NovelToon NovelToon
A Night With Mr. Ex-Husband

A Night With Mr. Ex-Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Selingkuh
Popularitas:158.4k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Eleanor tak pernah membayangkan akan bertemu Nicholas lagi, mantan suami yang bercerai darinya tujuh belas tahun silam. Semua berawal dari pesta rekan kerja yang ia datangi demi menemani sahabat kecilnya, William. Malam yang mestinya biasa berubah kacau saat tatapannya bertemu dengan Nicholas, lelaki yang dulu pernah ia cintai habis-habisan sekaligus orang yang paling ia hindari saat ini. Pagi hari setelah pesta, Eleanor menemukan dirinya terbangun tanpa pakaian di samping Nicholas. Pertemuan malam itu membawa hubungan baru dalam hidup keduanya. Apalagi setelah Nicholas dikejutkan dengan keberadaan remaja berusia enam belas tahun di rumah Eleanor.
Bagaimana takdir akan membawa hubungan mantan suami istri itu kembali? Atau justru Eleanor akan menemukan cinta yang baru dari seorang berondong yang sudah lama mengejar cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Happy Sweet Seventeen

Langit mulai merona oranye keemasan ketika Eleanor akhirnya sampai di rumah. Ia memutar kunci lalu membuka pintu pelan. Dan sebelum sempat melepas sepatu, suara langkah berat terdengar dari dalam rumah.

“How are you, Mum?”

Eleanor mendongak dan wajahnya berubah seketika. Seketika matanya berbinar, senyum merekah terbit di bibirnya. Seorang remaja tinggi bertubuh tegap dengan bahu yang sudah lebih lebar darinya dan rambut hitam yang sedikit berantakan menyambutnya di ruang tamu.

“Elio…” suaranya keluar sebagai bisikan lega.

Ia segera berlari kecil ke arah putranya dan meraih tubuhnya dalam pelukan erat. Elio membalas pelukan itu tanpa ragu, bahkan sedikit mengangkat tubuh ibunya karena perbedaan tinggi badan mereka. Eleanor memejamkan mata, merasakan hangatnya, seolah semua luka di dadanya mendadak mereda.

“All good, darling. I missed you so much,” katanya sambil mencium pipi Elio dengan gemetar halus.

Elio terkekeh, mengecup pipi Eleanor. “I missed you too, Mum.”

Mereka berdua berdiri cukup lama di pintu, hanya saling memeluk lama menyalurkan kehangatan dan kerinduan setelah berpisah dalam waktu cukup lama. Baru setelah itu Elio menarik ibunya masuk. “Aku lapar sekali, Mum. Kau bisa masak sesuatu untukku, kan?”

Eleanor tertawa kecil, rasa letihnya sirna begitu saja. “Tentu saja. Apa pun untukmu, Boy.”

Ia menyalakan kompor dan mulai menyiapkan masakan kesukaannya. Aroma tumisan menyebar cepat, memenuhi rumah dengan wangi yang familiar. Elio duduk di kursi, mengamatinya sambil bercanda.

Saat mereka duduk di meja makan, Eleanor menatapnya penuh sayang. “So… how was the camping?” tanyanya lembut.

Elio meneguk air dulu sebelum menjawab dengan mata berbinar. “It was great! Kami naik ke bukit, tidur di tenda, bahkan sempat berenang di danau. Aku punya banyak cerita untukmu, Mum.”

Eleanor mendengarkan dengan serius, setiap kata Elio adalah musik yang menenangkan hatinya. Ia menyuap makanannya perlahan, sementara senyum tak pernah lepas dari wajahnya.

Untuk pertama kalinya sejak dua minggu yang lalu, rumah ini terasa penuh, hidup dan hangat. Lain kali ia akan berpikir seribu kali untuk membiarkan putranya pergi selama ini.

Malam semakin larut, namun rumah kecil itu masih hangat dengan obrolan ringan. Setelah makan malam, Elio dengan sigap membantu ibunya membereskan meja. Ia mengangkat piring ke wastafel, menggulung lengan bajunya lalu mulai mencuci tanpa diminta.

