Tuan Tiada Tanding

Arjuna di panggil bocah karena memang Arjuna masih sangat muda. Namun Arjuna sama sekali tidak marah, dia menjawab, "nama saya adalah Arjuna Wibisono, anda bisa memanggil saya Arjuna. saya di sini sebagai pendamping pak samsul."

"Oh pendamping ya? Kamu yang akan menjadi saksi duel carok kami? Dan kamu yang bertugas mengurus mayat samsul ketika dia kalah nanti?" Ucap Juragan Herlan dengan sombong, duel saja belum berlangsung namun dia sudah sangat yakin bahwa samsul akan mati.

Benar benar kepercayaan diri yang sangat tinggi dari Juragan Herlan.

Tiba tiba samsul berucap, "aku akan memberikanmu satu kesempatan, minta maaf kepadaku karena kamu telah melakukan percobaan pembunuhan terhadapku, maka aku akan melepaskanmu!"

Mendengar ultimatum dari samsul juragan Herlan langsung memasang wajah dingin, "berani sekali rakyat jelata sepertimu mengultimatumku!"

"Bagaimana Herlan? Pilih minta maaf dan lupakan perselisihan di antara kita atau kita lanjutkan duel carok ini!" Tanya Samsul dengan dingin, kata-kata dalam ucapannya penuh tekad seolah dia siap untuk mempertaruhkan nyawa.

Tentu saja juragan Herlan langsung berucap, "tentu saja aku akan melanjutkan duel carok dari pada aku harus menjatuhkan harga diriku untuk meminta maaf kepadamu!"

"Kalau kamu menghendaki itu, maka jadilah itu! Kita akan duel carok!" Ucap Samsul yang sama sekali tidak terlihat ketakutan.

Suasana menjadi sangat tegang pada saat ini, di antara kedua lelaki ini sama sama memiliki harga diri yang tinggi.

Kemudian Juragan Herlan berucap, "karena aku telah menerima tantanganmu, maka aku yang akan memberikan syarat carok yang akan kita jalani. Tempat duel kita berada di atas bukit lenteng utara, tepat pukul 12 malam!" Ucap Juragan Herlan kemudian Juragan Herlan menambahkan, "dan akan di laksanakan di dua malam setelah ini!"

Samsul menganggukan kepalanya, mencari tempat duel yang sepi memang syarat wajib carok, dan tempat yang di ajukan Juragan Herlan juga masuk dalam kualifikasi.

Siapa sangka setelah ini juragan herlan masih melanjutkan, "syarat seharusnya adalah masing masing dari kita harus berangkat pukul 8 malam! Yang menunggu di tempat pertandingan adalah masing masing pendamping dari kita!" Ucap Juragan Herlan, "siapapun yang terlambat datang ke bukit Lenteng Utara maka dia akan di anggap kalah!"

Ketika mendengar syarat ini samsul langsung terdiam, bagaimana tidak terdiam? Syarat ini benar benar terdengar sangat mencurigakan. Mengapa harus berangkat jam 8 malam untuk tiba ke atas bukit? Samsul langsung menatap curiga juragan Herlan.

Melihat tatapan samsul yang di penuhi dengan kecurigaan, juragan Herlan langsung menyeringai, "apa kamu takut sul?" Tanya Juragan Herlan sambil memasang wajah yang di penuhi dengan keangkuhan, "kalau kamu pengecut seperti ini, dari awal lebih baik kamu tidak usah menantangku!" Imbuhnya..

Sambil menggertakan giginya samsul berucap, "baik! Aku terima syaratmu!" Ucapanya dengan tegas.

"Haha!!!!" Seketika itu juga juragan Herlan tertawa sambil menyeringai, setelah itu mereka terus mendiskusikan hal hal kecil lainnya.

Waktu berjalan cukup lama akhirnya setelah perundingan ini selesai, baik Arjuna maupun samsul berdiri dari tempat duduknya, mereka hendak pergi dari tempat ini.

