NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Winarsih

Misteri Kematian Winarsih

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu / Tamat
Popularitas:52.3k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?

Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKW Bab 6

Hari-hari yang dilalui oleh Bagas dirasa benar-benar sangat menyedihkan, tidak ada istri tercinta yang selalu menemani harinya. Tidak ada pelukan hangat yang dia dapatkan. Hanya ada rasa dingin yang menyelimuti dinding hati, hanya ada rasa dia yang menyelimuti jiwa.

Namun, walaupun seperti itu dia tetap merawat putri cantiknya dengan penuh kasih sayang. Dia selalu tidur bersama dengan putrinya, sama dengan seperti itu dia merasa kalau Istrinya selalu ada di dekatnya.

Winarsih sudah meninggal selama empat puluh hari, selama itu pula dia hanya diam di rumah dan mengurus putri cantiknya. Walaupun ada bi Tuti, tetapi wanita itu hanya diminta untuk mengurus kebersihan rumah, memasak dan juga mencuci.

Untuk urusan putrinya, Bagas selalu mengurusnya sendiri. Entah kenapa dia selalu merasa kalau istrinya itu sedang tersenyum menatapnya, Bagas merasa kalau istrinya itu belum pulang ke sisi Sang Pencipta.

"Pak, mau kapan ke toko? Di toko lagi rame banget loh, banyak pembeli yang minta diantar barangnya. Penghasilan lagi gede-gedenya, Bapak gak takut kalau duitnya saya korupsi?"

Bagus sedang datang ke rumah Bagas, pria itu setiap minggunya memang selalu datang untuk memberikan laporan keuangan. Karena selama ini Bagas hanya fokus mengurus putranya saja.

Bagus berkata seperti itu bukan mau melakukan korupsi, dia hanya tidak mau melihat orang yang begitu baik itu terpuruk dalam kehidupannya. Bagus merasa kalau Bagas harus bangkit, dia tidak boleh lemah terus-menerus karena ditinggalkan istri tercintanya.

"Saya percaya sama kamu, Basri dan juga Wati. Kalian adalah orang-orang yang baik, terima kasih sudah mengurus toko sembako saya."

Bagas menerima uang yang diberikan oleh Bagus, tetapi tatapan matanya terus tertuju kepada putrinya yang sedang masukkan jempolnya ke dalam mulutnya.

"Tapi, Pak. Kalau Bapak tidak kembali ke toko, seenggaknya datang sesekali Pak. Biar gak bosen di rumah terus, Bapak harus bangkit. Gak boleh terus terpuruk, hidup terus berjalan, Pak. Bapak harus punya kegiatan, maaf kalau saya terlalu ikut campur kehidupan Bapak."

Bagas terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Bagus, yang dikatakan oleh anak buahnya itu memanglah benar adanya. Dia harus bangkit, tidak boleh berdiam diri terus.

Walaupun dia akan menjaga tokonya kembali, tetapi dia masih bisa mengurus putrinya. Mungkin dia bisa membawa putrinya ke toko sembako, atau dititipkan dulu pada bi Tuti selama dia ke toko.

"Kamu benar, Basir. Besok aku akan pergi ke toko," ujar Bagas pada akhirnya.

"Semangat, Pak! Saya permisi," ujar Bagus.

"Ya," jawab Bagas.

Selepas kepergian Bagus, Bagas menatap wajah putri cantiknya. Dia kecup kening bayi mungil itu dengan penuh kasih, dia usap pipinya dengan jari telunjuknya.

"Besok Ayah mau kerja, kamu mau ikut Ayah atau mau ditinggal sama bi Tuti?"

Anak itu seolah paham dengan apa yang ditanyakan oleh ayahnya, dia mengusakkan wajahnya pada ketiak ayahnya dengan jari tangannya yang memegang ibu jari ayahnya dengan kencang.

"Oke, besok ikut Ayah. Gak usah takut Ayah tinggal," ujar Bagas.

Keesokan harinya Bagas merasa kasihan terhadap putrinya saat hendak pergi ke warung sembako miliknya yang ada di pasar, karena anak itu baru berusia empat puluh satu hari. Namun, harus ikut bekerja dengan dirinya.

Bagas memanggil bi Tuti dan menitipkan anak itu kepada wanita itu, tetapi Cantik malah menangis seakan tidak ingin ditinggalkan oleh ayahnya. Tangisannya begitu kencang, Bagas akhirnya mengajak anak itu untuk pergi ke warung sembako miliknya.

"Masya Allah, Pak. Ini Neng Cantik kenapa dibawa ke warung segala? Warung sembako Bapak dekat banget jalanan loh, kalau nanti kena debu Neng Cantiknya gimana?" tanya Wati saat melihat Bagas datang sambil menggendong bayi yang sedang terlelap di dalam pelukannya.

"Tadinya nggak mau saya bawa, tetapi nangis terus. Kasihan lihat dia nangis terus, saya jadi pengen nangis. Mending saya bawa," jawab Bagas.

