Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 Mulai Hancur
Arini duduk di pinggir kolam renang dengan memeluk tubuhnya, dia tampak murung dan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini, bukannya ada penyelesaian masalah antara dia dan calon suaminya dan justru dia diperlakukan kasar.
"Apa Dellon berubah karena jabatan yang sudah aku berikan kepadanya?"
"Lalu bagaimana dengan hubungan pernikahan kami. Apa mungkin ini semua hanya akal-akalan Mona saja dengan sengaja menghancurkan hubungan kami, dia selama ini memang tidak ingin aku bersama orang lain,"
"Lalu apa aku harus bertahan dan bagaimana jika ketika aku dan Dellon sudah menikah nanti dan dia tetap kasar kepadaku. Apa yang tadi dia lakukan karena aku sudah keterlaluan mengancamnya?"
Arini bertanya-tanya penuh dengan kebingungan, dia benar-benar galau dengan jalan yang harus dia pilih karena calon suaminya berubah sikap secara tiba-tiba.
"Arini!" suara dan bahunya disentuh membuatnya menoleh ke belakang dan tak lain itu adalah Meisya.
"Kak...." sahut Arini.
"Kamu mengatakan sudah baik-baik saja dan ada apa hari ini, malam yang mendung ini juga sama seperti wajah kamu," ucap Meisya.
"Arini penuh dengan keraguan melanjutkan pernikahan dengan Dellon," jawabnya.
"Kakak sudah mengatakan kepada kamu bahwa menentukan semua itu adalah kamu dan pilihan kamu juga yang menentukannya," jawab Meisya.
"Aku tidak mengerti mengapa Mona terus saja menggangguku, entah kesalahan apa yang telah aku lakukan kepadanya," ucap Arini.
"Tidak ada gunanya juga kamu mempertanyakan jawaban yang tidak kamu dapatkan," jawab Meisya.
"Aku berpikiran jika aku tidak melanjutkan pernikahan ini dan itu sama saja aku kalah dari Mona dan terus membiarkan dia merebut sesuatu yang menjadi milikku. Tetapi jika aku melanjutkan pernikahan ini ada sesuatu hal yang diperbuat oleh Dellon membuatku ragu," ucap Arini mengeluarkan segala kebimbangannya.
Meisya tersenyum dengan memegang kedua tangan Arini dan kemudian meletakkan telapak tangannya di dada Arini.
"Ikuti kata hati kamu, semua kembali kepada kamu dan ini akan menentukan masa depan kamu selanjutnya," jawab Meisya.
"Kakak selalu saja berpihak kepadaku. Lalu bagaimana jika aku jahat kepada Mona. Apa Kakak juga akan berpihak padaku?" tanya Arini membuat Meisya tersenyum.
"Ketika orang jahat kepada kamu, maka kamu berhak membalas kejahatan mereka lebih parah lagi. Arini kehidupan ini penuh dengan topeng, kepolosan seseorang akan dimanfaatkan dan jika ada kesempatan, maka lakukan semuanya tanpa memberi ampunan," jawab Meisya hanya membuat Arini terdiam.
"Kamu anak yang manis dan baik. Kakak sayang sama kamu dan kamu tahu itu," lanjut Meisya membuat Arini menganggukan kepala dan memeluk Meisya.
Meisya mengusap-usap rambut Arini dan kemudian melonggarkan pelukan itu. Meisya mengajak sang adik berdiri dan kemudian duduk di bangku yang ada di dekat kolam renang.
Mona meletakkan dokumen berwarna hitam di atas meja dan juga pulpen.
"Apa ini?" tanya Arini.
"Pengacara Papa mengamankan seluruh aset peninggalan Papa dan asetnya akan disimpan dengan baik, sebagai putri kandung yang diwarisi, kamu harus menandatanganinya," jawab Meisya.
"Kenapa pengacara Papa tidak langsung bicara padaku?" tanya Arini
"Susana hati kamu sedang tidak baik dan percuma membicarakan semua ini," jawab Meisya.
"Ayo tanda tangan," ucap Meisya dengan tersenyum memberikan pulpen tersebut kepada Arini.
Arini menghela nafas dan membuka dokumen tersebut tetapi tiba-tiba dihentikan Meisya.
"Kasian Om Toni menunggu di luar begitu lama, kamu langsung saja tanda tangan dan kakak akan memberikan dokumen ini kepada beliau," ucap Meisya menghalangi Arini untuk membacanya.
"Baiklah!" sahut Arini setuju begitu saja. Meisya tersenyum melihatnya dan mengusap-usap pucuk kepala Arini.
"Sudah Kak," ucap Arini.
"Arini terima kasih kamu selalu percaya kepada Kakak, kamu selalu mencurahkan isi hati kamu kepada Kakak," ucap Meisya.