Eleanor berdiri di sampingnya, mengeringkan piring dengan kain. Pandangannya lembut, penuh rasa bangga setiap kali melihat anak laki-laki itu bergerak cekatan.

“Lihat, bahkan aku lebih cepat daripada dishwasher,” kata Elio sambil menyeringai.

Eleanor menggeleng sambil tertawa kecil. “Dasar sombong! Kalau kau tidak hati-hati, aku akan menyuruhmu mencuci piring setiap malam.”

Elio menoleh sekilas, senyumnya nakal. “Aku tidak keberatan, asal kau tetap memasak. Kau tahu masakanmu terbaik, Mum.”

Ia menepuk bahunya pelan. “Manis sekali… Sudah berapa wanita yang menerima kata-kata manismu ini, hmm?

Elio terkekeh pelan, “No, hanya kau… sejauh ini.”

Beberapa menit kemudian, mereka selesai. Elio mengeringkan tangannya dengan handuk, lalu tiba-tiba menatap ibunya dengan ekspresi menggoda.

“Oh ya, Mum…” suaranya dibuat seolah santai. “My teacher said hi to you.”

Eleanor mengangkat alis, meliriknya dengan tajam. “Nonsense. Eat your dessert.”

Elio tertawa keras, bersandar ke meja. “Aku serius, Mum. Dia bilang kau… well, very elegant. Dan dia ingin…”

Eleanor menutup telinga. “Cukup, kau ini terlalu suka menggoda ibumu.”

Elio mendekat, menunduk sedikit karena tingginya kini melampaui Eleanor, lalu berbisik dengan nada jahil, “Admit it, Mum. Kau masih punya banyak secret admirers.”

Eleanor hanya menepuk dadanya pelan, lalu berjalan pergi sambil membawa piring kue. “Kau terlalu banyak bicara untuk anak enam belas tahun.”

"Tapi aku serius, Mum. Kau bisa coba berkencan dengannya, aku tidak masalah dengan itu."

Eleanor melotot tajam.

Elio tertawa, lalu akhirnya menyerah. “Oke, oke. Goodnight, Mum.”

Ia masuk ke kamarnya, sementara Eleanor masih berdiri di balkon memandangi langit malam. Angin dingin menyapu wajahnya tapi hatinya hangat. Akhirnya ia bisa tersenyum tulus. Kehadiran Elio menutup luka-luka yang belum sembuh.

Dan malam itu, Eleanor tidur dengan damai tanpa mimpi buruk.

Sinar matahari pagi menyinari langkah Elio saat melangkah mengambil selang air di sudut halaman. Ia masih mengenakan kaus oblong kusut, rambut berantakan dan wajah yang masih setengah mengantuk. Elio hendak menyiram tanaman milik Eleanor. Ini sudah jadi kebiasaannya saat bangun tidur sejak kecil, dari kebiasaan hingga jadi rutinitas wajib.

Namun langkahnya terhenti ketika sebuah motor besar berkilau hitam dengan detail krom yang masih segar terparkir di depan rumah. Elio mengucek matanya memastikan ini bukan mimpi. Motor yang selama ini hanya bisa ia lihat dari layar laptop, dari poster yang ia tempel di dinding kamar kini ada dihadapannya seperti mimpi.

“Mum…” suaranya bergetar tak percaya. Selang air jatuh begitu saja dari tangannya.

Eleanor keluar dari rumah masih mengenakan piama dengan senyum hangat yang membuat pagi itu terasa lebih terang dari matahari. Ia menatap wajah anaknya yang masih bengong, lalu tertawa kecil.

“Kau suka?” tanyanya pelan.

Elio menoleh cepat, suaranya nyaris teriak. “Apa ini… untukku?!”

Eleanor mengangguk, matanya berair menahan emosi. Ia melangkah mendekat, lalu memeluk tubuh putranya yang kini sudah jauh lebih tinggi darinya. “Happy sweet seventeen, Boy.” Suaranya lembut dan penuh cinta.

Tangan kekar Elio melingkar erat pada ibunya. “Mum… ini gila. Aku… tidak tahu harus berbicara apa.”

