NovelToon NovelToon
Fitnah Kejam Mantan Suami

Fitnah Kejam Mantan Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Konflik etika / Selingkuh / Keluarga / Romansa
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Mengangkat derajat seseorang, dan menjadikanya suami, tidak menjamin Bunga akan di hargai.
Rangga, suami dari Bunga, merupakan anak dari sopir, yang bekerja di rumah orang tua angkatnya.
Dan kini, setelah hubungan rumah tangga mereka memasuki tujuh tahun, Rangga memutuskan untuk menceraikan Bunga, dengan alasan rindu akan tangisan seorang anak.

Tak hanya itu, tepat satu bulan, perceraian itu terjadi. Bunga mulai di teror dengan fitnat-fitnah kejam di balik alasan kenapa dia di ceraikan ...
Bagi kalian yang penasaran, yuk, ikuti kisah Bunga dan Rangga ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu Tak Berarti

Bisikan-bisikan dari tamu undangan tak lagi terdengar di telinga Bunga, dan ketiga saudaranya yang lain.

Deni mengangkat tubuh ayahnya untuk di masukkan kedalam.

Para tetangga langsung mengambil alih untuk membereskan segala hal yang di butuhkan.

Musala-musala terdekat, mulai mengumumkan tentang siapa yang telah kembali ke pangkuan yang maha Kuasa.

Beberapa jam kemudian, Bunga dan yang lainnya berakhir di atas pusara.

"Selamat jalan ayah, terima kasih, karena telah menyempatkan diri untuk mengantarku, untuk menjadi seorang istri lagi," gumam Bunga, menatap pusara dengan nanar.

Benar, dia memang tidak memiliki banyak waktu ataupun kenangan bersama ayah kandungnya. Namun, ketika ayahnya meninggal, sesuatu dalam diri Bunga juga ikut hilang.

"Terima kasih, karena telah mempercayai aku sebagai menantumu ayah. Walaupun kita baru bertemu, namun aku percaya kamu orang baik. Selamat jalan ayah, tenang lah, aku akan menjaga Bunga, agar terus bermekaran," batin Arlan, yang kini berada tepat di belakang Bunga.

Julia dan Yuyun masih saling berpelukkan. Rasa bersalah menggerogoti hati keduanya.

Pasalnya, mereka paling sering meminta atau berseru supaya ayahnya meninggal. Dan sekarang, saat sang ayah telah tiada, mereka juga merasa kehilangan.

"Maafkan aku," gumam Julia berserta Yuyun, yanh hampir bersamaan.

Dan Deni, menatap nanar gundukan tanah yang masih basah itu. Sebelumnya, dia memang sudah menduga jika ajal ayah semakin dekat.

Namun dia tak menyangka, jika ayahnya pergi di hari bahagia anak bungsunya.

"Selamat jalan ayah, titip rinduku untuk wanitamu," batin Deni.

...****************...

Di tempat lain. Rangga yang memang masih menyimpan sebagai nomor karyawan di perusahan milik Andrian, terkejut kala melihat story yang di update oleh mereka.

Semua dari mereka mengucapkan ucapan selamat atas pernikahan Bunga dan juga Arlan. Hati Rangga diliputi rasa tidak ikhlas. Dia dan Bunga, baru saja bercerai beberapa bulan yang lalu. Dan kenapa perempuan itu, bisa mendapatkan pengganti secepat itu.

"Apa jangan-jangan, selama ini dia selingkuh?" gumam Rangga.

"Bang, sepertinya aku mau melahirkan," ujar Risa keluar dari kamar mandi. "Ini bukan kencing, tapi ketubanku pecah,"

Sekarang jam tiga dini hari. Rangga yang menyadari tempat tidur basah langsung membangunkan Risa, dan menuduhnya mengompol.

Risa terkejut, karena dia memang tidak menyadarinya. Dan anehnya lagi, air itu tak berhenti menetes.

