NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Time Travel / Dokter Genius / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Dark Romance
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

bijak dalam memilih bacaan!


"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.

Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."

*****

Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.

Kecuali satu hal, kini ia punya suami.

Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”

Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...

Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 05 “Lagi?”

Saat malam semakin larut, kamar itu sunyi. Lampu tidur yang redup menciptakan cahaya temaram di sudut ruangan. Di atas ranjang, Zeya tertidur lelap dengan napas yang teratur. Selimut menyelimuti tubuh mungilnya, sementara embusan napasnya yang hangat perlahan mengembun di udara dingin ruangan.

Suara langkah kaki yang nyaris tak terdengar menghampiri.

Ares membuka pintu kamar dengan hati-hati, lalu melangkah masuk dan menutupnya kembali tanpa suara. Tatapannya langsung jatuh pada sosok perempuan yang tidur di ranjangnya.

“Sayang... kamu sangat cantik saat tidur begini,” bisiknya pelan, seolah takut membangunkannya.

Tangannya menyentuh pipi Zeya dengan lembut. Jarinya menelusuri garis wajah sang istri dengan penuh perasaan, seperti menyentuh sesuatu yang rapuh dan berharga.

Perlahan, Ares naik ke atas tempat tidur dan berbaring tepat di samping Zeya. Tubuhnya menempel erat, tangannya memeluk Zeya dari belakang. Ia menyandarkan kepala di tengkuk istrinya, lalu mengecup kulit leher itu perlahan.

“Wangi tubuhmu... membuatku sulit menahan diri,” gumamnya dengan napas yang mulai berat. “Haruskah aku menciummu, sayang?”

Tanpa menunggu jawaban, bibirnya kembali mengecup kulit leher Zeya—kali ini lebih dalam, lebih panas. Bekas kemerahan mulai muncul di kulit putih itu, menyebar samar menjadi warna keunguan.

“Sttt… hmm…” desis Zeya lirih dalam tidurnya, merasa geli tanpa sadar.

Ares tersenyum puas.

“Kamu sangat menggemaskan, sayangku,” bisiknya penuh kelembutan dan obsesi. “Apa kamu merasa geli, hm?”

Tak ada jawaban, hanya dengusan napas pelan dari Zeya.

Dengan hati-hati, Ares membalikkan tubuh istrinya agar telentang. Ia menahan tubuhnya dengan kedua tangan, kini tepat berada di atasnya, menatap wajah polos Zeya yang masih setengah tertidur.

“Lihatlah wajah cantikmu ini, sayang…” gumamnya. “Bahkan saat tertidur pun, kamu tetap memikat di mataku.”

Tangannya menyentuh pipi Zeya, menyapu beberapa helaian rambut yang jatuh menutupi wajah gadis itu. Bibirnya tersenyum kecil.

“Aku ingin mencium bibirmu ini, sayang… bersiaplah.”

Perlahan, Ares menurunkan wajahnya, mendekat hingga napas mereka bersentuhan. Ia mulai mencium bibir Zeya, awalnya lembut, sekadar menempel. Tapi seiring waktu, lumatan itu semakin dalam dan panas.

“Ahh…” Zeya mengerang pelan, mulai terusik dari tidurnya.

Ares menghentikan ciumannya sejenak, menatap bibir Zeya yang basah.

“Kamu menyukainya, honey?” tanyanya dengan senyum licik. “Aku akan mencium kamu sampai kamu puas, tenang saja… suami kamu ini sangat baik. Aku akan memuaskan mu.”

Tangannya mulai membelai pipi Zeya lagi, sebelum Zeya akhirnya membuka mata perlahan.

"A-Ares?" gumam Zeya dengan suara parau. Matanya masih berusaha fokus, bingung melihat posisi tubuh mereka yang begitu dekat.

"Hmm, kamu sudah bangun," bisik Ares, tetap tak bergerak dari atas tubuhnya. "Tidurmu tenang sekali... aku tak kuasa menahan diri."

