NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:239.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan sembuh

"Lebih baik Tante Mariana kita bawa ke kota saja. Di sana, beliau bisa dirawat oleh para ahli," saran Anushka.

"Mama-ku nggak gila, Nushka. Dia nggak perlu perawatan dari ahli," tolak Anjani.

Sang ibu adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Dia tak mau jika harus memasukkan sang Ibu ke dalam rumah sakit jiwa.

"Bukan cuma orang gila yang membutuhkan perawatan dari ahli kejiwaan, Anjani. Orang depresi juga. Setidaknya, jika dirawat oleh para ahli, Mama mu bisa lebih cepat membaik. Bukankah, kamu juga sangat ingin berkumpul lagi dengan Mama-mu?"

"Tapi, bagaimana jika Mama diperlakukan tidak baik oleh mereka?"

"Kamu tenang saja!" sambar Enzo. "Aku yang akan mengurus segalanya. Aku bisa jamin jika Ibumu tidak akan pernah diperlakukan dengan tidak manusiawi oleh mereka."

Anjani perlahan luluh. Mungkin, Anushka dan Enzo memang benar. Sang Ibu perlu diberi perawatan oleh orang-orang yang benar-benar ahli. Bukan sekadar disewakan perawat dan terus-menerus diberi obat untuk menekan depresinya.

"Baik. Aku setuju. tapi, soal biaya..."

"Aku akan potong lewat gajimu setiap bulannya," jawab Enzo cepat.

Anjani mengangguk mengerti. Meski tidak tahu berapa banyak gaji yang akan Enzo potong, tapi itu tidak masalah.

Dipotong seratus persen pun, Anjani tidak akan keberatan. Toh, setelah perceraian dirinya dan Aryan dikabulkan oleh pihak pengadilan, maka dia akan memiliki pegangan untuk melanjutkan hidup secara stabil.

Belum lagi, saham pemberian sang Kakek rencananya juga akan ia jual. Tak ada gunanya menyimpan saham itu. Anjani tahu, Sandra, sang Ibu tiri pasti akan melakukan apapun demi merebut saham itu dari Anjani.

"Baiklah! Aku setuju."

Keesokan harinya, mereka akhirnya kembali ke kota. Sang Ibu juga turut dibawa. Pun, dengan Bi Lina.

"Kita mau kemana? Kenapa aku didandani secantik ini?" tanya Mariana yang rambutnya sedang dirapikan oleh Anjani.

"Hari ini, kita akan ke kota. Aku ingin membawa Mama ke suatu tempat," jawab Anjani.

Mata Mariana tampak memerah. Dia menatap wajah sang putri yang tidak berubah sedikit pun dimatanya. Sedari kecil, Anjani masih tetap sama. Hanya tingginya saja yang berubah.

"Kamu... tidak marah pada Mama?" tanya Mariana dengan lembut dan begitu pelan.

"Kenapa Anjani harus marah?" balas Anjani.

"Mama hampir membunuh kamu," ujar Mariana dengan suara yang tercekat di tenggorokan.

Anjani pun mematung sebentar. Dia berusaha menahan tangis yang hampir pecah.

"Aku tahu, Mama tidak bermaksud seperti itu." Ia berusaha tersenyum.

Tes!

Air mata Mariana perlahan jatuh membasahi pipinya. Dia menyentuh tangan Anjani yang berada di pundaknya dengan lembut.

"Maafkan Mama. Tidak seharusnya, Mama menyalahkan kamu. Kamu nggak salah. Mereka yang salah. Mereka yang tega merebut kebahagiaan kita."

"Papa dan Aryan bukan laki-laki yang baik, Ma. Jadi, bisa tidak, kita hidup berdua saja? Aku tidak butuh mereka. Aku hanya butuh Mama," ucap Anjani dengan suara bergetar.

Dia juga ikut menangis.

Mariana memejamkan matanya. "Maafkan Mama. Mama yang salah," ujarnya dengan hati yang terasa sangat sakit.

