Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 9 - Hanya Boleh Patuh Pada Tuan Jackson
"Tuan, kata Anne dia akan pulang sendiri," lapor Willy setelah kembali menghadap pada sang Presdir. Karena keduanya tidak bisa bertemu dengan leluasa maka dia yang jadi perantara.
Willy bahkan sudah menyampaikan pada supervisor Anne tentang tugas baru Anne, bahwa mulai kini Anne menjadi OG pribadi tuan Jackson. Maka tak diizinkan siapapun memerintahkan Anne.
Kabar tersebut cukup menggemparkan bagi karyawan OG, niat awal mereka selalu menempatkan Anne di sana agar bisa terbebas dari pekerjaanan yang sulit. Tapi sekarang Anne malah mendapatkan posisi yang paling menguntungkan.
Kapan lagi bisa selalu melayani sang Presdir. Tentu saja mereka semua merasa sangat iri.
Andai waktu bisa diputar mereka semua justru ingin menggantikan posisi Anne.
Dan mendengar laporan Willy tersebut, dahi Jackson sampai berkerut di buatnya. Seumur hidup Jackson tak pernah merasa diabaikan seperti ini oleh seorang wanita.
Tapi Anne, terlalu jelas jika wanita itu menghindarinya. Memasang dinding pembatas yang begitu tebal.
"Benarkah?" tanya Jackson saking tidak percayanya.
Bahkan tadi Willy juga bertanya seperti itu pada Anne, Benarkah ingin pulang sendiri?
"Benar Tuan."
"Kalau begitu kita pergi sekarang," putus Jackson yang merasa harga dirinya sedikit tergores.
Setelah Jackson meninggalkan ruangan, Anne langsung mengambil alih untuk membersihkan ruangan tersebut. Kali ini Anne bekerja lebih hati-hati dan teliti, dia bahkan menghapalkan tata letak tiap benda agar tak ada yang hilang dari posisinya masing-masing.
Karena hanya membersihkan satu ruangan, jadi Anne tidak merasa kelelahan seperti kemarin. Dia bahkan bisa pulang lebih cepat dibandingkan karyawan OG yang lain.
"Anne," panggil salah satu rekan kerjanya, OG senior di Wu Corporation. Wanita dengan riasan yang cukup mencolok, Anne tahu nama wanita itu dari pin yang tertera di bajunya, Dosma.
Dia datang di saat Anne baru saja selesai mengganti baju dan hendak pulang.
"Iya, Mbak," jawab Anne, hanya sesaat dia membalas tatapan wanita itu sebelum akhirnya menurunkan pandangan.
"Aku dengar mulai hari ini kamu menjadi OG pribadi tuan Jackson, apa benar?"
"I-iya, Mbak."
"Besok sampaikan pada asisten Willy bahwa kamu menolak pekerjaan tersebut, sebagai gantinya rekomendasikan namaku untuk menggantikanmu," titah Dosma tanpa merasa ragu sedikitpun.
Kabar tentang batalnya pertunangan Jackson dan Deinara juga masih menjadi pembicaraan hangat di perusahaan. Para wanita yang diam-diam menaruh rasa pada sang Presdir seperti bangkit dari kubur. Termasuk Dosma yang seperti memiliki harapan untuk bisa bersama pria itu andai dia bisa menggantikan posisi Anne.
"Kenapa diam saja? jawab pertanyaanku," tanya Dosma, ini suaranya terdengar lebih mengintimidasi.
Tapi Anne tak kuasa untuk menuruti keinginan tersebut, tapi menolaknya pun Anne tidak memiliki keberanian. "Ba-baik Mbak, besok saya akan sampaikan pada asisten Willy."
"Bagus, aku tunggu kabar baik darimu." Dosma tersenyum miring sebelum akhirnya Pergi lebih dulu dari ruang ganti tersebut.
Meninggalkan Anne yang langsung menghela nafasnya dengan kasar. "Ya ampun, aku harus membiasakan diri dengan semua tekanan ini," gumamnya. Butuh beberapa saat untuk Anne menenangkan diri di dalam sana sebelum akhirnya dia memutuskan pulang.
Matahari mulai tenggelam ketika akhirnya dia tiba di rumah utama keluarga Wu. Datang sendirian tanpa Jackson di sampingnya membuat langkah Anne mulai terasa berat.
Sedikit menyesalkan Kenapa dia tidak pulang saja bersama dengan sang Presdir.
