NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Mafia

Tawanan Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:14.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ranty Yoona

Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.

Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.

"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -

"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -

Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak berarti apa-apa untukmu?

Satu hari berjalan seperti biasanya. Sekujur tubuh Angela yang terasa sakit itu sudah lebih baik. Saat ini dirinya tengah sarapan di meja makan bersama Jessie. Wanita itu tentu saja masih berada di mansion, dan tidak diizinkan pergi dari mansion oleh sang kakak.

Jessie memang tidak memiliki pilihan lain. Tapi setidaknya ia juga senang karena hubungannya dengan Zayn menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Sebelumnya Zayn terlalu tidak peduli padanya dan hanya peduli akan dirinya saja dan semua hal yang berkaitan dengan Red Dragon, organisasi bawah tanah yang dibentuk oleh Daddy.

Wanita itu tidak pernah mempersalahkan Zayn yang menggantikan Sang Daddy, bahkan ia pun mengetahui jika Zayn lah yang membunuh Daddy-nya untuk melindungi diri. Saat itu ia sempat marah dan membenci Zayn yang berbuat hal keji seperti itu. Namun Roy berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya padanya, sehingga rasa bencinya berubah menjadi rasa bersalah. Ia mengetahui jika Daddy-nya adalah seseorang yang terkenal kejam, bahkan ia sendiri sebagai putrinya sering kali mendapatkan perlukan yang buruk, memukul bahkan mencekik jika dirinya tidak patuh.

Frank, Daddy-nya memperlakukan dirinya dengan kakaknya Anthony begitu berbeda. Sehingga membuat jarak diantara mereka semakin merenggang. Anthony pun tidak peduli padanya, setiap hari pertengkaran kecil hingga besar terjadi, kedua kakaknya itu selalu meributkan siapa yang layak menjadi Ketua Red Dragon dikemudian hari.

"Kakak ipar, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Jessie saat menyuapkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. Ia sudah cukup menghabiskan beberapa menu makanan yang tersaji itu.

"Kenapa kau memanggilku kakak ipar?"

"Karena kau memang kakak ipar ku."

"Ah, ya benar." Angela mengangguk-anggukan kepala. "Katakan saja apa yang ingin kau tanyakan," lanjutnya kemudian, mulutnya terisi penuh dengan makanan.

"Hm...." Jessie sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya ia memberanikan untuk bertanya. "Apa kau bahagia menikah dengan kakak ku?"

"Uhuk.. uhuk..." Makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya tercekat di kerongkongan. Dengan susah payah ia menelan dan minum air mineral untuk membuat makanan itu melewati kerongkongannya.

Melihat hal itu, Jessie merasa bersalah akan pertanyaan bodohnya. Dengan sigap mengusap punggung kakak iparnya. "Maaf membuat Kakak ipar terkejut."

Angela meletakkan gelasnya kembali ke atas meja. "Tidak apa-apa, tadi aku terburu-buru makannya. Kenapa kau bertanya seperti itu?" Pasti ada yang diketahui oleh Jessie, sehingga wanita itu melayangkan pertanyaan yang cukup aneh.

"Hm, Kakak ipar tidak perlu menutupinya dariku, karena Kak Roy sudah menceritakannya padaku." Jessie menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Hm, sebenarnya aku yang memaksanya untuk cerita, hehe."

Saat Zayn menemui Angela ke kamarnya, Jessie memang banyak bertanya. Sebenarnya Roy tidak begitu saja memberitahunya, namun Jessie memiliki seribu akal sehingga dengan sengaja memancing Roy. Roy hanya menceritakan sebagian saja, selebihnya pria itu tetap bungkam. Roy hanya mengatakan padanya, jika ia harus mendukung Zayn apapun yang terjadi.

Angela terdiam sejenak. Selama menikah dengan Zayn, ia selalu diperlakukan dengan sangat baik. Dan ia merasa nyaman dan takut diwaktu yang bersamaan jika berada di dekat Zayn. Nyaman karena Zayn sedikit demi sedikit mulai menghargai dirinya, takut karena jika Zayn menyerangnya begitu saja dan setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, ia akan ditinggalkan begitu saja. Apa itu bisa dikatakan bahwa dirinya bahagia dan mencintai suaminya itu?

Setelah terdiam cukup lama, ia menatap Jessie yang sejak tadi menunggunya untuk segera menjawab. "Hm, bisa dikatakan dia adalah pria yang baik, karena selama ini tidak melakukan hal yang buruk padaku." Untuk sementara hanya itu yang bisa ia sampaikan kepada Jessie.

