." Ujar Theo
"T-tidak, Sudahlah itu hanya kecelakaan. Lagi pula kau juga tidak sengaja melakukan itu, Bahkan kau hampir kehilangan Nyawamu." Ujar Karina.
"Terima kasih." Ujar Theo Lalu kembali duduk
"Dia akan menjalani Operasi." Ujar Kian
"Operasi? Kapan?" Tanya Theo
"Besok dia harus menjalankan beberapa pemeriksaan, Mungkin Lusa." Ujar Kian
"Aku akan menemaninya." ujar Theo
"Apa yang kau bicarakan, Tidak perlu." Tolak Karina.
"Oh ya, Apa sebelumnya kalian pernah bertemu?" Tanya Kian
"Iya aku bertemu dengannya—“ Ucapan Karina terhenti ketika ia mengingat kejadian dihotel
“Oh Kami bertemu saat ada pertandingan basket, Dia menonton pertandingan basketku waktu itu, Benarkan?" Ujar Theo seraya tersenyum kecil
"Mn, benar." Ujar Karina sambil tersenyum pahit.
"Karina, Aku lupa membawa kotak makanmu." Ujar Kian
"Tidak apa-apa." Ujar Karina sambil tersenyum manis.
"Kotak makan? Ahhhh, kau yang membuat Sarapan itu?" Tanya Theo
"Mn."
"Woahhh, Makanan itu benar-benar sangat Enak, Lain kali kau juga harus buatkan untukku" Ujar Theo seraya tersenyum
"Tentu saja, Akan aku buatkan nanti" Ujar Karina sambil tersenyum.
"Aku minta maaf, Dia memang seperti ini. Aku harap kau bisa memakluminya" Ujar Kian seraya makan
"Kak~" Ujar Theo
"Tidak apa-apa." ujar Karina seraya tersenyum kecil. Mereka bertiga pun terlihat saling berbagi cerita dan tertawa bersama.
...○...
#Sebuah Apartemen
Disana Suran terlihat sedang menikmati Rokoknya dengan kimono berwarna merah itu, Sesekali ia mengepulkan asap dari mulutnya.
"Bagaimana Jika dia mengetahui hubungan kita?" Tanya Seorang lelaki yang tengah berbaring ditempat tidur itu.
"Kau tenang saja, Dia tidak akan pernah melepaskan aku begitu juga aku. Aku tidak akan bisa hidup tanpanya karena dia adalah sumber uangku." Ujar Suran.
"kau benar-benar wanita yang Licik Suran" Ujar lelaki itu.
"Hong bin, Semuanya akan berjalan sesuai dengan Rencana kita. Setelah perusahaan Hwanggi Grop Jatuh ketangan kita lalu kita akan ambil Rumah sakit itu dan semuanya akan menjadi milik kita" Ujar Suran.
"Wanita jahat ini, Tapi aku menyukainya" Ujar Lelaki itu
...○...
To Be Countinue...