Wati menatap bayi yang ada di dalam gendongan Bagas dengan rasa kasihan, bayi sekecil itu sudah ditinggalkan oleh ibunya. Pasti rasanya sangat menyakitkan, dia saja yang sudah berusia dua puluh lima tahun masih ingin dimanjakan oleh ibunya.

Wati sampai saat ini belum menikah, bahkan belum pacaran karena begitu manja terhadap ayah dan juga ibunya. Ibu dan juga ayahnya pernah bercerita, kalau Wati ada setelah usia pernikahan ibu dan ayahnya menginjak lima belas tahun.

Makanya Wati lebih memilih mengabdi kepada kedua orang tuanya, dia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan kedua orang tuanya. Karena kalau dia terburu-buru menikah, takutnya dia akan jauh dari kedua orang tuanya tersebut.

Terlebih lagi kini usia kedua orang tuanya itu sudah hampir enam puluh tahun, sudah sakit-sakitan juga, Wati rasanya tidak tega meninggalkan kedua orang tuanya untuk menikah.

"Oh gitu ya?"

"Iya, giliran saya gendong dan di perjalanan menuju ke sini malah pules."

Bagas merasa jika putrinya itu begitu manja terhadap dirinya, mungkin karena putrinya itu sudah kehilangan sosok ibu. Makanya bayi itu begitu bergantung kepada dirinya, tidak mau ditinggal walaupun hanya sebentar saja.

"Ya ampun, kalau begitu ditidurkan saja. Kasihan dia takut badannya pada sakit kalau digendong terus," ujar Wati.

Melihat bayi mungil yang begitu cantik itu, rasanya Wati ingin memiliki anak. Namun, dia tak mau menikah dalam waktu dekat ini. Wati bukannya berpikir untuk menikah, tetapi malah berpikir untuk mengadopsi anak.

"Kalau begitu kamu tolong gendong anak saya, tidurkan di kasur biasa tempat istri saya dulu istirahat."

Bagas memberikan putrinya kepada wanita itu, Wati dengan senang hati mengambil putri cantik itu dari Bagas dan menggendongnya.

"Iya, Pak."

Saat Winarsih masih ada, dia memang diberikan sebuah tempat khusus untuk beristirahat. Ada kasur dan juga bantal yang biasa digunakan oleh wanita itu untuk beristirahat kalau kecapean, Wati dengan cepat melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.

Lalu, dengan penuh kehati-hatian Wati menidurkan bayi mungil itu di atas kasur tersebut. Dia tanpa terasa meneteskan air matanya, sedih sekali melihat bayi mungil yang sudah kehilangan ibunya sejak lahir ke dunia ini.

"Kasihan sekali kamu, Nak. Semoga hidup kamu diberikan kemuliaan, semoga hidup kamu diberikan kebahagiaan oleh Allah."

1
neni nuraeni
thor lnjut aj dong nanggung ini...pdhl ceritanya bgus bnget
FiaNasa
Oke thor,,slalu ditunggu crtanya ya,semangat thor
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
thor nanggung bngt ini🤣
Cucu Suliani: Ish! Kan' biar penasaran kalau nanti Mak Othor bikin cerita baru lagi🤣
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
FiaNasa
wah cantik malah punya indera ke enam ya,,lanjut dong thor.bon capnya
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wwiiihhh iseng iseng ngscrol novel yg udah selesai di baca malah berhadiah dapet bon chap🤣 oke aku tunggu update nya lagi😎 terimakasih thor
Komangparwati
wah cantik bsa brkomonikasi dn meliht mhluk gaib seru nieee..
neni nuraeni
wiiiih itu part 2 nya ya thor seru deh baru aja pertma baca udah seru lnjut thor
Shyfa Andira Rahmi
apa Wati anaknya bi Tuti??🤔🤔
Shyfa Andira Rahmi
penyesalan mu tiada guna, n tak akan membuat istrimu kembali😏😏
Shyfa Andira Rahmi
pikirin aja tuuhh nyawerr biduan....
Shyfa Andira Rahmi
kapok luu....sana mending lanjut aja joget2 nya😤
FiaNasa
happy ending,,,trimakasih critanya mak.author...terus semangat,ditunggu kisah2 lainnya
FiaNasa
waduh...size berapa itu 😅😅😅
FiaNasa
kebayang gak ngilunya itu,,habis dijahit dimasukin lagi hiiiii
FiaNasa
coba datangi pak ustad lagi,,biar dikirim doa bersama,,mungkin Winarsih bisa terbebas
FiaNasa
pergilah pada pak ustad lagi mingalah solusi padanya bagas
FiaNasa
pantas saja neng cantik gak pernah mau digendong bi Tuti malah nangis kejer,,ternyata bi Tuti emang jahat
FiaNasa
pasti Wati anak bi Tuti ,,,& bi tutilah yg mungkin jadi dalang pembunuhan Winarsih..mungkin bi Tuti mau nya tempat Winarsih diganti dg anaknya,,yaitu wati
FiaNasa
kenapa sih gak crita saja soal barang² aneh digudang itu,,harusnya crita kan dulu baru ngomong kek gitu,,mendadak ngomong gitu ya mana Bagas percaya,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!