The Master Of Swords

Melihat semua orang pergi meninggalkannya, Fang Yuan merasa seolah-olah dia sedang bermimpi. Dia membeku di tempat dan menatap langit yang perlahan-lahan normal kembali seperti semula.

Dia berharap ini semua hanya mimpi namun kenyataan tidak semanis yang dia pikirkan. Dia baru saja kembali berburu bersama ayah dan pamannya, pagi tadi dia masih melihat senyum tulus ibunya dan merasakan kepedulian nenek kepala desa.

Namun sekarang, mereka pergi tanpa banyak bicara seolah-olah mereka tidak mengenalnya. Dia menatap langit dengan tatapan kosong dan berkata dengan suara pelan, "Apakah aku tidak berguna sehingga mereka membuangku?"

Sementara Fang Yuan sedang hanyut dalam kesedihan dan penyesalan. Semua orang di sekitar situ menarik napas lega, setidaknya Fang Tianhai tidak membunuh mereka.

Mereka semua sudah melupakan keberadaan Fang Yuan seolah-olah dia dari awal tidak berada di sini. Memang, dari awal nenek kepala desa sudah merasakan firasat buruk sehingga dia segera menyembunyikan Fang Yuan.

"Pilih mati atau kembalikan benda itu!" Gadis Es itu menatap Penatua Sekte Bintang Emas dan berkata dengan dingin.

"Kembalikan, aku akan mengembalikannya!" Penatua Sekte Bintang Emas itu mengangguk cepat dan menyerahkan kotak berwana biru es sepanjang satu kaki.

Gadis Es itu tidak banyak bicara dan melambaikan tangannya. Seketika kotak biru es di tangan Penatua itu menghilang bersamaan dengan tangan kiri penatua itu seketika membeku menjadi bongkahan es dan hancur berkeping-keping.

"Ah, tanganku!" penatua itu berteriak sedih ketika melihat tangan kirinya yang hancur berkeping-keping. Meskipun sangat marah, penatua itu tidak berani banyak bicara.

"Ah! Ah! Aduh!"

Tepat pada saat ini, semua orang berteriak sedih ketika tangan kiri mereka hancur berkeping-keping seperti tangan penatua Sekte Bintang Emas.

"Aku tidak membunuh kalian. Anggap tangan kiri kalian sebagai hukuman karena berani mencuri barangku. Pergi!" Kata Gadis Es itu dengan suara dingin.

Mendengar perkataan Gadis Es itu, mereka semua seperti mendapatkan amnesti dari surga dan segera berlari dengan cepat dengan ekor di antara kaki mereka ( seperti seekor anjing yang lari ketakutan ).

Setelah mengusir para pengganggu itu, Gadis Es itu melambaikan tangannya dan ribuan binatang iblis itu kembali dengan teratur ke Gunung Liangsan. Namun Gadis Es itu tidak langsung pergi, dia menatap Fang Yuan dengan tenang.

Mungkin dari semua orang yang ada di situ, hanya dia sendiri yang bisa melihat keberadaan Fang Yuan. Dia diam-diam berpikir, "Apa maksud dari nenek tua itu? Mungkinkan dia ingin aku menjaga bocah kecil ini?!"

Berpikir seperti itu, dia mengulurkan tangannya dan melihat sebuah cincin giok hitam di tangannya. Dia bergumam pelan, "Apa isi cincin ini?"

Sebelum pergi, dengan sisa kekutannya nenek kepala desa secara sembunyi-sembunyi memberikan cincin itu kepadanya dan menyuruhnya untuk memberikan cincin itu kepada Fang Yuan.

Dia sempat berpikir untuk melihat isi dari cincin itu namun dia mengerti bahwa dia tidak mungkin bisa melihat isi cincin ini karena ada batasan yang menakutkan di dalam cincin ini. Jika dia dengan paksa membuka cincin ini dia mungkin akan terluka parah atau jika itu buruk, dia akan mati.

Memikirkan itu, dia segera menggunakan Qi-nya dan perlahan membuat cincin itu terselip di jari tengah Fang Yuan. Setelah itu dia berbalik untuk pergi, namun dia berhenti sejenak dan mengirim seberkas cahaya putih dingin ketubuh Fang Yuan.

Fang Yuan saat ini sudah jatuh berlutut di tempatnya. Semua kenangannya bersama Ayah, Ibu, Paman-pamannya, dan Nenek Kepala desa di putar kembali di dalam benaknya seolah-olah itu sebuah film.

