NovelToon NovelToon
Gadis Dibalik Koma

Gadis Dibalik Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caca4851c

Sinopsis:
Tertidur itu enak dan nyaman hingga dapat menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi banyak orang, namun jika tertidur berhari-hari dan hanya sekali dalam sebulan terbangun apakah ini yang disebut menyenangkan atau mungkin penderitaan..

Sungguh diluar nalar dan hampir mustahil ada, tapi memang dialami sendiri oleh Tiara semenjak kecelakaan yang menewaskan Ibu dan Saudaranya itu terjadi. Tidak tanggung-tanggung sang ayah membawanya berobat ke segala penjuru Negeri demi kesembuhannya, namun tidak kunjung membuahkan hasil yang bagus. Lantas bagaimanakah ia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya yang kini bahkan sudah menginjak usia 16 tahun.

Hingga pertemuannya dengan kedua teman misterius yang perlahan tanpa sadar membuatnya perlahan pulih. Selain itu, tidak disangka-sangkanya justru kedua teman misterius itu juga menyimpan teka-teki perihal kecelakaan yang menewaskan ibu dan saudaranya 3 tahun yang lalu.
Kira-kira rahasia apa yang tersimpan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca4851c, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Setelah membersihkan diri Aku pun berjalan menyusuri lorong-lorong yang begitu panjang, Kulirik ke sekeliling dimana banyak pintu yang tertutup di setiap ruangan yang berdiri di sebelah kanan kiriku.

Karena tidak Kudapati Papa sejak tadi siang diantar Nyonya Hannah memasuki ruangan yang katanya merupakan kamarku, akhirnya Kuputuskan sekarang untuk mencari keberadaannya.

Tampak di depan sana dua buah tangga, yang satu mengarah ke lantai atas sedangkan yang lainnya mengarah ke lantai bawah dimana telah Kulalui siang tadi saat mau ke sini.

Aku pun bergegas menuruni anak tangga menuju lantai bawah yang terdiri dari ruang tamu, ruang bersantai, dapur dan ruang makan, serta beberapa ruang lainnya yang tidak kukutahui untuk apa.

Setiba di lantai bawah pandanganku menyusuri segala penjuru tempat itu namun tidak kunjung Kutemukan dimana keberadaanya, hingga akhirnya Kuputuskan untuk ke taman depan rumah, siapa tahu nanti di depan sana ada Papa maupun yang lainnya.

Tak habis pikir, Rumah sebesar ini yang bahkan lebih mirip Kastil dengan banyak ruangan mengapa juga ada orang yang bersedia menempatinya sebelum Aku.

Kini hampir dekat dengan pintu, segera Kupercepat lagi langkahku dan Kuputar gagang pintu. DEG

Jarak Sosok jangkung itu denganku begitu dekat dan hanya terpaut beberapa jengkal saja. Meski terlihat sama-sama terkejutnya denganku, secara cepat Ia menyunggingkan senyuman manisnya dengan lesung pipi di kedua pipi tirusnya.

"Maaf sekali, Saya tidak sengaja..", seru Laki-laki yang pernah Kutemui di bangsal rawat inapku kemarin. Oh ya, kalau tidak salah namanya Andi. Dia tampak begitu kikuk saat ini dengan menggaruk tengkuknya sembari tersenyum riang.

"Ooh.., Saya juga minta maaf", seruku padanya.

"Ah, tidak mengapa Nona Ara", balasnya dengan ramah.

"Oh, ya. Ngapain Kamu ke sini secara tiba-tiba dan siapa Kamu sebenarnya?", tanyaku penuh selidik. Sedangkan Dia yang Kutatap penuh intimidasi itu hanya terkekeh saja.

"Oh ya, Sorry Saya tidak sempat memperkenalkan diri secara lengkap kemarin", ujarnya.

"Baik, Perkenalkan nama Saya Andi Lowson..Anda bisa memanggil Saya Andi saja karena sepertinya usia Kita hanya terpaut beberapa tahun saja. Saya dan Ibu Saya, Hannah Lowson selama beberapa tahun ini bertugas menjaga Mansion keluarga Anda", jelasnya dengan begitu tenang.

" Humm, jadi Kamu Anaknya Ny. Hannah?", seruku.

"Iya, Nona Ara", balasnya.

"Oh ya, satu hal lagi pertanyaanku..", imbuhku.

"Silahkan Nona, sebanyak apapun juga nanti akan Saya jelaskan sepemahaman Saya", ujarnya.

"Jadi yang membangun Mansion seram ini keluargaku?, Tapi tidak mungkin selera Papa yang seperti ini...", tanyaku dengan rasa penasaran yang begitu tinggi, sedangkan Dia hanya terkekeh mendengarnya.

"Sepertinya begitu, tapi secara pastinya Saya juga kurang tahu karena tugas keluarga Kami secara turun temurun hanyalah menjaga mansion ini, jadi kemungkinan leluhur Anda yang telah membangunnya", jawabnya dengan begitu tenang seolah tidak ada kebohongan sedikitpun yang tersirat di dalamnya.

"Oo begitu, baik Terima kasih Andi", seruku seraya menyunggingkan senyum padanya setelah puas bertanya.

"Sama-sama Nona Ara", jawabnya dengan ramah.

"Baik, permisi", seruku memberinya kode untuk tidak berdiri di tengah jalan. Sepertinya Ia langsung mengerti dan memberikan jarak untukku keluar.

"Tunggu Nona Ara", panggilnya setelah sesaat kemudian Aku berjalan meninggalkannya di depan pintu. Lantas Aku pun menghentikan langkahku dan menengok ke belakang.

