NovelToon NovelToon
Tears Of Loss

Tears Of Loss

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Duda / Cintapertama
Popularitas:236
Nilai: 5
Nama Author: HM_14

Setelah Lita putus asa mencari keberadaan Tian, suaminya yang tidak pulang tanpa kabar, Lita tidak tahu harus kemana dan bagaimana agar bisa mencukupi kebutuhan hidup karena tidak bisa bekerja dalam kondisi hamil, tetapi juga tidak bisa melihat anak sulungnya kelaparan.

Di ujung keputusasaan, Lita bertemu Adrian, pria yang sangat ia takuti karena rasa sakit dan kekecewaan di masa lalu hingga membuatnya tidak mau bertemu lagi. Tetapi, Adrian justru bahagia bisa bertemu kembali dengan wanita yang bertahun-tahun ia cari karena masih sangat mencintainya.

Adrian berharap pertemuan ini bisa membuat ia dan Lita kembali menjalin hubungan yang dulu berakhir tanpa sebab, sehingga ia memutuskan untuk mendekati Lita.

Namun, apa yang Adrian pikirkan ternyata tidak seindah dengan apa yang terjadi ketika mengetahui Lita sudah bersuami dan sedang mencari keberadaan suaminya.

"Lita, jika aku harus menjadi suami ke-duamu, aku akan lakukan, asalkan aku bisa tetap bersamamu," ucap Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HM_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Adrian dan Dava

Adrian tersenyum mendengar sindiran Erlan. "Aku pasti akan datang besok."

"Semoga tidak ada yang menghalangimu untuk datang lagi."

"Pasti!"

"Baiklah," ucap Erlan pasrah. "Aku bisa pulang sekarang karena orang yang membuatku betah di sini tidak jadi datang," sindirnya lagi.

"Hati-hati di jalan! Jika ada berita penting tentang pengendara motor itu, kamu bisa meneleponku langsung. Aku harap kamu dan rekan-rekanmu bisa menjaga rahasia insiden ini dari polisi dan publik."

"Jangan khawatir soal itu. Aku dan rekanku pasti bisa menjaga rahasia ini."

"Terima kasih atas semua bantuanmu,"

ucap Adrian tulus.

"Sama-sama." Erlan langsung mengakhiri panggilan telepon.

Setelah Erlan mengakhiri panggilan telepon, Adrian langsung meletakkan ponselnya di meja dan bersandar ke belakang untuk mengingat semua momen yang dihabiskan bersama Lita.

Adrian terus tersenyum selama ia berkhayal. apa lagi ketika mengingat pertemuannya dengan Lita tadi. Namun, tidak dengan Lita yang masih merasa takut meskipun ia sudah jauh dari Adrian.

Begitu motor yang membawanya berhenti di depan rumah, Lita langsung masuk tanpa berkata apa-apa. Bahkan ketika si driver ingin memberikan uang yang diberikan Adrian kepadanya, ia tidak peduli dan terus berjalan cepat, lalu menutup dan mengunci pintu, seolah-olah Adrian akan datang dan masuk ke rumah jika ia tidak menguncinya.

Setelah mengunci pintu utama, Lita segera berlari ke kamarnya dan mengunci pintu lagi. Lalu ia pergi ke tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dan tubuh Dava dengan selimut untuk melindungi anaknya, yang ia yakini akan dibawa pergi jika Adrian mengetahui keberadaannya.

Tangan Lita gemetar dan napas menderu dengan cepat karena ingatan ketika dipukul saat hamil, dihina, dan diusir saat hujan deras terus berputar di benaknya.

"Tian, cepat pulang. Aku takut melihatnya lagi," kata Lita dengan takut.

*****

Dava mengusap air matanya sambil menatap luka di lututnya akibat terjatuh beberapa menit yang lalu. Ia ingin berjalan lagi agar bisa pulang dengan cepat, tapi kakinya terlalu sakit untuk berjalan lagi.

"Huhuhu... Ayah, kakiku sakit," tangis Dava.

Karena Tian tidak pulang, Dava terpaksa berjalan kaki pergi dan pulang sekolah karena biasanya ia diantar oleh ayahnya. Selain itu, kondisi Lita, yang mudah lelah saat berjalan jauh karena kehamilannya, membuat Dava tidak punya pilihan selain berjalan kaki pergi dan pulang sekolah sendirian.