Selama ini, dia terlalu fokus pada rasa sakit akibat pengkhianatan sang suami. Dia sampai lupa jika ada sang putri yang perlu dia perhatikan juga.

Ada seorang anak yang menunggunya untuk memberi pelukan hangat. Ada seorang anak yang menunggunya untuk sekadar bertanya apakah hari ini berat atau tidak.

Ada seorang anak, yang ketika sedang sakit, butuh dimanja dan diperhatikan.

"Mama dengar tentang percakapan kalian tadi malam," kata Mariana kemudian. "Mama setuju, Anjani. Mama ingin menjalani perawatan di rumah sakit. Mama ingin sembuh dan tidak menyakiti kamu lagi. Mama benar-benar ingin sembuh."

Keduanya menangis terisak. Setelah sekian tahu berlalu, baru kali ini, Anjani berbicara sedekat ini dengan sang Ibu.

****

Enzo mengurus segalanya dengan cepat. Begitu sampai di kota, Ibu Anjani langsung dijemput oleh tim medis. Ia dibawa ke sebuah lab rahasia, dimana hanya Enzo, Anushka dan Anjani saja yang tahu akan keberadaan lab itu.

Disana, hampir dua puluh orang tenaga medis yang terdiri dari dokter dan perawat telah dikumpulkan. Mereka memperlakukan Mariana dengan sangat baik. Tak ada yang menganggap dia sebagai seorang pasien. Semuanya memperlakukan dia layaknya seorang manusia normal.

"Tante Mariana akan tinggal di sini untuk sementara waktu. Tante, tidak keberatan, kan?" tanya Enzo dengan hati-hati.

"Ya, Tante tidak keberatan," jawab Mariana. "Nak Enzo, terimakasih banyak. Kamu sudah banyak melakukan hal baik untuk Tante dan Anjani."

Enzo tersenyum. Kali ini, senyumnya terlihat hangat sekali. Tatapan dinginnya juga tidak terlihat sedikit pun.

"Anjani adalah sahabat baik Anushka. Aku sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri."

Mariana mengangguk. Dia mengusap wajah tampan Enzo dengan lembut. "Semoga saja, setelah Anjani berpisah dengan Aryan, dia bisa menemukan jodoh sebaik dan setampan kamu."

Enzo tampak terdiam sejenak. Mulutnya hendak mengatakan sesuatu namun lidahnya terlalu kelu. Alhasil, dia hanya mampu mengangguk saja.

"Selidiki tentang kandungan obat ini!" titah Enzo kepada seorang pria dengan jaket putih yang ada dihadapannya.

"Baik, Tuan Enzo!" angguk pria itu.

"Berapa lama hasilnya akan keluar?"

"Dua hari lagi, saya akan langsung mengantarkan hasilnya kepada Anda."

Enzo mengangguk mengerti. Dia kembali ke ruangan, dimana Anjani dan Anushka sedang pamit untuk pulang.

Bi Lina mengajukan diri untuk ikut tinggal di sana. Dia tak ingin meninggalkan sisi Mariana sedikit pun.

"Setidaknya, jika saya ada di sini, Nyonya Mariana tidak akan merasa sendirian, Nona."

"Tapi, apa Bi Lina tidak apa-apa jika harus ikut terkurung di sini?"

"Di sini cukup menyenangkan. Banyak hal yang bisa dilakukan. Kata Tuan Enzo, dia akan mengirimkan bunga-bunga milik Nyonya Mariana kemari. Beliau juga berjanji akan membawa beberapa bibit sayuran untuk ditanam."

Lagi-lagi Enzo. Paman dari sahabat baiknya itu benar-benar membuat Anjani merasa sangat tidak enak.

Anjani sudah merepotkan Enzo begitu banyak. Entah, bagaimana cara Anjani membalas budi pria itu suatu saat nanti.

"Sudah selesai?" tanya Enzo yang memutuskan untuk masuk. "Kita harus pulang sekarang."

Anjani mengangguk. Dia mengecup kening sang Ibu sekali lagi sebelum berdiri dari duduknya.

