NovelToon NovelToon
Pewaris Kerajaan Mafia

Pewaris Kerajaan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

Ethan, seorang kurir yang diperlakukan seperti sampah oleh semua orang, dikhianati oleh pacarnya, dipecat oleh bosnya. Tepat pada saat dia hampir mati, seorang lelaki tua memberitahunya identitas aslinya. Sekarang, dia bukan lagi sampah yang tidak berguna, dia disebut Dominus, raja dunia!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

4 Bulan Kemudian

Malam itu sunyi di jalanan perumahan, kecuali satu rumah yang mencolok—berlampu terang dan memekakkan telinga dengan suara musik berdentum.

Ethan berdiri di luar pagar rumah itu, matanya terpaku pada jendela lantai dua yang terbuka. Tawa dan musik membaur dalam hiruk pikuk pesta. Tidak salah lagi—itu suara Lily, pacarnya, tertawa di antara teman-temannya.

Suara musik yang keras dari rumah itu adalah satu-satunya bukti yang dibutuhkan Ethan untuk tahu bahwa Lily benar-benar sedang merayakan ulang tahunnya.

Padahal Lily sudah mengatakan bahwa dia tidak akan merayakannya. Dan Ethan tidak mengerti mengapa dia berbohong padanya. Mereka sudah pacaran selama enam bulan.

Kenapa dia harus berbohong?

Ethan membuka pagar dan melangkah masuk. Sepatu kets-nya membelah kerikil di jalan setapak, nadinya berdebar seirama dengan dentuman bass dari dalam rumah. Ia membuka pintu tanpa mengetuk.

Pemandangan pesta menyambutnya: balon, lampu kelap-kelip, minuman soda di meja, dan Lily—di tengah ruangan—menari dengan riang bersama teman-temannya.

Dia cantik malam itu. Terlalu cantik. Tapi di mata Ethan, semuanya terasa pahit.

“Lily!” panggilnya, suaranya tenggelam oleh kerasnya musik.

“Lily!” panggilnya lagi, lebih keras, tapi sia-sia.

Dengan cepat dia menerobos kerumunan, menghampiri Lily. Tangannya meraih tangan gadis itu—menggenggamnya dengan kuat.

Lily berhenti menari, menoleh padanya dengan senyum manis—senyum yang biasa membuat hati Ethan luluh.

Tapi senyumnya memudar saat melihat wajah Ethan yang penuh kemarahan.

“Mengapa kamu datang ke sini?” tanya Lily, tenang—namun dingin.

Ethan menatapnya, suaranya nyaris bergetar:

“Aku pikir kamu bilang padaku bahwa kamu tidak akan merayakan ulang tahunmu. Jadi sekarang... apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu berbohong padaku?”

Lily tertawa pelan, sinis. "Aku punya banyak teman. Mereka yang memutuskan untuk merayakan ulang tahunku. Lagipula... kamu bahkan tidak punya uang untuk merayakan ulang tahunku.”

Jantung Ethan seperti diremas.

Ethan terdiam. Dia sudah menabung selama empat bulan untuk membelikan hadiah ulang tahun yang bagus untuk Lily. Bekerja sebagai kurir adalah pekerjaan paling stres yang pernah ada, dan Ethan kadang-kadang harus menahan lapar, terutama saat dia ingin menyenangkan pacarnya.

Musik tiba-tiba berhenti.

Keheningan mendadak membuat semua orang menoleh sejenak, tapi hanya Ethan yang tampak benar-benar terdiam.

Ia berdiri di tengah ruangan, matanya menyapu sekeliling apartemen yang kini tampak asing baginya.

Ini adalah apartemen yang dulu ia sewa dengan gaji pertamanya. Meski kecil, sempit, dan jauh dari jangkauan keuangannya saat itu, ia memilihnya demi Lily—tempat yang bisa mereka sebut "rumah".

Tapi sekarang…

Warna cat dinding telah berubah menjadi krem terang. Sebuah home theater besar menghiasi sisi ruangan, dengan TV layar lebar menggantikan rak buku kecil yang dulu mereka beli bersama dari toko barang bekas. Kursi-kursi empuk baru berjajar rapi, mahal dan mewah—semuanya bukan milik Ethan.

"Kapan semua ini berubah... dan kenapa aku tidak tahu?" pikir Ethan, tenggorokannya tercekat.

Semua teman Lily melihat Ethan masuk, tapi mereka tidak peduli padanya sama sekali. Mereka semua tahu bahwa Ethan hanyalah seorang kurir, dan dia bahkan tidak punya uang untuk mengadakan pesta ulang tahun pacarnya.

“Lihat anak malang itu! Siapa yang mengundangnya ke sini?” Suara nyaring seorang perempuan menyayat udara. Ethan menoleh, matanya menatap seorang wanita dengan riasan tebal dan sorot menghina.

“Apakah dia pacarmu, yang kurir itu?” lanjutnya, tak peduli Ethan mendengar, bahkan mungkin sengaja.

Wanita itu menatap Ethan dari kepala hingga kaki. “Aku rasa dia tidak pantas mendapatkan gadis secantik kamu.”

Lily merasa canggung, tapi sebenarnya dia sepenuhnya setuju dengan apa yang dikatakan wanita itu. Dia sekarang adalah mahasiswa Beaumont University, dan Ethan hanyalah seorang kurir.

Padahal Ethan yang membayar semua biaya kuliahnya. Mereka bertemu belum lama setelah Ethan sendiri berjuang menyelesaikan kuliahnya.

