Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.
Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.
Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BD Bab 6
Semalam suntuk Sulastri tidak bisa tidur dengan tenang, dia terus aja berpikir bagaimana kalau dirinya hamil. Kalau dia benar-benar hamil, hidupnya akan sangat hancur.
Dia pasti akan malu, dia sedih, dia kecewa dan juga merasa putus asa. Dia juga pastinya tidak akan sanggup mengatakan hal ini kepada neneknya, sudah dapat dipastikan kalau neneknya itu pasti akan kecewa terhadap dirinya.
Saat pagi menjelang, wajah Sulastri benar-benar pucat. Makanya Sumirah meminta anak itu untuk tetap di rumah, sedangkan dia akan pergi bekerja di perkebunan.
Sumirah berkata kalau hari ini hari terakhir juragan Saleh ada di perkebunan, pria itu akan memberikan bonus kepada para pekerja yang sudah lama ikut dengannya. Sumirah tidak ingin melewatkan hal itu.
Walaupun dia begitu mengkhawatirkan Sulastri, tetapi dia juga ingin mendapatkan bonus. Setelah pulang dari perkebunan dengan membawa uang, dia berencana akan membawa Sulastri ke rumah sakit.
"Nenek sudah membuatkan bubur dan juga teh hangat untuk kamu, dimakan. Jangan sampai tak makan, agar kamu bisa cepat sembuh."
"Ya, Nek." Sulastri mengangguk patuh.
Sumirah sebenarnya merasa berat sekali meninggalkan Sulastri, tapi hal ini dia lakukan demi mendapatkan uang. Setelah itu pasti dia akan membawa cucunya itu menuju rumah sakit.
Setelah melihat kepergian Sumirah, Sulastri dengan begitu perlahan melangkahkan kakinya menuju sumur. Di rumah kecil itu tidak ada kamar mandi, kamar mandinya ada di luar rumah.
Tepat di belakang rumah itu ada sumur, di sanalah Sulastri biasanya mandi. Di sanalah biasanya Sulastri menuntaskan hajatnya, tetapi kali ini dia pergi ke sumur bukan untuk mandi atau menuntaskan hajatnya.
Sulastri ingin melakukan tes kehamilan, wanita itu membawa wadah untuk menampung urinenya. Lalu, dia pun melakukan hal yang sangat ingin dilakukan sejak kemarin.
"Hah? Garis dua? Ini artinya aku hamil?"
Sulastri begitu kaget melihat hasilnya, semua rasa bercampur aduk menjadi satu. Sulastri menangis karena bingung harus apa, dia bahkan memukul-mukul dadanya yang terasa begitu sesak.
Sulastri menangis sesenggukan, dia terus menangis sampai begitu sulit untuk bernapas. Tubuhnya bergetar dengan begitu hebat, lututnya terasa kopong dan tak lama kemudian dia ambruk. Sulastri jatuh duduk sambil terus menangis.
"Duh Gusti, Lastri harus bagaimana?"
Di saat dia sedang menangis dan meratapi nasibnya, Gunawan, Wandi, Wisnu dan juga Johan yang sejak tadi berada tak jauh di sana langsung menerobos masuk ke kamar mandi yang hanya ditutupi oleh bilik saja.
"Kalian mau apa? Kenapa asal masuk saja?"
Sulastri begitu kaget karena tiba-tiba saja ada 4 orang pria yang menerobos masuk, para pria yang dulu sempat mengatakan cinta kepada dirinya. Namun, keempat pria itu dia tolak.
Bukan karena belagu, tetapi memang Sulastri belum ingin berpacaran dan masih ingin berbakti kepada neneknya. Kalau Sulastri berpacaran, apalagi menikah cepat, pasti perhatiannya terhadap neneknya itu akan terbagi.
"Kami datang ke sini mau memastikan sesuatu," jawab Johan.
"Memastikan apa? Kalian bukan mau melakukan hal yang tidak-tidak, kan?" tanya Sulastri.
Sulastri pernah diperkosa oleh orang yang tidak kenal, kini dia melihat ada 4 orang pria muda yang menghampiri dirinya. Dia takut kalau orang-orang itu akan memperlakukan dirinya dengan tidak senonoh.
