Amor Tenebris (Cinta yang lahir dari kegelapan)
“Di balik bayangan, ada rasa yang tidak bisa ditolak.”
...
New Book, On Going!
No Plagiat❌
All Rights Reserved August 2025, Eisa Luthfi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
...◾▪️Amor Tenebris ▪️◾...
Bab 5 – Malam yang Membuka Mata dan Rahasia Valecrest
Malam itu, kota berselimut cahaya lampu jalan, udara segar dan sedikit berembun, menyelimuti jalanan yang mulai sepi. Lyra Winter berdiri di balkon apartemennya, menatap langit malam yang pekat. Ia merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Sesuatu dalam dirinya tidak bisa diam—rasa penasaran, rasa takut, dan ketertarikan yang campur aduk.
Suara langkah ringan di belakangnya membuatnya menoleh. Theron Valecrest berdiri di sana, jas hitamnya rapi, aura misteriusnya memenuhi balkon. “Kau siap?” tanyanya pelan, matanya menatap Lyra dengan serius namun lembut.
Lyra mengangguk pelan, menelan ludah. “Siap… tapi aku masih belum mengerti sepenuhnya apa yang akan kau tunjukkan.”
Theron tersenyum tipis, lalu melangkah maju. “Aku tidak akan membahayakanmu. Tapi malam ini, aku ingin kau melihat dunia yang selama ini tersembunyi dari mata manusia biasa. Dunia keluargaku… dunia vampir.”
Mereka berjalan melalui gang sempit, diterangi lampu jalan yang redup. Theron bergerak begitu ringan, seolah tidak menyentuh tanah. Lyra memperhatikan langkahnya yang hampir melayang, napasnya tertahan sejenak. “Bagaimana… kau bisa bergerak seperti itu?” gumamnya.
Theron menoleh sekilas, nada suaranya lembut tapi menyimpan nada humor. “Rahasia keluarga. Kau akan segera mengetahuinya.” Ia menarik tangan Lyra, dan seketika, aroma aura-nya memenuhi indera Lyra—hangat, memikat, membuat bulu kuduknya meremang.
Mereka sampai di gedung tua yang tampak kosong dari luar, namun begitu Theron membuka pintu, Lyra disambut oleh lorong panjang bercahaya redup, dihiasi simbol-simbol kuno di dinding. Cahaya lilin yang bergetar memantul di lantai, menciptakan bayangan yang bergerak seolah hidup.
“Ini… ruang rahasia?” tanya Lyra, kagum sekaligus sedikit takut.
“Ya. Tempat keluargaku menjaga tradisi, sejarah, dan kekuatan kami. Kau harus tetap berhati-hati… beberapa hal di sini tidak bisa disentuh sembarangan,” jawab Theron.
Ia berjalan lebih dulu, menarik Lyra masuk ke ruangan besar yang dipenuhi vampir muda dan tua, semua memancarkan aura kuat namun sopan. Beberapa mengangguk atau menatap mereka sekilas—beberapa tampak penasaran. Lyra merasakan campuran takut dan kagum.
“Ini… mereka semua vampir?” tanyanya lirih, matanya membesar.
“Ya,” jawab Theron, menunduk sedikit. “Mereka keluargaku, sekaligus pelindung tradisi. Aku ingin kau tahu, dunia ini… lebih kompleks dari yang kau bayangkan.”
Sementara itu, di sisi lain ruangan, Lucian Valecrest menyembunyikan diri di balik bayangan, matanya tajam menatap Lyra. Senyum nakal muncul di bibirnya. “Theron… manusia ini akan mengubah segalanya, ya?” gumamnya, suara rendah tapi penuh strategi.
Eveline, dari balkon atas, memperhatikan dari jarak jauh. Matanya dingin, analitis, menimbang setiap gerakan Lyra. “Seorang manusia… mate pangeran? Ini akan menimbulkan masalah. Tapi… ada sesuatu yang menarik,” pikirnya, nada kritis tapi sedikit kagum.
Kembali di ruangan utama, Theron memperkenalkan Lyra pada beberapa vampir muda, menjelaskan aturan dasar, tradisi, dan sedikit sejarah keluarga. Lyra mendengarkan dengan seksama, sesekali tersenyum atau mengerutkan alis ketika sesuatu terdengar terlalu aneh untuk manusia biasa.
“Aku masih harus membiasakan diri dengan semua ini,” gumam Lyra, menatap Theron. “Tapi… aku ingin belajar. Aku ingin memahami dunia ini, bersamamu.”
Theron menatapnya, mata keperakannya lembut. “Dan aku akan membimbing mu. Tidak peduli seberapa sulit, atau seberapa keras dunia ini mencoba menghalangi. Kau mate-ku, Lyra. Dan itu yang terpenting.”
Malam itu juga, Theron memperlihatkan kekuatan vampirnya: kecepatan, ketajaman indera, dan kontrol aura. Lyra terpana, menyadari bahwa semua legenda yang ia baca hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Ia merasakan campuran kagum, takut, dan… ketertarikan yang semakin kuat.
Sementara itu, interaksi kecil dengan Lucian dan Eveline menciptakan ketegangan halus. Lucian muncul tiba-tiba di samping Theron, menggoda, “Terlihat kau memilih teman manusia, adikku. Kau yakin ini ide yang baik?”
Theron menatapnya serius. “Aku tahu apa yang kulakukan. Dan ini bukan keputusan sembarangan.”
Lucian tersenyum nakal, namun matanya tetap waspada. “Baiklah, adikku. Tapi kau akan melihat… dunia manusia itu rapuh. Jangan sampai ia tersakiti.”
Eveline dari atas menatap Lyra sekali lagi, mata dinginnya menilai. “Kau memiliki aura berbeda. Mungkin ada potensi yang belum kita ketahui,” gumamnya, nada serius tapi tidak menyingkirkan rasa penasaran.
Lyra merasakan ketegangan, tapi juga perlindungan yang diberikan Theron. Setiap kata, setiap gerakan, membuatnya merasa lebih dekat dengan pria itu. Chemistry mereka semakin jelas: tegang, lucu, dan sensual secara halus.
Theron menoleh ke Lyra, tersenyum tipis. “Aku tahu ini banyak untukmu, tapi aku ingin kau tetap di sisiku. Malam ini hanyalah awal. Kau akan melihat lebih banyak, belajar lebih banyak, dan… mungkin memahami lebih dalam.”
Lyra menelan ludah, menatap Theron, jantungnya berdebar. “Aku… aku akan mencoba. Aku ingin tetap bersamamu.”
Mereka berdua berdiri di tengah ruangan, di antara bayangan dan cahaya lilin, dua dunia yang berbeda mulai menyatu. Dunia manusia dan vampir, tradisi kuno dan keinginan hati, perlahan menjadi satu. Chemistry mereka semakin nyata, penuh ketegangan, ketertarikan, dan janji tak terucap.
Dan malam itu, di tengah rahasia keluarga Valecrest, Lyra menyadari sesuatu yang penting: hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dunia baru terbuka, penuh misteri, bahaya, dan cinta yang mulai mengikat mereka tanpa bisa ditolak.