"Sakit gak?" tanya Rangga, buru-buru menyembunyikan ponselnya.

"Enggak sih," sahut Risa lirih.

"Kita pergi besok aja ya, nanggung. Baru juga jam tiga," cetus Rangga, yang memang moodnya sedang berantakan akibat story yang baru di lihatnya.

"Gak, aku gak mau anak kita kenapa-napa. Dan jika abang gak mau mengantarku sekarang, maka aku akan bangunin papa," ancam Risa.

Dengan malas, Rangga memakai baju dan bersiap untuk mengantarkan Risa ke rumah sakit.

Tak lupa, Rangga juga menenteng sebuah tas yang sudah di persiapkan oleh art, sejak jauh-jauh hari.

Begitu melewati kamar papanya. Risa langsung mengetuk pintu tersebut. Dan lagi-lagi Rangga mendengus kesal. Karena Risa dinilai terlalu lambat.

"A-aku mau melahirkan," ujar Risa, ketika Hartono membuka pintu.

"Papa ikut!" seru Hartono.

Risa tercengang, "Benarkah?" tanyanya lirih.

Namun, Hartono malah menghilang di balik pintu kamar. Mungkin, dia sedang siap-siap.

"Ayo, tunggu apa lagi," ajak Hartono menggenggam tangan Risa.

Hati Risa berdesir. Hubungannya dengan Hartono memang dingin. Tapi, malam ini, genggaman tangan papanya, membuat hubungan itu menghangat.

"Kamu di depan aja sama sopir, biar Risa sama aku," pinta Hartono, ketika Rangga hendak duduk di bangku belakang kemudi.

Rangga menyunggingkan senyumnya. Pasrah, dengan keputusan papa mertuanya.

Kembali ke rumah duka.

Arlan dan Bunga memang sudah tidur satu kamar. Dan keduanya, tidur di kamar yang memang sengaja di bangun untuk Bunga atas permintaan Bambang, kala tahu jika Bunga hendak menikah di kampung halamannya.

Akan tetapi, Arlan tidak meminta haknya sebagai suami. Dia memilih untuk menenangkan Bunga, dan mengajaknya untuk mengirimkan doa pada almarhum Bambang.

"Kita disini aja ya, sampai acara tahlilannya selesai," ungkap Arlan, mengelus kepala Bunga yang kini bersandar di bahunya.

Di kampung Bambang, memang kebiasaan mengadakan acara tahlilan selama tujuh hari tujuh malam. Karena selain warga sekitar, semua kerabat-kerabat yang jauh juga ikut melayat, mengirimkan doa kepada almarhum.

Dan tentu saja mereka tidak datang dengan tangan kosong. Maka dari itu, sang empunya rumah mampu menanggung semua pengeluaran di hari-hari itu.

Besoknya, karena tidak bisa meninggalkan kerjaan terlalu lama. Andrian dan juga keluarga Arlan lainnya pamit undur diri.

Tinggal lah, Bunga dan Arlan disana.

"Tolong jaga Bunga ya Arlan. Jangan biarkan dia layu terlalu lama," bisik Andrian, kala memeluk Arlan.

...****************...

Udara di ruang operasi terasa dingin, menusuk hingga ke tulang. Bau khas antiseptik begitu kuat, bercampur dengan aroma logam dari peralatan bedah yang tertata rapi di atas meja stainless. Lampu sorot di langit-langit memancarkan cahaya putih terang, menyilaukan pandangan siapa pun yang menatapnya terlalu lama.

Risa terbaring di atas ranjang operasi dengan perut yang besar dan napas yang mulai tersengal.

Ya, karena air ketuban yang hampir kering, Risa di haruskan untuk melahirkan secara cesar. Dan itu, bukan suatu masalah baginya dan juga Rangga.

Sekelilingnya, beberapa tenaga medis bergerak cepat namun teratur.

Suara monitor detak jantung berdenting pelan, menjadi satu-satunya irama yang menenangkan di tengah ketegangan.