"Mama, Anjani pulang dulu. Nanti, Anjani akan sering-sering ke sini untuk menjenguk Mama."

"Ya, hati-hati!" angguk Mariana.

"Tante, dadah!" pamit Anushka sembari melambaikan tangannya.

Mariana hanya tersenyum. Dia melepas kepergian putrinya dengan perasaan yang sedikit lebih lega.

"Lina, aku akan sembuh. Aku akan membuat Anton dan Aryan menyesal."

"Nyonya..."

"Aku sudah tidak mencintainya lagi, Lina. Jadi, sudah saatnya aku sembuh. Dia bukan siapa-siapa. Jadi, kenapa aku harus terpuruk seperti ini hanya demi dia? Aku akan sembuh. Aku akan mengingatkan Anton tentang siapa Mariana Syailendra sebelum menikah dengannya."

Mariana tersenyum. Namun, air matanya jatuh berderai. Dulu, dia adalah perempuan yang pintar, kuat, dan berani. Banyak pria dengan latar belakang keluarga yang hebat, yang mendekatinya.Tapi, karena cinta buta terhadap Anton, dia lupa, dimana dia meninggalkan kepintaran, kekuatan, dan juga keberanian itu.

Dia akan kembali. Menemukan lagi dirinya yang dulu, yang telah tersegel selama belasan tahun lamanya entah diruangan dan dimensi yang mana.

1
Maemanah
lanjut 👍👍👍♥️♥️♥️🙏🙏
Sunaryati
Rasain kamu, benar nasehat nenekmu tempo hari Aryan, Penilaian Nenek benar jika perangai Luna buruk, mungkin sering meliha di TV jadi sikap Luna hanya manipulatif. Apalagi jika telah terbongkar jika Luna bukan anak Pak Anton tapi anak selingkuhan Sandra, pastinya makin seru.
Sunaryati
Enzo jangan cemburu, itu calon papa sambung Anjani
Ayila Ella
anjani juga tidak sudi balik kelaki laki sprti anakmu mak lampir cuih ble blee
Samsiah Yuliana
baru setengah ya cerita nya,,,
lanjut lagi Thor 🙏🙏🙏
Sunaryati
Tidak usah berdoa Anjani juga tidak mau kembali pada putramu Aryan, walau Anjani masa lalunya semasa kecil. Kalian tidak tahu keturunan Syailendra itu Anjani. Walau terganggu mentalnya tetapi disukai Tuan Tristan. ✋
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Ma Em
Bu Bella kamu salah Sandra bkn keturunan Syailendra Bella sdh tertipu sama Sandra , Anjani yg Bu Bella bilang anak pembawa sial itulah keturunan Syailendra yg asli bkn Luna si penipu , Bu Bella pasti akan menyesal setelah tau kebenarannya .
Mundri Astuti
langsung stroke tuh emaknya Rayan kalau tau Anjani keturunan Syailendra yg sesungguhnya, rayannya gigit jari dah dikibulin Luna, mang pas banget dah si Luna ma rayan
nonoyy
diaminkan bu bela
ronarona rahma
ibunya miring bukan malah ngamuk ama ayahnya malah anaknya ,
Harwanti Jambi
belum tau saja km gadis yg km hina itu
Atika Sari
berharaplah yg tinggi,biar jatohnya ampe ke tulang🤪
Maemanah
dasar keluarga benalu...cari menantu yg bisa menguntungkan doang...semangat thor ♥️ 👍👍👍👍
Greenindya
langsung terkabul kamu sesuai keinginan
Reni Anjarwani
lanjut thor
Uthie
Memang Anjani tidak pantas untuk anak dan keluarga kalian 😜😏😏
merry
mau aj sm ank pelakor kmu arynn,, mertua mu pelakor
Titien Prawiro
Jadi rame, nanti Sandra d bunuh sama Petra. biasanya Petra nama perempuan.
Titien Prawiro
Akhirnya Aryan sadar klo dia mencintai Anjani, tapi sdh terlambat. nyesel kan.
Titien Prawiro
Saya pernah baca cerita ini dari novel Yohanna Lindsey.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!