Tanpa dia sadari, air matanya sudah menetes membasahi pipinya. Dia bahkan tidak sadar bahwa Gadis Es itu telah memasangkan sebuah cincin di jari tengahnya dan memasukan sedikit aura tubuhnya kedalam dirinya.

Fang Yuan duduk di sana tanpa bergerak samapai malam tiba. Namun dia tidak berniat untuk bergerak sedikit pun, dia masih berharap ini semua adalah mimpi buruk.

Namun sampai hari baru tiba, saat matahari perlahan menyinari wajahnya, Fang Yuan akhirnya mengerti bahwa ini bukan mimpi melainkan kenyataan yang harus dia hadapi.

Perlahan matanya kembali bercahaya. Namun, tatapan anak-anak yang kemarin masih muncul di matanya kini sudah menghilang di gantikan dengan tatapan tenang.

"Mereka mungkin punya alasan tertentu sehingga mereka tidak bisa berbicara. Lagi pula, orang yang di bunuh ayah sebelumnya berkata bahwa dia menunggu ayah di dunia atas. Mungkin kami bukan berasal dari dunia ini, kami hanya bersembunyi di sini untuk menghindari masalah!" Kata Fang Yuan dengan tenang.

Menatap langit, Fang Yuan berkata, "Ayah, Ibu, Nenek, dan Paman-paman. Tunggu aku menjadi kuat, aku akan mencari kalian dan membantu menyelesaikan masalah kalian."

"Heh, hati anak ini sangat kuat! Aku tidak menyangka dia akan kembali tenang begitu cepat dengan kejadian yang dia alami. Menarik!" Tanpa Fang Yuan sadari, saat ini dia sedang di perhatikan oleh Gadis Es itu.

Perlahan Fang Yuan bangkit berdiri dan bejalan kembali kerumahnya. Saat ini, dia merasa sangat kesepian. Biasanya, dia pasti di temani paman-paman untuk bermain, namun sekarang desa kecil ini sangat sepi.

Setelah tiba di rumah bambu sederhana miliknya, Fang Mu membuka pintu dan masuk kedalam. Seketika kesedihan kembali mengisi hatinya saat dia tidak menemuka ibunya, tidak mendapatkan senyum tulus dan penuh kasih sayang ibunya.

"Ibu, Yuan'er janji akan menjadi kuat dan mencari ibu. Bahkan jika itu harus melawan surga, aku pasti akan menghancurkan surga itu." dia berbicara dengan penuh tekad sambil berjalan kearah kamar ibunya.

Tepat saat dia mebuka pintu kamar, tubuhnya tiba-tiba tidak bisa di kendalikan. Seketika, dia muncul di sebuah ruangan putih terang.

"Yuan'er, jika kamu sudah sampai ketempat ini berarti ayah dan ibu sudah pergi jauh. Namun kamu jangan sedih atau memusuhi kami karena kami juga terpaksa melakukan hal ini untuk melindungimu. Jika kamu tidak ingin berkultivasi, maka tinggalah di desa sampai tua dan mati dengan tenang. Namun jika kamu ingin berkultivasi, semua kebutuhan kultivasi kamu sudah ayah dan paman-paman siapkan untukmu di dalam cincin giok hitam itu. Apa pun pilihan mu, ayah akan mendukungmu. Ayah percaya kamu pasti bisa karena kamu adalah, anak dari Kaisar Pedang, Fang Tianhai."

Fang Yuan berdiri di sana dengan kaku tanpa bisa bergerak atau bicara. Setelah ayah selesai bicara, tubuhnya perlahan menghilang dan di gantikan dengan senyum lembut ibunya.

"Yuan'er maafkan ibu nak. Jika ibu cukup kuat, ibu tidak mungkin menyetujui cara ini! Namun, ibu tidak bisa berbuat apa-apa karena musuh kami sangat kuat. Jika mereka tahu kamu masih hidup, bencana besar akan menimpamu. Ibu hanya berpesan agar kamu berhati-hati, jangan gegabah!" setelah selesai berbicara, tubuh transparan Yue Yan memghilang.

Setelah ibunya selesai bicara, ruangan itu kembali seperti semula yaitu di kamar Ibu dan Ayahnya. Dia berkata dengan penuh tekad, "Ayah, Ibu, aku akan menjadi kuat. Sangat kuat sehingga tidak ada yang bisa menjadi lawanku. Dengan begitu aku bisa menjaga kalian."