Namun sebelum pergi dari tempat ini Arjuna berucap, "peraturan sudah di buat, tidak ada yang boleh mengganggu jalannya carok ini!" Titah Arjuna.

Juragan Herlan langsung menyeringai, "tentu saja tidak ada yang boleh mengganggu jalannya carok ini!"

***

Waktu berjalan dengan sangat cepat, siapa sangka malam berikutnya kembali tiba. Malam ini adalah malam terakhir sebelum waktu carok di laksanakan.

Berita tentang duel carok antara juragan Herlan melawan samsul seperti api yang membakar jerami. Seluruh warga desa lenteng timur tidak ada yang tidak mengetahui tentang kabar duel carok tersebut.

"Aku benar benar tidak menyangka samsul akan menantang duel carok kepada juragan Herlan."

"Benar aku juga tidak menyangka, bahkan yang membuatku lebih heran lagi adalah Juragan Herlan mengiyakan tantangan carok tersebut, seharusnya juragan Herlan tidak perlu mengiyakan tantangan carok dari samsul itu!"

"Menurut berita mereka sudah bertemu satu sama lain dan sudah menentukan peraturan carok!"

"Oh ya? Kira kira siapa yang menang, ya?"

Berita carok antara juragan Herlan melawan samsul menjadi trending di desa lenteng timur.

Malam ini terlihat samsul yang berdiri sambil memandangi pemandangan gelap kebun di belakang rumahnya.

Arjuna tiba di belakang samsul, kemudian Arjuna berucap, "apakah kamu gugup pak samsul? Besok malam adalah malam penentuanmu..."

Samsul malah menjawab, "cong, aku berpedan kepadsmu kalau aku kalah, tolong jual semua tanah dan rumah ini, lalu bagikan uangnya kepada para orang miskin dan yatim piatu."

Arjuna langsung berucap, "lah? Bukannya surat berhargamu sudah di ambil mantan istrimu itu, pak samsul?"

Samsul mengedutkan matanya, dia lupa bahwa semua surat berharganya sudah hilang.

"Sialan aku lupa, mengapa aku harus membuat wasiat menjual rumah dan tanah!" Ucap samsul sambil menepuk jidatnya, kemudian samsul berucap, "kalau begutu jual saja seluruh perabotan yang ada di rumah ini, kemudian berikan hasil penjualannya kepada yang membutuhkan!"

Arjuna langsung menganggukan kepalanya, "baik, pasti saya akan menjalankan amanah anda pak samsul. Namun saya berharap anda yang menang."

***

Sementara itu di waktu yang sama tepatnya di rumah dukun mbah sumarwi, terlihat juragan herlan dan tiga puluh anak buahnya di situ.

Ketiga puluh anak buah juragan Herlan inilah yang akan menjadi eksekutor dalam menghabisi samsul.

Ketiga puluh orang ini terlihat duduk di lantai sambil bertelanjang dada.

Terlihat mbah sumarwi yanh sedang menggambar pola aneh di punggung punggung ketiga puluh anak buah juragan herlan.

Pada saat ini mbah sumarwi sedang mengisi mereka dengan khodam, juragan Herlan yang memandangi ini dari kejauhan terlihat tersenyum puas.

Mungkin keempat orang bodoh itu kalah karena kebodohan mereka, namun apa iya samsul mampu menang menghadapi ketiga puluh orang sekaligus?

Terlebih lagi pada saat ini mbah sumarwi sedang melakukan ritual isi khodam, apakah mungkin ketiga puluh orang berkhodam tidak mampu mengalahkan samsul?

Sambil memandangi ketiga puluh anak buahnya yang sedang di isi khodam oleh, juragan Herlan berucap, "samsul memang sebelum ini kamu selalu bisa menghindar dari kematian, namun aku pastikan kali ini kamu tidak akan punya celah untuk bisa menghindar lagi!"