"Jangan takut Anne, kata tuan Jackson kamu tidak perlu mendengarkan semua orang, kamu hanya boleh patuh pada beliau di rumah ini," gumamnya. Tapi butuh waktu lebih dari 5 menit dia berdiri di teras rumah hanya untuk mengumpulkan keberanian.
Anne tidak memiliki kunci untuk masuk ke dalam rumah jadi dia menekan bel yang ada di sana.
Tak butuh waktu lama pintu utama itu dibuka oleh seorang pelayan, "Nyonya Anne," sapanya dengan kepala menunduk juga membuka pintu lebar-lebar untuk memudahkan sang nyonya masuk.
Beberapa waktu lalu asisten Willy sudah menyampaikan pada semua pelayan, jika Anne pulang harus disambut dengan benar, karena jika para pelayan memperlakukannya dengan semena-mena maka akan langsung berhadapan dengan tuan Jackson.
Perintah itu sebenarnya sangat bertolak belakang dengan perintah yang diberikan oleh Yessa, sebab sebelumya para pelayan sudah ditekankan untuk tidak boleh melayani Anne di rumah ini. sebab wanita itu bukanlah keluarga yang diakui oleh seluruh keluarga Wu.
Bahkan Anne dilarang untuk memakan makanan yang ada di rumah ini.
Sebenci itu Yessa pada istri tuan Jackson.
Dan sekarang para pelayan tak tahu harus bersikap seperti apa, mereka semua seperti memiliki dua wajah. Tapi dibandingkan Yessa, para pelayan lebih takut pada tuan Jackson.
"Nyonya, tuan Jackson tadi berpesan Jika anda sudah pulang untuk langsung pergi ke kamar," ucap sang pelayan, kepalanya sudah menunduk membuat Anne tidak menundukkan kepalanya.
"Ba-baik Bi, terima kasih," jawab Anne. Meski kalimat itu terdengar menenangkan Tapi tetap saja tidak mampu mengusir semua rasa takut yang sudah terlanjur menguasai hatinya.
Langkah kaki Anne masih terasa berat saat menuju tangga dan kakinya semakin tak kuasa melangkah ketika di depan sana berdiri dua wanita yang paling dia takuti di rumah ini.
Ibu tiri Jackson dan calon tunangan pria tersebut. Sontak saja Anne menundukkan kepalanya.
"Dasar gadis tidak tahu diri," geram Yessa, Dia mendekati Anne dan Deinara mengikuti.
"Siapa dirimu bisa keluar masuk seenaknya di rumah ini? Hah?" tanya Yessa, bahkan suaranya pun terdengar sangat mengerikan di telinga Anne.
Dia tak mampu menjawab,bl justru menundukkan kepalanya dalam.
"Angkat wajahmu," titah Yessa dengan geram, dia paling benci bicara dengan wanita munafik seperti Anne. Di hadapannya wanita ini seolah tidak berdaya, Padahal di belakang dia berani-beraninya menikah dengan Jackson di malam pertunangan sang anak dengan Deinara.
Wanita apa yang berbuat semenjijikkan itu? Jika bukan wanita jallang tidak tahu diri.
Dan karena Anne tidak kunjung mengangkat wajahnya, Yessa akhirnya mencengkram rahang Anne dan mengangkat wajahnya.
Sontak saja Anne ketakutan luar biasa.
"Tunjukkan wajahmu ketika aku sedang bicara," geram Yessa, dia lantas mengarahkan wajah Anne untuk menatap Deinara.
"Lihatlah, di rumah ini hanya Deinara yang aku akui sebagai menantu, bukan dirimu!" ucap Yessa dengan cengkraman tangannya yang semakin kuat.
Anne menatap Deinara dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Jika keadaan seperti ini berlangsung lama maka Anne dipastikan akan menangis.
"Meski Jackson memperkenalkanmu sebagai istri tapi di mataku Kamu adalah seorang pelayan di rumah ini," tegas Yessa, ingin Anne tahu dimana posisinya.
"Pergi ke dapur sekarang," perintahnya kemudian seraya melepaskan wajah Anne dengan kasar.
Sampai membuat tubuh Anne sedikit terhuyung. Dengan kepala menunduk, Anne akhirnya bicara meski terbata-bata. "Ma-maaf Nyonya, sa-saya tidak bisa pergi ke dapur. Tuan Jackson, Tuan meminta saya untuk langsung menuju ke kamar, permisi," ucap Anne.
Kemudian buru-buru pergi dari sana sebelum kedua wanita itu kembali bicara. Satu hal yang harus selalu Anne ingat, di rumah ini dia hanya boleh patuh pada tuan Jackson.
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
mau apa....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
lanjut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