NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

AUTHOR POV

Jakarta pagi ini nggak pernah berubah: macet, bising, panas. Tapi di lantai 15 apartemen sederhana itu, ada dua hati yang lagi bersiap buat medan perang baru yaitu kampus.

Zayn lagi duduk di tepi ranjang, natap layar HP. Nomor misterius yang kirim foto akad nikah kemarin… masih belum terdeteksi. Dia udah cari info, tapi nihil.

Sementara itu, Amira di dapur kecil, bikin sarapan sederhana: roti bakar dan teh manis. Tangannya gemetar dikit, bukan karena panas wajan, tapi karena pikirannya nggak tenang.

Hari ini mereka akan fokus untuk belajar tapi juga mereka harus berhadapan sama dunia luar yang nggak tau apa-apa tentang status mereka dan siap menerima resikonya jika ada ancaman seperti kemarin malam.

“Zayn…” suara Amira pelan dari dapur. “Kamu yakin kita masih bisa jaga rahasia ini?”

Zayn berdiri, jalan pelan mendekat. Dia ambil gelas teh dari tangan Amira, taruh di meja.

“Gue nggak janji semuanya bakal mulus,” ucap Zayn, suaranya berat, “tapi gue janji satu hal: selama gue ada, lo nggak bakal jatuh sendirian.”

Amira senyum tipis. Tapi jauh di dalam matanya, ada doa yang nggak berhenti.

AUTHOR POV – KAMPUS DANRA

Gedung Akuntansi Universitas DANRA udah ramai sejak jam delapan. Mahasiswa baru duduk di lobi, sebagian sibuk foto OOTD buat Instagram, sebagian lagi scroll TikTok sambil nunggu kelas dimulai.

Di pojok kafe kampus, tiga cewek paling stand out lagi duduk bareng. Syifa, Afifah, dan Ilmia. Mereka kayak model yang nyasar ke dunia akademik.

Syifa lagi scroll feed IG, terus nyengir. “Gue nggak ngerti kenapa semua cewek heboh sama cowok itu. Padahal sebentar lagi dia punya gue.”

Afifah ketawa pelan. “Lo percaya diri banget, Syif. Dari kemarin juga dia nggak ngelirik lo.”

Ilmia masukin sedotan ke kopi, sambil angkat alis. “Mungkin dia punya pacar?”

Syifa mendengus. “Pacar? Please deh. Gue nggak liat satu pun cewek di sekitar dia yang selevel sama dia. Kecuali gue...dan gue yakin kalau gue deketin dia terus dia bakal jatuh cinta sama gue.” Dia menatap Zayn di depan sana dengan tatapan obsesi kepada Zayn.

Sementara Amira lagi duduk di bangku taman kecil, buka buku catatan. Jilbab syar’i biru muda membungkus tubuhnya. Aura kalemnya mencolok di tengah lautan crop top dan ripped jeans.

ZAYN POV

Gue jalan masuk ke kelas. Beberapa mata otomatis ngikutin. Gue nggak peduli. Gue cuma cari bangku kosong deket jendela.

Sambil buka buku, gue lirik sebentar. Amira udah masuk duluan. Duduk dua baris depan, deket kelompok cewek berjilbab. Dia nggak nengok ke gue. Dan gue ngerti kenapa. Kita janji jaga jarak.

Tapi… sulit buat gue nggak perhatiin dia. Gimana nggak? Di ruangan yang penuh sama make up dan parfum mewah, dia kelihatan kayak… ayat yang turun buat nenangin hati gue.

Tiba-tiba suara cempreng nyelip di telinga gue.

“Zayn, lo sendirian?”

Gue angkat kepala. Syifa. Senyumnya manis atau lebih tepatnya, manis yang maksa.

“Enggak,” jawab gue pendek.

Dia tanya pelan, terus duduk di kursi sebelah tanpa gue izin. “Lo masih belum kenal gue? Padahal kita sekelas loh.”

Gue tatap dia sebentar, datar. “Oh.” Terus balik lagi ke buku.

Tapi cewek ini nggak nyerah. Dia sandarin dagu ke tangan, tatapan matanya kayak pengen nembus muka gue. “Lo nggak punya pacar, kan?”

Gue diem. Rahang gue kaku. Kalau gue jawab, rahasia kebongkar. Kalau gue nggak jawab, dia bakal makin nempel.

“Gue nggak main begituan,” gue jawab akhirnya.

Syifa senyum makin lebar. “Oh ya? Pantesan gue nggak pernah lihat lo bareng cewek pas berangkat. Mungkin jodoh lo belum ketemu ya? Ah..atau mungkin jodoh lo itu gue?." ucapnya dengan percaya diri dan memgedipkan sebelah matanya.

Gue cuma natap tajam dia dan kembali baca buku pelajaran.

"Santai aja dong, gue juga nggak akan ngajak lo pacaran buru-buru kok. Pelan-pelan aja sampai lo siap.” ucapnya dengan nada di lembut-lembutkan.

