NovelToon NovelToon
The Bride Of Vengeance

The Bride Of Vengeance

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:581
Nilai: 5
Nama Author: fatayaa

Calista Blair kehilangan seluruh keluarganya saat hari ulang tahunnya ke-10. Setelah keluarganya pergi, ia bergabung dengan pembunuh bayaran. Tak berhenti di situ, Calista masih menyimpan dendam pada pembantai keluarganya, Alister Valdemar. Gadis itu bertekat untuk membunuh Alister dengan tangannya untuk membalaskan dendam kematian keluarganya.

Suatu saat kesempatan datang padanya, ia diadopsi oleh Marquess Everhart untuk menggantikan putrinya yang sudah meninggal menikah dengan Duke Alister Valdemar, sekaligus sebagai mata-mata musuhnya itu. Dengan identitasnya yang baru sebagai Ravenna Sanchez, ia berhasil menikah dengan Alister sekaligus untuk membalas dendam pada pria yang sudah membantai keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fatayaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta Pernikahan

Tiba saatnya, hari pernikahan Alister dan Ravenna di gelar, sore ini aula pernikahan yang bertempat di kediaman Duke Valdemar mulai di penuhi tamu undangan. Meja-meja panjang untuk meletakkan kue dan minuman berjajar rapi di ruangan, bunga-bunga di tata rapi di setiap sudut, menambah keindahan aula pesta.

Ravenna, dengan balutan gaun putih pernikahan nya berjalan dengan tenang diatas karpet merah menuju altar pernikahan. Para tamu undangan berdecak kagum melihat paras cantik wanita bersurai silver itu. Kulit putihnya tak jauh beda dengan warna gaunnya, di tambah riasan yang tidak terlalu tebal membuatnya cantik natural.

Saat berada di altar pernikahan, Alister dan Ravenna mengucapkan janji pernikahan. Mereka kemudian saling bertukar cincin. Namun tidak berciuman seperti para pengantin biasanya lakukan. Lagi pula itu tidak penting, karena tanpa melakukannya pun mereka sudah resmi menjadi suami istri.

Setelah mengucapkan janji pernikahan, Alister tiba-tiba pergi dari aula pesta. Meninggalkan Ravenna sendirian menghadapi para tamu, entah kemana perginya pria itu, tidak ada yang tahu. Hal ini menimbulkan perbincangan para tamu undangan, namun Ravenna tidak ambil pusing dan tetap menjamu para tamu undangan dengan baik.

Pesta pernikahan berakhir, setelah seharian ini sibuk menghadapi para tamu sendirian, akhirnya tiba waktunya bagi Ravenna untuk beristirahat. Wanita itu berjalan bersama Lily dan beberapa pelayan kediaman Valdemar untuk pergi ke kamar yang Ravenna akan tempati di kediaman ini.

Disepanjang lorong mansion, seorang gadis bersurai hitam berjalan kearah Ravenna. Gadis itu adalah Karina, adik perempuan Alister.

“Bukankah kau Karina, ini pertama kalinya kita bertemu, salam kenal,” Ravenna mengulurkan salah satu tangannya, tersenyum ramah pada gadis berusia 15 tahun itu.

Karina menepis tangan Ravenna dengan kasar, “Kau tidak seharusnya menikah dengan kakak! Jika bukan karena Marquess, kakak ku pasti sudah menikah dengan tuan putri Helena.” Karina melipat kedua tangannya, “Apakah kau benar-benar kerabat Marquess, atau jangan-jangan cerita kalau kau putri bangsawan yatim piatu dari kerajaan Emberfall itu hanya karangan,” ucap Karina memandang rendah Ravenna.

Ravenna terlihat tenang, “Memangnya atas dasar apa kau mencurigai ku? Apa kau punya bukti?”

Karina terlihat gelagapan, tentu saja ia tidak memiliki bukti yang kuat, namun gadis itu buru-buru memperbaiki raut wajahnya, “Saat ini aku memang tidak punya buktinya, tapi lihat saja, aku akan membongkar siapa kau sebenarnya. Kau pasti hanya alat yang di gunakan Marquess untuk menghancurkan keluarga Duke!” ujarnya dongkol.