"Arini yang berterima kasih kepada Kakak karena selama ini kakak selalu ada untuk Arini dan menjadikan Arini sebagai adik kesayangan," ucap Arini.
Meisya mengganggu tersenyum...
****
Perusahaan
Meski mengalihkan posisinya kepada Dellon. Arini hari ini datang ke Perusahaan karena ada rapat penting yang diadakan para pemegang saham di perusahaan milik keluarganya.
Susana mencekam terjadi di Perusahaan dan bahkan ada demon di depan Perusahaan dari masyarakat
Arini duduk di meja terlihat begitu kaget saat membolak-balikkan dokumen yang baru saja dia terima membuat kehebohan di Perusahaan. Wajah para pemegang saham yang mengikuti rapat juga terlihat tegang.
"Nona Arini apa-apaan semua ini. Anda telah membuat kecurangan dan mengurangi retensi saham milik kami. Anda juga merugikan masyarakat dengan memberikan bahan tidak berkualitas pada produk Perusahaan kita, mereka merasa tertipu dan sangat kecewa," ucap salah seorang pria mengeluarkan rasa kekecewaannya.
"Benar Nona. Anda benar-benar keterlaluan dan ini semua juga bisa merugikan kami," sahut yang satunya.
"Saya juga tidak tahu kenapa semua ini bisa terjadi, kalian semua tahu bahwa dalam satu bulan belakangan ini saya tidak memegang Perusahaan dan dialihkan pada Dellon," jawabnya mencoba untuk mencari pembelaan
"Nona memang hanya bermain-main dengan Perusahaan ini dan tidak memikirkan karyawan yang mencari makan. Bisa-bisanya dalam urusan seperti ini Anda mengalihkan posisi Direktur kepada orang lain tanpa berdiskusi dulu dengan kami dan sekarang menyalahkan beliau. Ini sudah jelas menjadi tanggung jawab Anda," sahut seseorang.
"Nona masih terlalu muda dan seharusnya tidak memimpin Perusahaan jika masih bucin dalam percintaan sehingga gelap mata," lanjut yang satunya.
"Saya mohon tolong dengarkan saya, saya akan menyelesaikan semua ini," Arini mencoba meyakinkan orang-orang yang ada di meja rapat itu.
"Bagaimana cara anda menyelesaikannya dengan cara menjual seluruh aset milik kami dan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Nona jangan macam-macam dengan kami Anda bisa kami tuntut dan masuk penjara!" sahut seorang memberi penegasan membuat Arini terdiam.
"Anda yang menciptakan masalah sendiri dan sekarang bertanggung jawab, temui masyarakat dan katakan semuanya jangan bersembunyi di sini dan menyalahkan orang lain," ucap lagi pria tersebut dengan penuh penegasan.
Arini mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan terlihat frustasi, tidak tahu apa yang terjadi dan tiba-tiba saja terjadi masalah besar.
Arini tidak bisa bersembunyi dari amukan masyarakat yang berdemo di depan Perusahaan.
Arini mencoba tenang menarik nafas panjang dan menghadapi orang-orang dipenuhi dengan amarah yang sejak tadi mengumpat dengan menyebut namanya.
"Huhhh dasar pengusaha curang!" teriak salah seorang wanita dan langsung melemparkan telur ke wajahnya.
Belum sempat meminta maaf kepada masyarakat dan memberi penjelasan Arini sudah diserang dengan dilempari telur dan juga tomat.
Arini hanya bisa menyilangkan tangannya dengan mengalihkan wajahnya untuk menghindari lemparan tersebut.
Satpam dan beberapa karyawan berusaha untuk membubarkan demon agar tidak melempari Arini seperti seorang koruptor.
"Dasar wanita serakah!"
"Hanya memanfaatkan harta ayahnya dan tidak menggunakan dengan baik!"
"Kau menginjak kaum lemah,"
Arini terus saja diteriaki dengan makian yang sangat kasar dengan pakaian mahal yang dia kenakan sudah kotor dan bahkan wajahnya yang dicampur dengan air matanya.
Ada mobil berhenti di depan Perusahaan tersebut, seorang pria tampan yang duduk di kursi pengemudi dan Meisya duduk di sebelahnya.
"Bukankah itu adalah adikmu?" tanya pria itu.
"Benar Aditya," jawab Meisya.
"Lalu kau hanya diam saja dan tidak membantunya?" tanya Aditya.
"15 menit lagi aku ada pertemuan dengan produser membicarakan film terbaru ku. Aku seorang selebritis dan jika berada di sana, aku bisa kehilangan film ku," jawab Meisya.
"Oke," Aditya mengangkat kedua bahunya dan kembali menyetir.
Bersambung.....