Diceraikan di malam pertamanya sebagai pengantin, membuat Embun terdiam dengan seribu bahasa.
Perceraian itu membuat ibunya kembali menjodohkan Embun dengan seorang tuan muda kaya raya. Mengetahui gadis itu pernah menikah dan bercerai, "Apa yang akan kau tawarkan agar aku mau menikahi mu?" seru tuan muda dingin itu padanya.
Waktu pun berlalu, tiga tahun kemudian setelah perceraian dengan Agra, mereka bertemu untuk pertama kalinya, "Milka, lihatlah betapa menyedihkannya dia. Selama tiga tahun ini apakah dia tidak bisa hidup dengan benar?" ejek Agra pada Embun, mantan istrinya.
Dia baru saja melempar bara api kehadapan istri seorang tuan muda Rendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekarang Kau Mengerti
"Thalia, sejak tadi siang kau tidak makan apa pun... tolong jangan menyakiti dirimu sendiri, ayo makanlah dulu."
Thalia mengambil bantal lalu melemparkannya tepat mengenai wajah Embun, sehingga membuat piring yang ada ditangannya itu jatuh dan pecah.
Prang!
Sontak saja Embun pun terhentak kaget dibuatnya, serpihan piring itu mengenai ibu jari kaki dan membuatnya terluka.
"Aw!"
"Rasakan itu, pergi sana aku tidak akan luluh dengan kebaikan busuk mu itu... aku tahu kau hanya wanita miskin yang mau menikah dengan kakakku karena dia kaya, kan? Hentikan sikap sok baik mu itu!" teriak Thalia membuat Embun begitu histeris.
"Itu tidak benar, percayalah padaku Thalia..." air matanya mulai merembes membasahi pipi, tak kuasa mendengar semua tuduhannya dia pun meninggalkan Thalia, dan berlari menapaki anak tangga menuju kamar.
Sesampainya di depan pintu Embun mengusap kedua matanya agar tidak ketahuan jika dirinya tadi menangis.
Dia masuk ke dalam kamar ternyata Rendra tak ada di kamar, mungkin dia sedang berada di ruang kerjanya.
Embun duduk di tepi ranjang meskipun tanpa izin dari si pemiliknya, tetapi bukankah tadi siang mereka sudah berhubungan? Itu artinya dirinya kini sudah bisa menyentuh atau menikmati apa pun yang menjadi milik Rendra.
Dielusnya ibu jari kaki yang tadi terluka, "Sekarang kau mengerti mengapa aku melarang kalian untuk membujuk Thalia?!"
Eh?
Suara Rendra tiba-tiba saja mengejutkannya, Embun menoleh ke pintu kamar dan melihat pria itu sedang melangkah masuk.
"Apa pun yang ku katakan, jangan pernah membantahnya karena itu semua demi kebaikan diri kalian sendiri," Rendra naik keatas ranjang dan berbaring, memeluk guling dengan membelakangi istrinya, "Obati kaki mu, kotak P3K ada di atas nakas."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selesai mengobati luka di kaki Embun pun menyusul Rendra untuk tidur, tidur di ranjang yang sama.
Pria itu sepertinya sudah lelap di dalam tidurnya, bahkan tak sadar jika Embun kini sudah berbaring dibalik punggungnya.
Baru saja sepasang manik cokelat itu mau terpejam mendadak Embun terbelalak saat Rendra yang secara tak sadar memperlakukannya sebagai guling.
Ah, apa-apaan sih dia ini?
Dia gelagapan merasa sesak, tidur dengan keadaan seperti ini saja sudah seperti mimpi buruk untuknya. Ba- bagaimana ini? Aaaaaa......
Diwaktu yang sama dan di tempat yang berbeda, Alister masih disibukkan dengan pekerjaan kantor. Dia sedang lembur di Brilian Group, ruangan sekretaris.
Hei bahkan ini sudah jam sembilan malam loh, tubuhmu itu bukan robot dan membutuhkan waktu untuk istirahat.
Namun nyatanya ya seperti itulah Alister, selama tuan mudanya cuti menikah maka semua urusan kantor dia yang menanganinya.
Tumpukan dokumen yang perlu ia periksa sudah menggunung, semuanya harus selesai sebelum jam delapan pagi. Karena besok adalah hari pertama tuan muda Alvarendra Raymond masuk kerja setelah menikah.
"Cih, sialan! Sejak tadi mengapa semakin bertambah saja dokumen-dokumen ini? Kenapa juga harus ada yang namanya cuti menikah? Sungguh membuatku repot saja. Menyebalkan!"
Melihatnya seperti itu sungguh merupakan sebuah pemikiran yang konyol sekali, jika tidak ada cuti nikah lalu kapan akan berbulan madu? Wkwkwkk.
Atau, jangan-jangan jika suatu hari nanti kau menikah dan kau bahkan tak akan mau mengambil cuti menikah agar pekerjaanmu nantinya tidak terbengkalai dan menumpuk? Haha, ada-ada saja.
Bersemangat lah Alister, aku yakin saat cinta menyapa di hatimu, maka kau pun akan lupa siapa tuanmu.
wlpn sultan klu aku mah ogah punya suami spt Rendra nih.percuma aja baik" lembut" tapi kepala batu selip dikit salah pasti kena hukuman