“Aku tidak ingin membuat masalah dengan siapapun di rumah ini,” ujar Ravenna.

“Tidak mau membuat masalah? Kau lah masalah di rumah ini! memangnya aku tidak tahu, kalau Marquess yang sudah membunuh kedua orang tuaku, sekarang dia mengirimkan orangnya di rumah ini, pasti dia merencanakan hal yang buruk,” ungkapnya sinis.

“Aku tidak tau kau mendapat informasi dari mana, namun semua yang kau katakan itu tidak benar,” timpal Ravenna masih berusaha bersikap tenang.

“Lihat saja nanti, sebentar lagi kakak pasti akan menceraikan mu!” gertak Karina, ia menyenggol bahu Ravenna kemudian berjalan menjauh.

Ravenna menghela nafas pendek kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke kamarnya. Kamar wanita itu ada di lantai dua, walaupun Alister tidak menyukai Ravenna, namun pria itu tetap memberikan kamar yang di gunakan Duchess keluarga ini pada Ravenna.

“Nona, bukankah tuan Duke sangat keterlaluan, bagaimana bisa dia langsung pergi padahal pesta pernikahan belum selesai, membiarkan anda sendirian menghadapi para tamu,” ujar Lily sebal seraya menyisir rambut Ravenna.

“Kau tidak perlu semarah itu Lily, aku tidak apa-apa, lagi pula pestanya juga sudah berakhir,” timpal Ravenna santai.

“Tapi, pasti anda akan menjadi perbincangan para bangsawan nantinya,” ucap Lily lesu.

“Bukankah itu bagus, dengan begitu sebagai pendatang baru aku bisa lebih di kenal kalangan bangsawan,” timpal Ravenna yang tidak memusingkan pandangan para bangsawan nantinya.

“Apa anda akan tidur sekarang? Mungkin tuan Duke tidak akan datang” tanya Lily.

“Tidak, aku akan pergi ke kamar Alister setelah ini,” jawab Ravenna.

Lily terbelalak, “Tapi, apa anda yakin? Bagaimana kalau tuan Duke mengusir anda?” tanya Lily khawatir.

“Kita lihat saja nanti, dia akan mengusirku atau tidak,” Ravenna menyunggingkan senyum miringnya.

Ravenna diam beberapa saat di depan pintu kamar Alister, ia kemudian mengangkat tangannya untuk kemudian mengetuknya. Tidak ada jawaban, wanita itu kemudian membuka pintunya sedikit, ia tidak langsung masuk, melainkan menyembulkan kepalanya untuk melihat keadaan didalam. Wanita itu kemudian masuk setelah tidak mendapati Alister di sana.

Kamar yang sebagian besar berwarna coklat dan merah itu terlihat rapi. Di dalam kamar itu, terdapat buku-buku berjejer di sebuah rak, beberapa lemari dan bangku. Ravenna berjalan melihat-lihat benda-benda di ruangan itu, mungkin saja ada sesuatu yang menarik di ruangan ini atau mungkin ia bisa mendapatkan informasi yang ia cari.

Saat gadis itu tengah melihat beberapa buku, ia mendengar sebuah suara, apa mungkin itu Alister. Ravenna sontak membalikkan tubuhnya, namun seseorang tiba-tiba mencekik lehernya dengan kasar kemudian mendorongnya ke tembok di samping ranjang.

“Apa yang kau lakukan di sini?” suara berat itu terdengar dingin.

Ravenna menatap mata pria yang berwarna kuning keemasan itu dengan tatapan terkejut, berusaha melepaskan tangan Alister pada lehernya, namun cengkraman pria itu terlalu kuat. Wanita itu dapat meraskan bau darah menguar pada tubuh pria itu, terlihat pakaiannya penuh dengan darah, sebenarnya dari mana saja pria itu? apa dia baru saja membunuh seseorang?

“Lepaskan!” perintah wanita itu, tersengal.

“Apa tujuan mu masuk ke ruangan ku?” tanya Alister sekali lagi, ia sedikit mengendurkan cengkramannya agar Ravenna bisa bicara.