"Cih! Wanita kotor kayak kamu saja kata-katanya seperti orang suci, nggak pantes tahu nggak kamu ngomongnya begitu. Dasar kotor!" teriak Wisnu.
"Udah sih nggak usah berisik, mending cepat aja kita pastikan." Wandi terlihat tidak sabar dan langsung menunjuk ke arah tangan Sulastri.
"Gampang," ujar Gunawan yang dengan cepat menghampiri Sulastri dan mengambil tespek dari tangan wanita itu.
Sulastri awalnya menggenggam tespek itu dengan begitu kuat, dia takut kalau para pria itu melihat tespek tersebut. Namun, kekuatannya tidak seberapa. Akhirnya Gunawan bisa mengambil tespek itu.
"Kembalikan!" teriak Sulastri.
Namun, Gunawan malah menjauh dan menatap tespek yang ada di tangannya itu. Gunawan mengerutkan dahinya sambil menatap tespek yang ada di tangannya, hingga tidak lama kemudian pria itu berkata.
"Garisnya dua, Sulastri benar-benar hamil! Dia itu wanita laknatt karena ternyata memiliki hubungan gelap dengan pria!"
"Serius?" tanya Wisnu karena merasa tidak tercapai.
Dulu Wisnu begitu mengagumi wanita itu, bahkan dia berkali-kali mengejar Sulastri dan menyatakan rasa sukanya. Namun, Sulastri selalu menolak, dia berpikir kalau Sulastri merupakan wanita yang suci dan baik hati, kini dia merasa kalau Sulastri begitu menjijikan.
"Ya," jawab Gunawan.
"Ini tidak bisa dibiarkan, wanita hamil tanpa suami itu sudah membuat sial kampung kita. Aku aka lapor pak RT!" teriak Johan.
"Jangan! Aku mohon kalian jangan mengatakan hal ini kepada pak RT," pinta Sulastri yang kayak kini terlihat dalam keputusasaan.
"Gak usah dengerin dia, aku akan jaga Lastri di sini. Kalian cepat laporkan kepada pak RT kalau Lastri merupakan wanita yang kotor dan tidak pantas tinggal di desa kita," ujar Gunawan.
"Oke," ujar Johan yang hendak pergi dari sana.
Namun, kakinya tidak bisa bergerak ketika Sulastri memeluk kaki Gunawan.
"Lepas, Lastri. Pak RT harus tahu dengan bagaimana kelakuan kamu," ujar Gunawan.
"Jangan, aku mohon. Aku bukan wanita nakal, aku bukan wanita yang berhubungan dengan sembarang pria. Aku korban perkosaan," jelas Sulastri.
"Diperkosa? Halah! Kamu pasti sedang membohongi kami, lagian kalau beneran kamu diperkosa sama salah warga sini, seharusnya kamu lapor RT, laporan RW atau mungkin lapor polisi. Biar pelakunya segera tertangkap dan dipenjara," ujar Wandi.
"Iya betul, ini buktinya kamu diam-diam saja sampai hamil. Mana ada orang diperkosa cuma diam aja, ngibul kamu Lastri!" teriak Wandi.
"Sumpah! Aku itu adalah korban perkosaan, aku tidak tahu siapa yang memperkosa aku. Tolong jangan laporkan tentang kehamilan aku ini, nanti kalau nenek tahu pasti dia akan kecewa kepadaku."
Sulastri memohon dan mengiba, Gunawan dengan tega menendang Sulastri sampai wanita itu tersungkur. Gunawan selalu menunduk dan mencengkeram kuat rahang Sulastri.
"Lalu, kamu mau kami bagaimana? Mau kami meniduri kamu agar kami semua bisa tutup mulut gitu?"
"Ng--- nggak kaya gitu, tolong lepaskan aku. Aku--- aku---"
Sulastri bingung harus berkata apa, dia ketakutan dan kesulitan untuk berbicara. Gunawan dan juga ketiga sahabatnya saling menatap, hingga tak lama kemudian seringai licik di bibir mereka muncul.
"Oke! Kita gak bakal laporin kamu ke pak RT, tapi... Kamu sanggup gak layani kita berempat?"
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..