Jawaban Angela membuat Jessie kecewa, karena bukan itu yang ingin ia dengar. "Jadi apa kakak ipar bahagia atau tidak?" tanyanya kembali. Ia akan terus mengulangi pertanyaannya jika Angela masih belum menjawabnya juga.

Angela hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya. "Baiklah, aku anggap itu adalah jawaban Kakak ipar. Semoga pernikahan kalian selalu bahagia. Kak Angel harus bersabar menghadapinya, dia memang sangat menyebalkan dan sedikit gila tapi sebenarnya dia baik."

"Siapa yang kau sebut sedikit gila?" Perhatian mereka teralihkan mendengar suara yang tidak asing. Zayn tiba-tiba sudah berdiri di dekat meja makan.

"Sejak kapan dia berada disana? Apa dia mendengar percakapan kami?"

Angela menatap Zayn yang langsung mendaratkan tubuhnya di kursi tanpa melihat ke arahnya. Tak lama di susul oleh Roy yang jg duduk tepat di samping Zayn.

"Apa aku sudah merasa lebih baik, kak?" tanya Jessie. Mengingat insiden ranjang roboh kemarin membuatnya ingin menertawakan kakaknya itu.

"Aku tidak selemah itu, Jess," cetus Zayn kesal. Mengingat insiden ranjang sialan itu membuat mood-nya kembali memburuk.

"Benarkah? Bukankah Kak Zayn mengeluh jika sakit pinggang?" Jessie bertanya dengan polosnya.

Mendengar hal itu membuat Angela tertawa cekikikan. Tawa itu pun menular kepada Jessie dan kedua wanita itu tertawa. Namun tatapan tajam kepada mereka menghentikan tawa bahagia mereka.

Sementara Roy sekuat tenaga menahan tawanya sehingga sudut bibirnya hanya terlihat membetuk sebuah lengkungan.

"Kalian bisa tertawa sepuasnya dan setelah itu aku akan membungkam mulut kalian selamanya." Alih-alih takut dengan gertakan Zayn, Angela dan Jessie melirik satu sama lain dengan menahan tawa mereka.

"Kenapa Kak Zayn sensitif sekali seperti wanita yang sedang datang bulan," gerutu Jessie pelan namun dapat di dengar oleh Zayn.

"Jessie!" Kedua mata Zayn memperingatkan Jessie agar tidak berbicara lagi.

Karena suasana yang tiba-tiba mencekam, mereka menghabiskan sarapannya dengan diam. Sedangkan Jessie mencuri percakapan kecil dengan Angela. Zayn menatap kedua wanita itu tanpa ingin menegurnya, kedekatan mereka entah mengapa membuatnya nyaman.

Dulu ia memang salah karena telah mengabaikan Jessie. Alih-alih menjaga dan melindunginya, dirinya malah ingin menjadi seseorang yang kuat dan berkuasa agar dapat mencari cinta pertamanya. Dan berhasil, berkat kerja kerasnya itu ia dapat menemukan cinta pertamanya, walaupun pahit harus dirasakan karena cinta pertamanya telah bahagia dengan kehidupannya itu.

Zayn mendesah pelan. Ah sudahlah. Ini memang yang terbaik.

Tak bisa dipungkiri, sosok Angela perlahan mulai memasuki pintu hatinya. Meskipun ia masih belum sepenuhnya menyadari perasaannya sendiri.

***

Zayn dan Angela terlihat berdiri di depan pelataran mansion. Mereka mengantarkan kepergian Jessie. Jessie tidak ingin terlalu lama berada di mansion Zayn, walaupun ia sendiri ingin tinggal lebih lama karena ia sangat menyukai kakak iparnya itu. Ia akan kembali ke penthouse yang diberikan oleh Lukas, setidaknya ia ingin menyelesaikan persiapan pertunangannya dengan Lukas.

"Kabari aku jika sudah sampai." Angela melambaikan tangannya pada Jessie. Jessie pun melakukan hal yang sama.

"Siap kakak ipar." Menutup kembali kaca jendela mobil sebelum kemudian supir yang disiapkan oleh Zayn untuk mengantarkan adiknya itu berlalu meninggalkan mansion.

"Sebegitunya kau tidak ingin dia pergi." Suara Zayn penuh ledekan itu membuyarkan tatapan Angela yang terus tertuju pada mobil yang ditumpangi Jessie.

Angela memutar bola matanya malas. "Setidaknya dengan adanya Jessie, aku tidak kesepian. Aku bisa berbagi cerita dengannya."