Zeya mencoba menggeser tubuhnya, namun tangan Ares dengan sigap menahan pergelangan tangannya. Genggamannya lembut, tapi cukup kuat untuk membuat Zeya berhenti bergerak.

"Apa yang kamu....."

"Ssstt..." Ares menunduk, mencium kening Zeya dengan perlahan. "Aku hanya ingin menyentuhmu sedikit saja. Tidak akan menyakitimu, Zeya."

Zeya menelan ludah. "Ares, ini... terlalu dekat," ucapnya, jantungnya mulai berdebar kencang. Ia sendiri tak bisa membedakan apakah yang ia rasakan adalah ketakutan, canggung... atau sesuatu yang lain.

"Aku suamimu, Zeya." Suara Ares terdengar dalam dan penuh tekanan. "Tidak bisakah aku menunjukkan rasa rinduku padamu?"

Zeya terdiam. Ia menatap mata hitam milik Ares,mata yang memancarkan gairah, keinginan, dan sesuatu yang tak bisa ia pahami. Ada sisi lembut di sana, tapi juga sesuatu yang gelap dan misterius.

“ada apa dengan wajahnya?,kenapa dia terlihat kecewa karena aku seperti menolak nya?” gumam Zeya dalam hati. Hatinya tergerak, rasa kasihan muncul perlahan.

"Kenapa kamu bisa ada di sini? Bukannya kamu tidur di ruang kerja?" tanyanya akhirnya, berusaha mengalihkan situasi.

"Aku tidak bisa tidur." Suara Ares melembut, nyaris seperti anak kecil yang mengadu. "Aku terbiasa memelukmu saat tidur… jadi aku merasa gelisah."

Wajahnya menunduk, menatap Zeya seolah memohon pengertian. Tatapan itu membuat Zeya kehilangan kata-kata.

Zeya terdiam cukup lama, pikirannya bercampur aduk. Terlepas dari semua teka-teki yang belum ia pahami sejak transmigrasi, pria di hadapannya...Ares Mahendra...laki laki yang mengaku sebagai suaminya. Dan untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan, Zeya merasa Ares tidak sedang berbohong.

"mungkinkah..dia benar suamiku?,mungkinkah dia memang suami masa depan ku ?"pikir Zeya dalam benak nya.

"Baiklah…" ucap Zeya akhirnya, suaranya pelan. "Kamu tidur saja di sini."

Ares tersenyum tipis, lalu membelai pipi Zeya penuh sayang.

"Aku tahu… kamu tidak akan tega melihatku sedih," bisiknya.

Zeya menunduk. Ia tidak membalas. Matanya hanya menatap selimut, membiarkan tubuhnya tetap diam dalam pelukan Ares.

Ares pun memeluk Zeya erat-erat dari belakang, membenamkan wajahnya di leher gadis itu, menarik napas dalam-dalam seolah tengah menghirup aroma kenangan.

Dalam diamnya, Zeya kembali merenung.

“Apa ini benar kenyataan?,atau hanya permainan perasaan yang tidak bisa aku menangkan "gumam zeya lagi.

Dan saat Zeya hendak memejamkan mata, Ares berbisik tepat di telinganya.

“Aku senang kamu mulai menerimaku lagi… Zeya.”

Zeya membeku.

Kata "lagi" itu mengusik pikirannya.

"Lagi?"gumam zeya bingung.

1
Gedang Raja
bagus
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
Kem mlem 🍨🍨🍨
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
Azida21: Sabar yah,Author usahain update bab nya banyak hari ini❤️
total 1 replies
Kami
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Azida21: terima kasih sudah baca,di tunggu kelanjutan nya yah🤭
total 1 replies
kawaiko
Jauh melebihi harapanku.
Azida21: terima kasih☺️,Author senang kalau kamu puas dengan karya nya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!