Tangan Risa menggenggam erat sisi ranjang, jemarinya dingin dan bergetar.

Dia kembali teringat, perkataan-perkataan yang dulu pernah di dengarnya. Jika melahirkan merupakan pertarungan antara hidup dan mati. Sesaat, penyesalan merasuki hatinya.

Bukan penyesalan karena mengingat kesalahan. Melainkan, menyesal, kenapa dia harus hamil.

"Tenang, Bu Risa, sebentar lagi, ya," suara dokter terdengar lembut namun tegas dari balik masker.

Suster di sampingnya menyeka keringat di kening Risa sambil memberi dukungan, "Tarik napas dalam, hembuskan perlahan ..."

Cahaya lampu operasi semakin terasa menyilaukan. Dunia Risa seolah menyempit hanya pada suara langkah kaki tim medis, bunyi alat yang beradu, dan degup jantungnya sendiri yang berpacu tak beraturan.

Ketika sayatan pertama dilakukan, waktu seakan berhenti. Hanya suara dokter yang terdengar jelas, diikuti dengan kesibukan terukur di sekelilingnya. Hingga akhirnya, tangisan nyaring bayi memecah keheningan ruangan, suara paling indah yang pernah didengar Risa.

Air mata mengalir di sudut matanya, bukan karena sakit, melainkan karena lega.

Lega, karena dia masih bisa melihat dunia.

"Selamat ya, Bu Risa," ucap suster sambil memperlihatkan bayi mungil yang baru lahir, dibungkus kain putih bersih.

"Dia perempuan," lanjut suster.

Sedangkan di luar sana. Hartono, duduk terpaku, menunggu kabar baik yang ingin di dengarnya.

Sedangkan Rangga, duduk sedikit berjarak dari mertuanya. Dia masih menatap foto Bunga, yang tersenyum dalam pelukan suaminya.

1
@dadan_kusuma89
So sweeeeeeet😁 Hanya membawa cinta. Mbok ya bawa martabak atau apa, kek, Rangga!😄
@dadan_kusuma89
Ayo, Pak Adrian! Sikat aja! Hajarrrr! Orang seperti Rangga itu pantasnya diolesin balsem rudalnya.
@dadan_kusuma89
Rangga memang suami tak tau diri. Bunga, andaikan kamu jadi istri Mas Gaman Julang, aku yakin hidupmu tidak akan tersia-sia seperti ini.
Samsiah Yuliana
lanjut lagi cerita nya Thor 🙏🙏🙏🥰
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
lah kok malah nuduh yg gak² si Rangga 😨
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
gampang bnget ngomong gituu 🙄 harusnya kau fokus saja urus ayahmu yg sakit, jangan bebankan si Bunga
sjulerjn29
dah lah bunga cari yang lain.. tinggalin si rangga
sjulerjn29
hey Rangga anda kompor ya, gimana sih bunga kau bisa mencintai dia..
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
Dilema jadi bunga 😔, tapi gak ada salahnya kok, bisa jadi penyebabnya kan bukan kamu, tapi suamimu 🫣
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
bunga terlalu baik buat Rangga 😔
Nuri_cha
harusnya jangan libatkan papamu dalam permalahan kalian bunga... biarin aja dia pergi, cerai sekalian
Nuri_cha
kenapa jadi kamu yg marah... diiiihhh
ceuceu
selamat bunga atas kelahiran debay nya
Nuri_cha
kalau Rangga mau cek sekalian bumer diajak yaaak
Nuri_cha
berarti si Rangga yg masalah
Xlyzy
Cih Rangga gua sleding juga lo
Afriyeni Official
udah tua bapaknya
Avalee
Hmmm apa ini awal mula si jalang berulah? Atau dia baek? Kita liat aja nnti 🤭
Xlyzy
uwah apa nih apakah wanita itu seorang pelakor
Xlyzy
nah berarti masalah nya ada di suami mu bunga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!