"Kau bisa berbagi cerita dengan Molly."

Bukanya menerima baik saran dari Zayn, Angela mendesis kesal. "Kau tidak akan mengerti." Angela berlalu masuk ke dalam mansion meninggalkan Zayn begitu saja.

"Wanita ini dikasih hati selalu minta jantung!" Zayn menggerutu kesal.

Langkah Zayn menyusul Angela dan terlihat mengekori wanita itu. "Kenapa kau mengikuti ku. Aku ingin berganti pakaian dan berangkat ke perusahaan."

"Siapa bilang aku mengizinkan keluar dari mansion ku!" cetus Zayn dengan tatapan mengintimidasi. Ia bisa melihat perubahan wajah Angela yang tertekuk dia kali lipat.

"Kenapa begitu? Bukankah kita sepakat jika kau akan membiarkan ku bekerja?" Angela maju satu langkah. Ia merasa kesal karena Zayn tiba-tiba berkata seperti itu.

Satu minggu yang lalu, karena perusahaan memerlukan kehadiran Angela, sehingga Zayn yang tidak ingin uangnya yang sudah ia investasikan terbuang dengan percuma pun mengizinkannya untuk kembali bekerja, tetapi kenapa saat ini ia berubah pikiran. Pria itu seperti pria remaja saja yang mudah labil dengan keputusannya.

"Benar, dan aku bisa saja menariknya kembali," ucap Zayn dengan santai. Seringai kecil tersemat di sudut bibirnya.

Angela berdecak tak percaya. "Kalau kau pria sejati seharusnya kau tidak pernah menarik perkataan mu sendiri!"

"Atas dasar apa kau menghakimi ku pria sejati atau bukan!" desis Zayn menjadi kesal dengan ucapan Angela.

"Memangnya kenapa? Kau memang bukan pria sejati, mana ada pria sejati menelan air liurnya sendiri."

"Wanita... kau..." Zayn mengeram kesal, kedua tangannya mengepal tanpa sadar.

Mati kau Angela, kenapa memancing serigala yang sedang tenang. Lihatlah, dia akan meledak dan akan mengurungku lagi.

"Baiklah, aku minta maaf. Aku salah, tidak seharusnya aku membantah mu. Kau pria sejati yang pernah aku temui." Biarlah dirinya mengucapkan kata-kata yang manis untuk membuat Zayn tidak marah padanya.

Wajah Zayn yang sempat mengeras itu perlahan melunak. Ia menyunggingkan senyum licik, ia tau bahwa Angela hanya berpura-pura mengatakan hal itu agar dirinya tidak mengurungnya.

Zayn melangkah satu langkah, namun Angela mundur satu langkah dan Zayn kembali maju satu langkah lagi. Saat Angela hendak mundur kembali, tangan Zayn merengkuhnya dan berbisik. "Apa kau tau apa yang dimaksud pria sejati itu. Jika kau ingin tau aku bisa menunjukkannya."

Tubuh Angela merinding ngeri. Ia tidak paham dan berpikir keras, pria sejati bagaimana yang dimaksud oleh Zayn. Namun wajahnya menjadi panik setelah berhasil mencerna ucapan Zayn. "Tidak perlu! Aku sudah tau, kau tidak perlu menunjukkannya padaku." Angela mendorong tubuh Zayn sekuat tenaga.

Melihat wajah Angela yang mulai panik dan begitu waspada, tawa Zayn pecah. Ia hanya ingin menggoda wanita itu tanpa bermaksud lain. Walaupun pikiran liarnya sempat bergerilya di otaknya, namun sebisa mungkin ia menahannya.

"Kau pikir aku akan melakukan apa?" Zayn melepaskan tangan yang melingkar di pinggul Angela.

"Sudahlah. Aku mengizinkan mu ke perusahaan. Jangan buat aku kecewa dengan mendengar berita buruk tentang hancurnya perusahaan mu itu."

Meskipun terselip kata yang tajam dari mulut Zayn. Namun Angela menangkapnya sebagai tanda kekhawatiran.

Zayn berlalu menuju kamarnya. Berpapasan dengan Roy tak membuat langkah pria itu terhenti.

"Kau mau kemana Zayn? Kita harus ke markas sekarang," ucap Roy dengan nada meninggi. Tidak mungkin kan, Zayn tidak melihat dirinya. Ia bukan liliput yang seperti tidak tampak terlihat.

"Ya, aku tau." Ucapan Roy bagaikan angin lalu saja di pendengaran Zayn.