Gue tarik napas dalam. Dalam hati gue bilang,

'Ya Allah… tolong buat gue sabar ngehadapin anomali ini. Jangan sampai gue kepancing emosi dan bikin Amira kecewa.'

AMIRA POV

Aku lihat semua dari jauh. Dari baris depan ini, aku bisa lihat Syifa duduk di sebelah Zayn. Mereka ngobrol. Atau tepatnya… Syifa yang terus ngomong.

Aku tunduk lagi ke buku. Gak boleh marah. Gak boleh baper.

Aku ingat kata Umi: Kalau kamu mau jaga rumahmu, jangan habiskan tenagamu buat marah. Habiskan buat doa.

Tapi jujur… ini nggak gampang.

Aku tulis satu kalimat kecil di ujung buku:

'Ya Allah, kuatkan hatiku untuk tidak iri, tidak marah, dan tetap percaya.'

AUTHOR POV – SIANG HARI

Jam makan siang. Zayn keluar dari kelas duluan, niat mau langsung ke parkiran. Tapi langkahnya keburu kehalang. Syifa lagi-lagi. Dia berdiri di depan tangga, senyum penuh percaya diri.

“Lo nggak makan? Bareng gue aja, yuk.”

Zayn geleng cepat. “Nggak lapar.”

Syifa mendekat. Bau parfumnya nyerang. “Ayolah. Masa lo nggak punya temen di sini? Lo gak mau punya temen apa?.”

Gue mundur setengah langkah. Dan sebelum gue sempet ngomong lagi, suara pelan tapi tegas nyelip di antara kita.

“Syifa… dosen manggil kamu ke ruang administrasi.”

Syifa nengok. Amira berdiri nggak jauh, bawa map pink. Matanya kalem, tapi nadanya bikin suasana aneh.

Syifa senyum miring. “Oh… Oke makasih infonya.” Dia pergi. Tapi sebelum jalan, dia sempet bisik pelan ke kuping gue:

“Awas lo jangan deket-deket sama Zayn dia pacar gue.”

Amira nggak nyamperin gue. Dia langsung balik badan, jalan cepat ke arah koridor lain. Gue pengen nyusul. Tapi… kita lagi di kampus. Gue harus nahan diri.

SYIFA POV

Gue keluar dari koridor sambil benerin rambut. Senyum? Masih nempel, dong. Gue bukan tipe yang mundur cuma gara-gara Zayn cuek dan dingin ke gue,justru itu malah buat gue tertantang untuk dapatin dia. Mungkin gue terkesan maksa, tapi...itu udah di ajarin sama orangtua gue 'Kalau kamu mau dapatin sesuatu harus cari cara dan kamu harus dapat.' Dan itu gue terapin sampai sekarang termasuk....Zayn. 'Gue bakal dapatin dia dengan cara apapun.' gumam gue dalam hati.

Untuk cewek tadi? Hmm... mungkin dia juga naksir sama Zayn. Wajar, sih soalnya Zayn itu tipe semua cewek pada umumnya. Tapi, kalau kita taruh di timbangan, siapa yang bakal menang? Jelas gue. Gue punya semua modal: wajah oke, style jalanan tapi classy, plus gue tau cara main cantik. Sedangkan cewek tadi...kayaknya cuma cewek lemah dan gak sekuat gue dalam hal apapun.

Sambil jalan ke kafe, gue buka HP, selfie, terus senyum miring.

“Zayn, lo belum punya siapa-siapa kan? Tenang... sebentar lagi lo punya gue.”

Terus gue ketik chat ke grup geng:

Syifa: Target locked.

AUTHOR POV – APARTEMEN MALAM HARI

Pintu apartemen kebuka. Zayn masuk duluan, taruh tas, terus rebahin badan di sofa. Amira masuk pelan, taruh jilbabnya di hanger. Mereka nggak ngomong dulu. Sunyi. Sampai akhirnya Zayn buka suara.

“Tadi… gue nggak ngeladenin dia.”

Amira diam sebentar. Lalu senyum tipis. “Aku percaya sama kamu, Zayn.”

Kalimat sederhana itu… bikin dada Zayn hangat. Dia bangun, jalan pelan ke arah Amira, terus genggam tangannya erat.

“Kalau ada yang bikin kamu nggak nyaman… bilang. Gue nggak akan diem.”

Amira angguk pelan. “Aku nggak takut orang lain, Zayn. Aku cuma takut kalau kamu berubah.”

Zayn angkat dagu Amira, tatap matanya dalam. “Gue nggak nikahin lo buat main-main, Mir.”

Hening sebentar. Sampai suara notifikasi HP mecahin suasana lagi. Zayn ambil HP dari meja. Nomor misterius itu muncul lagi.

Satu kalimat:

“Tunggu kejutan kalian besok.”

Zayn ngerasain darahnya mendidih. Dan kali ini… dia tau, Brightzone nggak cuma main ancaman. Mereka lagi siapin langkah berikutnya.

 

To Be Continued..🫶✨️

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!