Ethan punya banyak pertanyaan untuk mereka. Seperti mengapa dia tidak mau datang ke pesta bersama pacarnya? Bukankah Lily yang berulang tahun dan dia adalah pacarnya?

Namun, Ethan memutuskan untuk membiarkan hal itu berlalu. Dia sudah sering menerima hinaan seperti itu di masa lalu, terutama saat pertama kali dia datang ke Beaumont University untuk mengunjungi pacarnya. Meskipun Beaumont University adalah tempat yang dia kenal, dia selalu mengalami penghinaan bahkan saat masih menjadi mahasiswa di Beaumont University.

Dia menyadari sesuatu dengan cepat; bagaimana orang kaya merendahkan orang miskin, apa yang terjadi ketika kamu tidak kaya atau ketika keluargamu bangkrut.

Itu adalah sesuatu yang Ethan putuskan untuk terbiasa sejak dia tinggal di panti asuhan.

"Astaga! Mark datang!" teriak Grace dengan gembira dan Ethan menoleh.

Mendengar nama Mark, Lily bergegas ke pintu. Ethan terkejut, mengapa dia begitu bersemangat tentang kedatangan Mark?

Ethan melihat ke arah pintu, seorang pria tampan masuk, dia mengenakan jas mahal Armani, dengan senyum di wajahnya, semua gadis di ruangan itu langsung menatapnya.

Mark masuk ke ruangan, melihat Lily dan langsung menggenggam tangannya dengan tenang. Lily merasa sedikit gugup karena Ethan masih ada di sana, tapi dia tidak menolak tindakan Mark.

Tunggu sebentar! Siapa sebenarnya Mark bagi Lily?

Ternyata, Lily mulai bekerja di Helixon Corporate dan perusahaan itu milik Mark. Lily bekerja di sana untuk mengumpulkan uang demi kuliah.

Dan Ethan bertanya-tanya bagaimana bisa mereka berdua sampai sedekat itu hingga bisa berpegangan tangan seperti itu.

Ethan tetap melangkah mendekat sambil membawa kotak di tangannya.

"Lily, selamat ulang tahun," dia menyapa dengan senyum, mengabaikan tatapan dan bisikan dari sekeliling.

Lily terdiam sejenak sebelum dia dan Mark menoleh untuk melihatnya.

Ada ekspresi jijik di wajah Mark saat dia menatap Ethan disana. "Kamu mengatakan kalau kamu sudah putus dengan cowok ini dan aku jelas bilang tidak mau melihatnya di pesta ini," keluh Mark.

Dia terlihat lebih tua.

Ethan merasa tidak mendengar dengan jelas pada awalnya. Dia menoleh kearah Lily, mengabaikan kata-kata Mark. Mungkin ini hanya lelucon.

Ethan mengulurkan kotak itu, "Aku membelikanmu hadiah."

Lily memandang kotak itu sejenak, mengambilnya, dan langsung melemparkannya. "Kamu buta atau tuli? Atau keduanya? Kamu tidak bisa mendengar apa yang dia katakan?"

Ethan terdiam. Dia bahkan masih tidak percaya bahwa seseorang bisa memberi perintah pada pacarnya sendiri di rumah yang ia beli untuk Lily. Hidup memang penuh dengan ironi.

"Sialan Lily, kenapa kamu membuang hadiah darinya? Dia sudah menabung gaji yang dia dapatkan dua bulan lalu untuk hadiah ini," celetuk Grace dengan nada sinis.

"Benarkah?" Mark tertawa, "bagaimana kamu bisa berpacaran dengan orang miskin seperti itu. Dia bahkan tidak bisa merawatmu."

"Aku tahu," Lily menerima, "aku hanya kasihan padanya, karena itu aku bertahan dalam hubungan ini, tapi aku sudah bosan. Aku butuh seseorang yang bisa merawatku."

Grace tertawa kecil, "Satu-satunya hal yang dia lakukan dengan baik adalah bercinta. Kamu tahukan dia punya penis besar," dia bisik dan melirik ke arah Ethan.

Lily sedikit tersipu dan buru-buru memalingkan wajahnya.

Ethan tidak bisa bicara, bahkan tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia tidak pernah menyangka akan mendapat penghinaan seperti ini.

Meskipun begitu, dia telah menjalani hidupnya tanpa keluarga. Menurut apa yang dikatakan para suster di panti asuhan, dia ditemukan dalam keadaan terluka dan tidak ada jejak tentang orang tuanya. Dan ya, hidupnya memang penuh dengan kesulitan. Dia dihina setiap saat. Satu-satunya harapannya adalah Lily. Hanya pada Lily dia merasa tenang, tapi ternyata dia tidak sadar bahwa Lily hanya bertahan karena rasa kasihan.

"Baiklah, aku akan membantunya," kata Mark tiba-tiba, dan Ethan menatapnya.

Sebenarnya, tinggi Ethan sedikit melebihi Mark.

"Tapi jika kamu bisa menjilat sepatuku, aku akan memberimu pekerjaan sebagai petugas keamanan di perusahaanku. Kamu bisa mendapatkan 1000 dolar untuk itu, pernahkah kamu mendapatkan sebanyak itu, pecundang?" ucapnya dengan sombong.

"Ayo, terima saja tawaran itu, mungkin dalam sepuluh tahun lagi gajimu bisa naik menjadi 1200 dolar!" sahut Grace sambil tersenyum mengejek.

BERSAMBUNG....

1
Glastor Roy
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!