"Kalau kau tau kenapa kau malah ke kamar?" Kening Roy mengernyit heran. Bukankah mereka harus berangkat ke markas saat ini juga seperti perintahnya beberapa menit yang lalu.

"Aku ingin mandi air es!" Zayn melesat masuk begitu saja ke dalam kamarnya.

Sementara kebingungan memenuhi isi kepala Roy. Untuk apa Zayn mandi air es? Merasa tidak dapat mengartikan ucapan Zayn, Roy berlalu menuju pelataran mansion lebih dulu.

***

Angela baru saja kembali ke perusahaannya setelah beberapa jam yang lalu menghadiri tender besar. Ya, perusahaannya mengikuti tender di perusahaan besar, itulah alasan Zayn akhirnya membiarkan Angela kembali mengurus perusahaan, mengingat seberapa keras wanita itu menjalankan perusahaanya, ia tidak ingin menyia-nyiakan usaha wanita itu.

Tentunya berkat kemampuan orang-orang kepercayaan di perusahaannya sehingga mereka dapat memenangkan tender besar. Angela menyunggingkan senyum kepuasan, akhirnya perusahaannya akan dapat berjaya kembali. Ia harus lebih semangat lagi menjalankan perusahaan dan memanfaatkan kesempatan itu selagi otak Zayn tidak konslet.

Angela selalu beranggapan jika otak Zayn bermasalah, sehingga pria itu dapat berubah kapanpun.

Tasya masuk ke dalam ruangannya setelah mengetuk pintu dua kali namun tidak ada sahutan dari dalam.

"Kau terlalu fokus bekerja sampai tidak menyadari jika waktu sudah sore."

Angela mendongakkan wajah saat mendengar suara Tasya. Keningnya berkerut dalam, ia melihat jam tangan melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata sudah 4 jam ia berkencan dengan dokumen-dokumen di hadapannya itu.

"Kalau kau tidak mengingatkan ku, mungkin aku akan disini sampai pagi," tutur Angela terkekeh.

"Oh tidak, maka suamimu yang menyeramkan itu akan mengacaukan perusahaan," ejek Tasya dengan wajah yang berpura-pura terlihat ketakutan.

"Kau benar, dan dia akan mengurung ku kembali." Angela bergegas membereskan dokumen-dokumen yang berserakan itu.

"Kalau begitu cepatlah pulang. Aku tidak bisa membayangkan, dia akan menyambut mu pulang dengan menunjukkan gigi taringnya itu." Tawa Angela dan Tasya pecah begitu saja. Mereka begitu senang mencibir sikap Zayn.

Tasya masih memperhatikan Angela yang sibuk merapihkan semua dokumen-dokumen dan beralih pada barang-barangnya seperti ponsel dan dompet, "Sudahlah, kau pulang saja. Biar semua ini aku yang bereskan."

"Baiklah, terima kasih," seru Angela. Ia memeriksa isi tasnya, memastikan bahwa ponsel serta dompetnya sudah ia masukkan ke dalam tas.

"Aku pulang dulu." Angela menepuk pundak Tasya, berpamitan pada temannya itu.

"Ya, berhati-hatilah." Tasya melihat Angela yang sudah menghilang di balik pintu.

"Paman, bisakah kita sampai mansion dalam waktu 30 menit?" ucap Angela saat tubuhnya berhasil masuk ke dalam mobil. Raut wajahnya semakin gelisah saat melihat jarum jam berjalan begitu cepat.

"Baik Nona." Paman supir tetap fokus pada kemudinya.

Angela yang duduk gelisah, tubuhnya terhempas ke depan dan terbentur kursi depan saat Paman Supir menginjak pedal rem secara mendadak. "Ada apa Paman?" tanyanya.

"Maaf Nona, apa Nona baik-baik saja?" tanya Paman Supir itu menoleh dan menjadi panik. "Ada mobil yang tiba-tiba berhenti di depan mobil kita, Nona," lanjutnya.

"Mobil?" Angela bergumam heran.

Tok

Tok

Kaca mobil yang diketuk dua kali itu membuat Angela menoleh. Sontak ia pun keluar dari mobil. "Sam?" ucapnya terkejut.

Kenapa tiba-tiba Sam menghentikan mobilku?

"Ada apa Sam? Kenapa kau berhenti di depan mobil ku?"

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu. Ikutlah denganku!" Tanpa persetujuan dari Angela, Samuel menarik tangan Angela, menarik tanpa bermaksud menyakiti wanita itu.

