Dijual kepada mafia kejam, Arini disiksa dan dikurung dalam neraka bernama cinta. Tapi tak seperti gadis lemah dalam dongeng, Arini memilih bangkit. Karena tidak semua cinta pantas diperjuangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfrida Sitorus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
hujan belum reda sejak dini hari.langit jakarta masih muram,seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih gelap dari awan.dan lelaki itu duduk dibalik meja kerja,menatap layar leptop dengan ekspresi kosong.
Leonardo dirgantara.lelaki yang membeli arini.lelaki yang tak mengenal kata belas kasihan.
rokoknya menyala diujung jarinya,asap tipis mengepul memenuhi ruangan.namun pikiranya tak ada dilayar,melainkan pada satu hal:perubahan arini.
"dia terlalu tenang ,"gumamnya."terlalu patuh"
matanya menyipit.ia tidak percaya pada ketenangan.bagi Leonardo,ketenangan adalah topeng.senjata lirik untuk menyembunyikan pemberontakan.
ia menekan tombol interkom.tak butuh satu menit ,tasya masuk keruangan kerja.
"panggil davin,"perintah Leonardo dingin.
tasya mengangguk."baik,tuan."
tapi sebelum berbalik,Leonardo menatapnya."dan kau...awasi gadis itu lebih dekat.jika dimulai berpikir dia punya harapan...patahkan itu."
tasya tersenyum."dengan senang hati."
setengah jam kemudian,davin berdiri di depan meja Leonardo. tubuhnya tegap ,kepala menunduk,tetap diam seperti biasa.
Leonardo memandangi pria muda itu lama.seolah mencoba menembus pikiranya.tapi seperti biasa,davin tak menunjukan reaksi apapun.
"kau sudah lama dirumah ini,"kata Leonardo pelan."kau tahu bagaimana caraku menjaga milikku,bukan?"
davin hanya mengangguk.
"Kalau kau melihat sesuatu yang aneh dari arini...katakan.jangan coba-coba main belakang.aku bisa mencium penghianatan bahkan dari napas."
tatapan davin mengeras.tapi ia tetap menunduk,menyembunyikan isi hatinya di balik wajah kosong.
Setelah pertemuan itu, Leonardo membuka laci kecil di meja. Ia menarik keluar sebuah foto lama foto seorang anak kecil, laki-laki, dengan mata penuh ketakutan dan tangan memeluk tubuhnya sendiri.
Di belakang foto itu tertulis dengan tulisan tangan kasar:
“Kau akan tumbuh tanpa cinta, seperti ayahmu membesarkan ibumu.”
Leonardo menatap foto itu lama. Matanya kosong, tapi jemarinya bergetar halus.
Dia bukan hanya kejam karena kekuasaan. Dia kejam karena itu satu-satunya cara ia bertahan hidup.
Sementara itu, di sudut rumah yang lebih sunyi, Davin membuka ponselnya secara diam-diam.
Ia mengirimkan satu pesan pendek ke nomor rahasia.
“Target mulai mencurigai. Gadis dalam mode bertahan. Siap eksekusi tahap dua.”
Balasan datang cepat:
“Tetap jaga jarak. Tunggu sinyal dari Irlandia. Jangan biarkan dia jatuh sebelum waktunya.”
Davin menatap layar ponselnya lama. Lalu matanya beralih ke arah lantai atas kamar Arini.
“Bertahanlah sedikit lagi, Reina...” bisiknya dalam hati.
hujan belum masih berhenti sejak dini hari.derasnya menghantam kaca jendela seperti ribuan peluru kecil.di dalam ruangan yang sunyi dan remang,aroma tembakau kayu tua bercampur,memenuhi udara yang semakin pengap oleh pikiran kotor sang penguasa.
leonardo duduk dengan kaki menyilang di sofa panjang,satu tangan memegang rokok,tangan lainya mengusap perlahan luka lama di bahunya.bekas sayatan dari masa kecil,hadiah dari ayahnya yang dulu tak mengenal kasih sayang.luka itu sudah puluhan tahun mengering,tapi rasa nyerinya tak pernah benar-benar hilang.
"dia terlalu tenang,"gumamnya lagi,kali ini lebih pelan."terlalu...cerdas untuk seseorang gadis kampung ! !
kecurigaan bukan hal asing baginya.leonardo hidup dari membaca gelagatan,dari membunuh sebelum di serang.dan arini yang dulu menangis disudut ranjang seperti anak rusa yang ketakutan.kini mulai terlihat berbeda.tidak lagi memohon,tidak lagi memberontak.tapi...diam.dan diam adalah tanda bahaya.
interkom berbunyi sekali."tasya sudah di depan pintu,tuan,"kata suara dari dalam sistem.