Sebelumnya berjalan kaki dari sekolah ke rumah atau sebaliknya, bukanlah masalah bagi Dava, karena ia mengerti kondisi Lita. selain itu, ia juga senang berjalan sendiri. Namun, hari ini Dava terjatuh dan mengalami luka yang mengeluarkan darah cukup banyak, membuat setiap langkah terasa sangat sulit baginya.

"Ayah, jemput aku. Aku tidak bisa berjalan, hiks ... hiks ...." Dava menangis lagi seolah-olah Tian ada di dekatnya.

Saat Dava menghapus air matanya, sebuah mobil tiba-tiba berhenti tepat di depannya, hingga tanpa sadar ia berhenti menangis karena fokus menatap mobil itu.

"Mobil siapa ini?" Dava bertanya pelan sambil terus memperhatikan jendela mobil yang turun.

Ketika melihat pemilik mobil, Dava terus menatapnya karena tidak mengenali orang tersebut.

"Siapa orang itu?" gumam Dava penasaran.

Sementara itu, di dalam mobil, Adrian kebingungan mengapa mobilnya tiba-tiba berhenti dan jendela pintu bagian kanan terbuka sendiri padahal ia tidak berniat berhenti di sini, apalagi membuka jendela.

"Ada apa dengan mobilku?" ujar Adrian kebingungan saat jendela mobilnya terbuka sendiri.

Adrian hanya ingin melihat keanehan jendela mobil yang terbuka sendiri, tetapi begitu jendela sepenuhnya terbuka, matanya langsung tertuju pada luka berdarah di lutut anak kecil.

"Ada apa dengan anak kecil itu?" gumam Adrian heran dan iba.

Adrian kemudian keluar dari mobil untuk mengobati luka anak yang tidak ia kenal, karena khawatir luka kecil itu akan menjadi infeksi jika tidak segera diobati.

Adrian berjongkok dengan satu lutut menyentuh tanah dan bertanya pada Dava dengan lembut, "Apa yang terjadi pada lututmu sampai berdarah?"

Dava menggelengkan kepala karena teringat peringatan Lita dan Tian untuk tidak berbicara dengan orang asing.

"Apakah kamu terjatuh?"

Dava menggelengkan kepalanya lagi, menatap wajah Adrian dengan tatapan memelas.

"Kalau kamu tidak jatuh, kenapa lututmu berdarah?"

Dava terus menjawab dengan cara yang sama dan tatapan yang sama pula.

Adrian hanya tersenyum mendengar jawaban Dava. "Apakah kamu ingin aku obati?"

"Apa Om akan menculikku?" tuduh Dava tanpa basa basi.

Adrian tertawa mendengar tuduhan Dava, karena ia percaya bahwa Dava terpengaruh oleh apa yang biasanya orang tua katakan pada anak-anak mereka, bahwa orang asing adalah penculik.

"Apa aku terlihat seperti penculik?" tanya Adrian.

Dava mengangguk meskipun ia tidak tahu seperti apa penculik itu.

Entah mengapa, wajah ketakutan Dava terlihat lucu bagi Adrian, dan jawabannya membuatnya ingin menakut-nakuti Dava hanya untuk bersenang-senang, sampai ia lupa bahwa luka Dava perlu diobati secepatnya.

"Apa kamu ingin aku culik?"

"Tidak, Om."

"Mengapa kamu tidak ingin diculik?"

"Karena aku tidak ingin tanganku dipotong dan dimasak," jawab Dava, polos.

"Siapa yang bilang kalau kamu diculik, tangamu akan dipotong dan dimasak?"

"Mamaku."

"Bagaimana jika diculik itu, kamu akan mendapat banyak permen, cokelat, dan es krim?"

"Tidak, Om, Ayah dan ibuku bilang kalau aku diculik, tanganku akan dimasak dan diberikan kepada hewan peliharaan, bukan diberi permen, cokelat, dan es krim."

"Apakah ayah dan ibumu pernah diculik?"

“Tidak pernah.”