Kekuatan Samuel yang lebih besar itu tak mampu menahan pertahanan Angela, tubuh wanita itu seperti tidak bertenaga saat berhadapan dengan kekuatan Sam. Sam tidak memiliki postur tubuh yang besar seperti Zayn namun cengkramannya itu cukup kuat seperti Zayn. Ah, kenapa ia jadi membandingkan Samuel dengan Zayn.

"Tunggu, Sam. Kau tidak bisa seperti ini. Aku sudah menikah, bagaimana kalau suamiku tau aku naik ke mobilmu?" protes Angela. Ia menarik tangannya dari genggaman Samuel.

"Aku hanya ingin berbicara sebentar dengan mu, Angel. Aku sudah menunggu di depan gedung kantormu selama tiga jam. Aku tidak ingin kesempatan ini hilang begitu saja. Dan mengingat kau akan pulang bertemu dengan suami mu itu membuatku hampir menjadi gila!" Samuel nyaris saja berteriak pada Angela jika ia tidak bisa menahan amarahnya.

Angela dibuat bingung, itu adalah kali pertama dirinya melihat Samuel yang terlihat sangat kacau. "Sam, aku...."

"Kau tau, Angel. Sejak aku mendengar pernikahan mu, aku tidak pernah ingin mengakui itu." Ucapan Angela terputus karena Samuel menyela lebih dulu.

"Aku selalu melihatmu diam-diam, menunggumu di depan gedung kantormu. Karena aku tau, kau dijaga dua bodyguard dan aku tidak ingin bertindak gegabah. Dan tadi aku sudah mengecoh mereka, karena itu aku bisa berbicara dengan mu seperti ini."

Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Angela untuk membalas perkataan Samuel, ia terbungkam dan hanya menundukkan pandangannya. Saat ini ia tidak tau apa yang harus ia katakan pada Samuel. Pria itu tidak bersalah sama sekali. Salahnya, hanya karena memiliki cinta yang begitu besar padanya.

Melihat Angela yang tidak merespon perkataannya. Samuel menangkupkan kedua pipi Angela, mengarahkan pandangan wanita itu kepadanya.

"Angel, apa benar-benar tidak ada kesempatan untuk ku bersamamu? Apa selama ini kedekatan kita tidak berarti apa-apa untukmu?" Samuel berucap dengan lirih. Ia menatap dalam wajah wanita dihadapannya yang selama ini selalu ia rindukan.

Angela memberanikan diri menatap manik mata Samuel. Penuh kehangatan dan penuh cinta di dalamnya. "Aku...."

"Lepaskan tanganmu darinya!"

Seseorang yang baru saja datang itu menatap mereka dengan murka.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

Happy Reading 💕 Jangan lupa dukungannya.. Like dan vote. Terima kasih banyak 🤗

1
Fareza Gmail.Com
tasya ya
Fareza Gmail.Com
vin pasti nih
soraa
ada yang tau novel tentang gadis yang disiksa gara gara dikira melukai kakak si cowo ga sih
Muryati Yati
zayn terlalu tampan ❤️❤️❤️❤️❤️
Liya Fatih
babang nill cakep tapi sayang... tapi nggak tau ah author nya..
jen
visualnya cakep"... sukaaaa.... cocok menurutku sm karakter nya
jen
curang bgt Zayn.... semoga ada Angel yg ninggalin Zayn hehehee

terlalu menang sendiri.
jen
tp kok mudah bgt sih Angel, luluh gtu aj sm Zayn yg dah jahat dulu awal"
jen
lebih suka angel yaa timbang Elle
jen
brarti Xavier lebih keren dr Zayn ya Thor?
/Sob//Sob/


Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
kawai🍎🍎🍎🍇🍇🍇
Luar biasa
jen
Angel knp gag dr awal aja sm Sam . tampan, baik, tajir, perhatian, orang berada atau orang penting pula... hidup damai sejahtera
jen
kenapa gag sm Sam aja sih Angel. dia lebih baik dan gag neko". ga serem dunianyaa
jen
menurut ku malah keren Zayn timbang Xavier. cantiknya Angel timbang Elle. hehhehee
keliatan dr visual nya jg.

tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
jen
Xavier atau Zayn
Muryati Yati: suka dua duanya
total 1 replies
jen
zayn dan vier gantengan siapa yaaa
jen
knp aku suka Angel ketimbang Elle
jen
knp harus membuatnya jatuh cinta. biarkan sj dia yg akan mengejar mu.

lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
jen
apa segitu cantik dan spesial nya Elle ya... sampai banyak laki" hebat memperebutkan dia...
masa kalah sih pesona Angel
jen
vier itu jahat ga sm Zayn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!