“Apa seorang istri harus meminta izin dulu sebelum masuk ke dalam kamar suaminya?” ujar Ravenna balik bertanya.

Alister menaikkan salah satu sudut bibirnya, “Istri? Kau hanya pengantin pengganti orang yang sudah meninggal!” pria itu semakin mengencangkan cekikannya.

“Lepaskan aku! Apa kau akan membunuh wanita yang baru saja kau nikahi, apa yang orang lain pikirkan nantinya?” ronta Ravenna.

Alister menarik tubuh wanita itu kemudian melemparnya di atas kasur. Pria itu mengunci kedua tangan Ravenna diatas kepalanya, membuat pergerakan wanita itu terbatas. Salah satu tangan Alister kembali melingkar di leher wanita itu.

“Selama di kediaman Marquess, apa saja yang kau pelajari? Apa kau juga diajari cara memuaskan pria?” tanya Alister menatap tajam Ravenna.

“Lepaskan!” pekik Ravenna.

“Kau tidak mau menjawabnya? Baiklah, mari kita lihat sejauh mana kau belajar?”

Tubuh Ravenna menengang seketika, saat wajah pria itu perlahan mendekat ke padanya. Bola mata ungu wanita itu bergetar, Alister dapat melihat raut ketakutan di wajah wanita itu. sebelum bibir keduanya bersentuhan, Alister mendorong tubuhnya menjauh.

“Keluarlah!” perintah Alister.

Gadis itu seketika terbatuk-batuk saat Alister melepaskan cengkraman pada lehernya.

“Apa yang orang lain pikirkan nanti, seorang pria mengusir pengantin wanitanya keluar saat malam pertama, bukankah itu akan menjadi perbincangan yang bagus?” tanya Ravenna, sebenarnya dari awal wanita itu tidak berniat menghabiskan malam bersama Alister. Toh, ia yakin kalau pria itu tidak akan menyentuhnya, ia sengaja datang ke kamar pria itu untuk mencari tahu kelemahannya.

Alister kembali mendekatkan tubuhnya pada Ravenna yang masih duduk di ranjang.

“A-apa yang akan kau lakukan?” tanya wanita itu kikuk tanpa menatap lawan bicaranya.

“Selama kau tinggal disini, jangan melakukan sesuatu yang tidak berguna!” ujar Alister kemudian mendorong tubuhnya menjauh. “Baiklah, hanya untuk malam ini, kau boleh tinggal di ruangan ini.”

Alister mulai membuka kancing bajunya, Ravenna yang mengetahui hal itu segera mengalihkan pandangan nya saat pria itu melepas kemejanya, Untung saja pikiran buruk Ravenna tidak benar-benar terjadi, pria itu hanya berganti pakaian.

“Kalau begitu, aku akan tidur di sofa,” ucap Ravenna setelah pria itu berganti pakaian, Ia beranjak dari kasur.

“tidak, kau tidur di kasur,” perintah Alister, mau tidak mau Ravenna menurutinya.

Sudah hampir satu jam Ravenna berbaring di tempat tidur, namun ia sama sekali tidak bisa terlelap karena ada orang lain di sampingnya, terlebih pria itu adalah Alister. Wanita itu perlahan menoleh ke samping tempat tidurnya, matanya melebar melihat Alister tengah menatap kearahnya.

‘Sejak kapan dia menatap ku seperti itu?’ tanya Ravenna dalam hati.

“Apa yang kau lakukan? kenapa menatap ku seperti itu?” tanya Ravenna berusaha bersikap tenang.

“Mata ini milikku, jadi aku bisa menggunakannya untuk melihat apapun,” timpal Alister, santai. Alasannya memandangi wanita itu untuk mengawasinya, bisa saja dirinya nanti akan di tikam oleh perempuan itu jika tidak waspada.

Ravenna kemudian membalikkan badannya, memunggungi tubuh Alister yang mungkin saja masih menatap lekat kearahnya. Wanita itu merasa tidak nyaman, ia menyesal tetap tinggal di ruangan ini bersama pria itu, seharusnya ia keluar saja tadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!