“Lalu bagaimana ayah dan ibumu tahu jika kamu diculik tanganmu akan dipotong dan dimasak?”

Dava diam dan menunduk, memikirkan pertanyaan Adrian yang tidak bisa ia jawab.

Ketika melihat Dava berpikir dengan kepala tertunduk dan bibir terkatup, Adrian tiba-tiba teringat Lita saat dia berpikir dan mempertimbangkan pilihan persis seperti Dava.

"Mengapa cara anak ini diam dan berpikir persis seperti Lita?" Adrian bertanya pada dirinya sendiri.

Adrian jadi teringat saat ia tiba-tiba mengunjungi kantin tempat Lita sekolah keperawatan dulu.

"Aww!" Lita berteriak kaget saat seseorang tiba-tiba menepuk keningnya hingga membuat teman-teman yang sedang makan bersama kompak menatap Adrian.

"Tuan Dokter?" Lita berseru kaget saat melihat Adrian berdiri di sampingnya.

"Jangan terkejut seperti itu. Aku bukan hantu," protes Adrian.

"Kenapa Tuan Dokter di sini?"

"Karena kamu tidak menjawab teleponku."

Lita langsung memeriksa semua saku bajunya hingga baru menyadari ia tidak membawa HP.

"Kalau kamu menjawab teleponku, aku tidak akan membuang waktu istirahatku untuk datang ke sini menemuimu," Adrian menegur saat melihat Lita mencari ponselnya di saku bajunya.

"Maaf, sepertinya aku meninggalkan HP-ku di tas."

“Kenapa kamu bisa lupa pada benda sepenting itu?”

“Saat aku datang ke sini, aku sedikit terlambat dan terburu-buru, jadi aku tidak punya waktu untuk memeriksa apakah aku membawa ponselku atau tidak.”

"Lain kali kamu harus lebih teliti lagi."

"Iya, Tuan.”

"Oke, aku tidak ingin berada di sini terlalu lama karena aku belum makan siang. Aku datang ke sini hanya untuk meminta kamu datang ke rumah sakit tempat aku bertugas setelah kamu pulang nanti."

"Kenapa aku harus pergi ke sana?" tanya Lita penasaran.

"Salah satu temanku ingin merayakan ulang tahunnya. Dia mengundangku makan malam dengan pasangan, tapi aku tidak punya pasangan, jadi aku ingin mengajakmu," Adrian berbohong, meskipun pesta makan malam itu tidak mengharuskan membawa pasangan.

"Jam berapa kita akan pulang?"

"Paling cepat jam sebelas paling lama bisa sampai pagi."

"Itu terlalu larut." Mata Lita langsung terbelalak kaget. "Tuan Dokter serius ingin mengajakku?"

"Jangan takut. Kamu pergi bersamaku, tidak mungkin ada hantu yang mengganggumu," Adrian bercanda, berpikir bahwa Lita terkejut karena takut bertemu hantu jika pulang larut malam.

"Justru, aku takut karena aku pergi dengan Dokter."

“Apa aku sangat menyeramkan sampai kamu takut pergi bersamaku?” protes Adrian

“Bukan itu yang aku takutkan.”

“Lalu apa?”

“Aku takut orang-orang di rumah akan curiga jika kita berdua tidak pulang malam ini.”

“Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Biarkan aku yang urus. Keluarga kita tidak akan curiga dengan alasan aku.”

Lita langsung menunduk dan mengerucutkan bibirnya, memikirkan ajakan Adrian selama hampir satu menit.

Adrian tersenyum saat melihat Lita menunduk. Ia suka saat Lita berpikir karena wajah bingungnya terlihat imut. Dari wajah bingung itu, ia melihat Lita sangat patuh, cantik, dan manis.

"Bagaimana jika aku tidak bisa ikut, Tuan Dokter?"

"Aku tidak akan menerima penolakanmu. Aku tidak akan pulang dari rumah sakit jika kamu tidak datang menemuiku." Adrian segera pergi tanpa mendengarkan alasan Lita karena dia tidak ingin permintaannya ditolak.

1
AcidFace
Tidak sabar lanjut baca
Hoa xương rồng
Serius, ceritanya bikin aku baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!