" Ya, ada apa?", tanyaku bingung.

"Tuan Revaldi saat ini sedang ada keperluan penting di luar, jadi Anda tidak diperbolehkan untuk keluar dari Mansion sementara ini", tukasnya.

"Yahh...", dengusku.

"Kecuali..", serunya lagi dengan pelan.

"Kecuali apa?", sahutku penasaran.

"Kecuali keluar bersama Saya", sahutnya.

"Hahh?"

"Jadi Saya tadi berpapasan dengan Tuan Revaldi di jalan dan beliau berpesan jika Anda kebosanan tinggal di dalam Mansion, Anda diperbolehkan bermain di luar sana asalkan bersama Saya", jelasnya yang sekali lagi menjawab kebingunganku.

"Seriuss?", ujarku memastikan dengan penuh antusias.

"Terserah Anda sekarang percaya atau tidak, yang jelas Saya tidak berbohong dan Anda bisa menanyakannya langsung kepada Tuan Revaldi nanti saat kembali", serunya.

"Oke-oke, Saya percaya Kamu. Jadi kemanakah Kita akan pergi?", tanyaku dengan mata berbinar-binar.

"Jadi maukah Anda pergi keluar bersama Saya?", tanyanya memastikan.

"Tentu Saja Andi", seruku yang membuatnya terkekeh pelan.

"Kebetulan sekali hari ini di Taman Kota digelar sebuah Teater, jadi Saya akan membawa Anda ke sana", ujarnya.

"Woww..,jadi ayo pergi sekarang!", ajakku dengan semangat empat lima.

"Eh, tunggu Nona Ara. Sebelum pergi ke sana Saya harus memastikan bahwa Anda telah makan, soalnya Kata Ibu tadi siang sesampainya di sini Anda langsung tertidur", seru Andi.

"Ayo, makan dulu..Ibu Saya tadi telah menyiapkan hidangan special untuk Anda", imbuh Andi.

Lantas Aku pun kembali masuk bersamanya menuju Ruang makan, Dia menarik salah satu kursi yang ada di meja makan dan memberi isyarat padaku untuk duduk. Sementara Dia sendiri berjalan menuju dapur, tak beberapa lama Dia berjalan ke arahku dengan membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat segelas orange juice dan juga sebuah mangkuk tertutup.

Dengan sigap dan cekatan Dia menata semuanya di atas meja yang ada di hadapanku ini, kemudian membuka mangkuk tertutup tadi yang ternyata isinya semacam sup dengan kuah kental yang terlihat creamy yang di dalamnya terdapat bihun, jamur, udang, kerang, dan daun pasrley sebagai hiasannya.

"Kenapa hanya dipandangi?, apakah Nona tidak suka", tanyanya bingung.

"Eh, tidak. Saya hanya sedikit asing karena belum pernah melihatnya", ujarku menenangkannya.

"Ooh tentu, ini mungkin pertama kalinya Anda mencobanya", serunya mangut-mangut sementara Aku menyendok sedikit kuahnya dan menyeruputnya.

"Woww, sesuai dugaanku kuahnya begitu Creamy", ujarku dengan mata berbinar-binar ,dan tanpa aba-aba dengan semangat empat lima Kusendokkan kembali kuah bersama jamur ke dalam mulutku.

"Hidangan ini namanya Laksa, makanan khas daerah ini. Karena Nona sangat menyukai jamur singga Ibuku menambahkan di dalamnya", jelas Andi yang terduduk tepat di sampingku, sedangkan Aku hanya mengangguk karena masih mengunyah dan fokus meresapi rasanya.

...*** ...

Setelah sore tadi menemaniku makan, kini Andi mengajakku keluar dari Mansion dengan menaiki motor Yamaha Delight miliknya.

Selama perjalanan sore ini suasana terasa begitu syahdu, dengan sepoi-sepoi angin yang membelai tengkukku dan menerpa surai panjangku berkali-kali.

Ternyata panorama di padang rerumputan saat senja jauh lebih indah dari pada di siang hari. Dengan dedaunan yang bergoyang-goyang dan kicauan burung yang saling bersahutan bagai sebuah irama yang mengiringi perjalanan ini.

"Sepertinya hampir malam, jadi Saya akan percepat lajunya..tolong berpegangan yang erat", seru Andi tiba-tiba.

"Eh, iya", jawabku linglung.

Meski agak ragu untuk berpegangan padanya yang merupakan orang baru dan bukan siapa-siapaku, tetap Kucoba untuk berpegangan pada pinggangnya.

Belum sempat tanganku meraih ujung bajunya, tiba-tiba motor melaju begitu cepat hingga tanpa sadar tubuhku terhuyung ke depan memeluknya erat secara spontan.

DEG

DEGG

DEEGGG

"Mm-maaf...", seruku segera melepaskan pegangan tanganku, namun belum sempat Kujauhkan tanganku dari pinggangnya tiba-tiba saja Dia menahannya menggunakan tangan kirinya.

"Eh, tidak masalah..tetaplah berpegangan karena Saya tidak menjamin seberapa cepat laju motor ini mengingat sebentar lagi hari akan semakin gelap jika Kita masih diperjalanan", jelasnya.

"Baik", seruku lirih.

1
Zainuri Zaira
andi sllu menghilangkan jgn sengaja biar ara celaka
Zainuri Zaira
bingung bacax
Caca4851c
Terimakasih/Smile//Pray/
Iolanthe
Happy banget!
🔍conan
Gemesin banget nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!