"suruh masuk"
tasya melangkah masuk,mengenakan gaun abu-abu polos,rambut di sanggul rapi.ia berdiri tegak,senyum profesional di wajahnya.
"bagaimana gadis itu hari ini?"tanya Leonardo tanpa basi-başı
"terlalu sopan,"jawab tasya cepat."terlalu...tenang.dia bahkan mulai bertanya tentang jadwal kegiatan,tentang aturan rumah,tentang davin.
Leonardo menegakan badan."tentang davin ?"
tasya mengangguk."bukan secara langsung.tapi aku tahu caranya bertanya bukan untuk tahu,melainkan untuk menilai.dia sedang menghitung sesuatu.mungkin celah."
sejenak ruangan hening.lalu,Leonardo memadamkan rokoknya di asbak kristal dan berdiri.ia berjalan ke arah jendela,menatap hujan yang turun.
"patahkan dia,tasya.kau tahu caranya bukan ?"
"dengan cara halus...atau kasar?"bisik tasya pelan.
Leonardo menoleh,sudut bibirnya melengkung."buat dia merasa...tak pantas hidup .tapi jangan sampai dia mati.aku masih butuh dia bernapas untuk melihatnya jatuh."
ditempat lain dalam rumah itu ,davin tengah membersihkan kamar mandıra lantai dua.tugas yang sengaja ia minta kepada kepala rumah tangga.ia bergerak lambat,tapi matanya awas.ia menyimpan pisau lipat kecil dibalik kaus kakinya,dan mikrofon penyadap ukuran butir beras di ujung sikat lantai.
semua alat itu bukan milik rumah ini.itu milik Sean o'reilly atau paran kandung arini yang diam-diam mulai bergerak dari irlandia.misi mereka jelas:lindungi pewaris ,amankan garis darah,dan jatuhkan yang bernama Leonardo dirgantara.
setelah menyelesaikan tugasnya,davin mengunci pintu kamar mandi dan menyalakan alat komunikasi mini dibalik ikat pinggangnya.
sebuah suara terdengar pelan ditelinganya.
"status"
davin menjawab dalam bisikan,"target dalam kondisi stabil.ancaman utama bukan Leonardo,tapi wanita bernama tasya.dia lebih kejam dari penampilan luarnya.
"perintah tetap sama.jangan ungkap jati diri arini sampai dia menemukan potensi penuh dia harus bangkit dari trauma dengan kekuatannya sendiri."
"dan Kalau gagal?"
"kita semua gagal."
davin mematikan alat itu,menatap pantulan wajahnya wajahnya di cermin.matanya penuh tekanan.tapi tekadnya tidak goyah.
sementara itu,di kamar pribadinya ,Leonardo kembali menatap poto masa kecilnya.ia menyentuh bagian belakang bingkai,tempat aia menyembunyikan kunci-kunci.
kunci itu bukan untuk laci.tapi untuk ruang bawah tanah.tempat ia menyimpan segala rahasia kotor:catatan transferi gelap,rekaman pelecehan,hingga dokumen asli tentang...asal-usul arini.
ya.leonardo tahu lebih banyak daripada yang ditunjukannya.ia tahu nama belakang asli gadis itu bukan yang ia pakai sekarang.ia tahu...arini bukan siapa-siapa yang bisa ia miliki selamanya.maka,ia berniat menghancurkannya lebih dulu.
sebelum dunia menemukan siapa sebenarnya gadis itu.
di dalam kamar yang sepi,arini duduk memeluk lututnya di pojok ranjang.rasa dingin di tubuhnya bukan berasal dari suhu ruangan,tapi dari ketakutan yang mulai berubah wujud menjadi ke hati-hatian .setiap senyum tasya kini terasa sperti pisau yang disembunyikan dibalik bunga.setiap keheningan di lorong seperti napas pemangsa yang menunggu saat tepat untuk menerkam.tapi ia menolak menjadi Mangsa lagi.
ia tahu,mulai sekarang,ia tak bisa lengah.tidak pada makanan,tidak pada kata-kata Manisa,bahkaan tidak pada bayangan sendiri.dunia yang mengurungnya bukan lagi kandang,tapi ladang ranjau.dan untuk bisa keluar,ia harus berubah dari gadis polos menjadi sosok yang bisa bertahan dalam dunia penuh racun.karna hanya satu yang pasti.ia tidak akan mati dalam diam.