Eleanor tersenyum di dadanya sambil berbisik, “Kau bahagia dan itu sudah cukup. Kau adalah kebahagiaan paling besar dalam hidupku.”

Elio mengangkat kepalanya, menatap wajah ibunya dengan mata berbinar lalu kembali menatap motor itu masih tak percaya. “Ini motor impianku.” Kemudian ia tersadar, lalu menoleh pada Eleanor dengan penuh kekhawatiran. “Harganya sangat mahal, Mum.”

Eleanor tersenyum. “Aku menabung sedikit demi sedikit sejak tahun lalu. Jangan tanya caranya, yang penting hari ini kau bisa tersenyum selebar itu.”

Elio tertawa kecil, kemudian mengusap matanya sendiri berusaha menutupi emosi yang tak biasa ia tunjukkan. Eleanor lalu menepuk dadanya dengan lembut, suaranya berubah sedikit tegas, “Tapi ingat satu hal. Kau baru boleh mengendarainya setelah surat izinmu keluar. Tidak ada tawar-menawar soal itu.”

Elio mengangguk cepat, lalu sekali lagi menarik ibunya dalam pelukan kuat. “Terima kasih, Mum. Aku janji aku akan membuatmu bangga. Motor ini… aku akan jaga seperti aku menjaga diriku sendiri.”

Eleanor hanya tersenyum lembut lalu membelai rambut anak laki-lakinya yang kini sudah hampir menjadi pria dewasa. Hatinya menghangat, semua kerja keras dan air matanya terbayar lunas hanya dengan satu hal: kebahagiaan Elio pagi ini.

1
dika edsel
hal terbesar yang dapat diberikan seorang ayah terhadap anak laki2nya adlh waktunya..,jd tolong ya elio hargai ayahmu selama msh ada, dimasa lalu dia memang salah tp tdk bisa dipungkiri dia adlh ayah yg luar biasa
Dilla Fadilla
gunakan kesempatan ini dgn baik nic😄
Titin Rosediana
sukaa... sukaa❤️❤️❤️
Linda Liddia
Semoga cepat bersatu kembali & saling memaaafkan menjalani kehidupan dgn penuh kebahagian..
Semoga ada elia selanjutnya..
Windi1 Diwin
😍
Grace Putri
aaaaaa semoga makin membaik, oh iya ini ceritanya nnti si vale bakalan dihukum stlh ele sehat yaa ?
Demar: Enggak, bs boncos kalo nonton di indo lagi🥲. Kasian tp mereka yang di Jkt. Banjir kan…
total 2 replies
Thee-na Tooth
pemilihan kata²nya selalu bisa buat pembaca ketagihan,,,
aku sudah membaca karyamu hampir semua,, dan memang karyamu selalu bikin candu,,,
semangat selalu Thor
selalu update terus ya
kalo bisa sehari 5 bab (nglunjak🤭✌️)
kalea rizuky
np di buat meninggal pdhl anak perempuan lo
Putusri Martini
ceritamya menarik 👍👍
Titin Rosediana
up LG kaaaa❤️❤️
Demar: Author sudah up, masih review NT ya😍
total 1 replies
Titin Rosediana
ayok nic berjuang untuk lea & elio ... 💪💪❤️❤️❤️
Elmi Varida
hi thor..ikut nyimak yaaa...😊
Ais
😭😭😭😭sakit banget rasanya kehilangan seseorang yg bahkan blm sempat dilihat elea didunia ini
MALIKHA SYAHRANI GAMING
cerita dr k author keren keren berasa nyata author pinter bngt
Dilla Fadilla
mantap nih cerita lanjuttt thor💪👍
Sri Kusrini
kamu keren Thor bisa buat aq menangis
buk epi
ku kirim bunga untuk makam elia thor,,,
Euis Maryam
lanjutkan 💪
Windi1 Diwin
terima kasih othor,sudah memberikan cerita semenarik ini😍
Titin Rosediana
zhao ming teh siapa si🙏🙏
Grace Putri: ada kak di awal" zhao ming itu pengacara yg ngurusi kematian axel dan keluarga chen, dia punya semua data" nya, tp dia ga jujur sama nich, coba baca" ulang kakkk
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!